2007
Di sebuah kantin sekolah menengah atas di Surabaya, duduklah tiga orang yang siang itu tengah menikmati makan siang mereka. Panas terik di kota tersebut memaksa mereka untuk membeli minuman dingin lebih banyak.
"Ajeng mana sih? Kok seharian nggak ada keliatan," ucap Kesha yang siang itu duduk di samping pacarnya, Levi.
"Lagi karantina OSN," jawab Rara pendek yang merupakan teman sekelas Ajeng dan menyesap es tehnya.
"Terus yang lain pada kemana? Kok sepi banget," tanya Kesha lagi. Warung ayam penyet itu sudah menjadi saksi bisu selama beberapa waktu terakhir terjalinnya persahabatan di antara remaja-remaja SMA itu.
"Dika lagi ngurusin acara eskul, Reza lagi ngerjain tugas fisika, Vero juga karantina OSN sama Ajeng, Yoga lagi izin hari ini ngisi acara di kantor gubernur, Gio masih ngerjain tugas ekonomi, Rafly lagi dispen urusan OSIS. Nah sisanya cewek-cewek IPA gue nggak tau," jawab Levi sambil mengunyah ayamnya.
"Gue dapat balasan surat lagi loh kemarin," kini Rara bersuara.
"Oh ya? Ryo bilang apa?" tanya Kesha penasaran dengan sahabat pena Rara satu itu.
"Dia bilang dia bentar lagi UN jadi dia gatau masih bisa sering kirim surat atau engga," jawab Rara dengan nada super datar.
Kesha menaikkan sebelah alisnya seraya berkata, "lo gapapa?"
Rara hanya menggeleng kemudian tertawa santai.
"Ih sepi banget sih!" ujar Kesha lagi. Biasanya jam segini meja panjang itu akan penuh dengan dirinya dan teman-temannya yang menyantap makan siang.
Sejurus kemudian setelah Kesha mengucapkannya Reza dengan gaya sok keren memasuki kantin sambil membawa kertas folio yang sudah terisi penuh dengan jawaban fisika.
Kesha memutar bola matanya karena muak melihat tingkah sok keren Reza siang itu. Levi hanya tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya itu.
"Halo sahabat-sahabat sejatiku!" ujar Reza. Suaranya yang nyaring menggema di kantin. Beberapa ibu-ibu yang berjualan tertawa melihat tingkah ceria Reza yang seperti tidak ada habisnya itu. Celana abu-abunya digulung sampai di bawah lutut mengekspos bulu kakinya. Tidak ada kaus kaki putih panjang seperti yang seharusnya.
"Woi! Habis kebanjiran lo?" ujar Rara heran dengan Reza yang selalu malas memakai kaus kaki.
Levi hanya tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah Reza. Yang dibicarakan hanya berlalu tak perduli dan memesan makanan ke dalam warung.
"Kok Vero betah sih sama yang modelnya kek gitu," ujar Astrid yang tiba-tiba saja berdiri di samping meja mereka. Mengagetkan Kesha yang sejurus kemudian langsung tersedak.
"Kayak hantu lo, buset!" ucap Levi sambil menepuk-nepuk punggung pacarnya. Astrid hanya terkekeh geli kemudian menyusul Reza ke dalam warung.
Rara menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah teman-temannya.
Tak lama kemudian Alya lagi yang datang bersama Hanum dengan sebuah pamflet di tangannya. Wajah keduanya berbinar sambil menarik tangan Gio yang bebas dan pasrah ditarik oleh dua gadis itu.
"Kita harus ikut lomba bikin mading 3D ini!" kata Alya dengan semangat diikuti oleh anggukan semangat Hanum. Gio masih dengan buku tebal ekonominya memilih duduk di samping Levi dan membenamkan kepalanya di atas buku.
"Lomba apaan?" sahut Rafly yang kini sudah berada di belakang Alya. Tangan anak laki-laki tersebut penuh dengan berkas-berkas OSIS. Dika pun sudah duduk di samping Gio dan menyesap es teh milik Levi.
"Lomba bikin mading 3D!" jawab Hanum semangat kemudian memperlihatkan pamflet tersebut.
Dika meraih pamflet tersebut lebih dulu dan membaca isinya.
"Yakin?" tanya Levi kini. Keduanya mengangguk.
"Pada mau nggak?" tanya Alya kali ini.
"Gimana bikinnya?" tanya Astrid yang kini sudah duduk di samping Rara dan bersiap untuk menyantap makan siangnya.
Alya dan Hanum yang tadinya berdiri akhirnya memilih duduk di samping Astrid dan mulai menjelaskan, "Gue sama Hanum udah bikin konsepnya, cuman karena ini tim, kami butuh kalian semua buat bantuin,"
"Buat bikinnya gue nggak janji bisa sering bantu, tapi gue siap buat presentasinya," ucap Gio kemudian berdiri dan masuk ke dalam warung.
"Jadi gimana?" tanya Hanum lagi.
"Menurut gue, kalau kita yang ada di sini semua setuju, Ajeng, Vero, sama Yoga kayaknya bakal mau juga bantuin," jawab Kesha.
"Jadi kalian mau atau enggak?" tanya Alya kali ini.
Semuanya mengangguk. Bahkan Gio mengangguk dalam dekapan kepalanya.
Hanum dan Alya bersorak senang.
"Ada lomba mading 3D berkelompok loh tadi gue liat di BK. Pada mau ikutan nggak?" Reza yang kini sudah kembali duduk di samping Hanum ingin memulai percakapan.
Gio yang awalnya mendekamkan kepalanya di buku langsung duduk dengan tegap dan menatap Reza dengan tatapan kesal, diikuti oleh yang lainnya.
"Telat!" ujar mereka semua yang ada di meja tersebut dengan kompak kepada Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bridesmaid
ChickLitSudah dua tahun terakhir Hanum, Kesha, Ajeng, Astrid, Rara, Vero, dan Alya yang bersahabat sejak SMA tidak pernah bertemu lagi. Hal ini disebabkan oleh kesibukan di puncak karir mereka. Cita-cita yang mereka idamkan telah berhasil mereka raih. Namun...