Tepat seminggu Ryo telah berada di Abu Dhabi setelah sepupunya menelpon bahwa kakeknya masuk rumah sakit dan tengah dalam keadaan kritis. Ryo yang saat itu berada di Surabaya mengurus cabang kedainya, langsung menelpon Rya agar mereka berangkat ke Abu Dhabi. Ryo membeli dua tiket dari dua bandara berbeda yang memiliki tujuan yang sama.
Saat menunggu jemputan keluarga mereka, Ryo meninggalkan tasnya di meja makan. Saat sang adik menitipkan ponsel kepada sang kakak karena hendak pergi ke toilet, namun malang sekali karena justru si kakak kehilangan tas selempangnya yang ia tinggalkan di meja saat hendak membayar makanan mereka.
Beruntunglah isi tas tersebut hanya dua ponsel dan sebuah novel serta satu botol air minum. Ryo yang membayar makanan membawa serta dompetnya. Begitu lah selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan menuju Abu Dhabi tanpa membawa alat komunikasi.
Beruntungnya mereka berdua telah mengenal tanah Arab sebaik mereka mengenal tanah air Indonesia. Tanah Arab tengah mengalami kegersangan. Badai yang menerpa beberapa waktu lalu, anomali iklim yang tengah melanda dunia membuat wilayah sabana tersebut mengalami siang yang terik dan malam dengan dingin yang menusuk.
Kini, setelah seminggu Ryo berada di Abu Dhabi, tinggal di rumah sepupunya yang kuliah di Abu Dhabi, ia akhirnya mendapatkan ponsel baru untuk dirinya sendiri dan adiknya. Setelah menerima pendapatan bersih dari kedai cabang barunya di Surabaya.
Keadaan kakeknya sudah mulai membaik. Pria sepuh tersebut dengan hangat memberikan pelukan selamat kepada cucunya—sepupu Ryo yang sedang kuliah lanjutan—karena telah berhasil lulus.
Malam yang hangat setelah kondisi kakeknya Ryo membaik. Di balkon rumah yang menghadap ke jalan aspal yang kini basah karena hujan beberapa jam yang lalu. Ryo merapatkan jaketnya ketika angin malam berhembus dan membuat tulangnya ngilu karena udara yang sangat dingin. Pria tersebut membuka ponsel yang baru saja ia beli, mengganti bahasanya menjadi bahasa inggris dan segera mengunduh aplikasi Line dan memasukkan akunnya.
Ryo mengetikkan beberapa kata kepada Rara. Permintaan maaf karena tidak kunjung memberinya kabar, sedikit penjelasan yang mungkin akan dipercaya oleh Rara.
Ryo P.: Hai, maaf baru memberi kamu kabar Saras.
Ryo P.: Saya lagi di Abu Dhabi, seminggu yang lalu saya lagi di Surabaya dan seharian saya lewatkan tanpa menyentuh ponsel. Lalu, saya mendapat kabar dari keluarga bahwa Kakek saya tengah kritis di Abu Dhabi.
Ryo P.: Saya langsung terbang ke Abu Dhabi bersama Rya dan seminggu ini saya menyelesaikan beberapa konflik di keluarga saya yang benar-benar menguras emosi saya. Saya kehilangan ponsel saya sewaktu makan di bandara, sehingga saya baru bisa memberi kabar sekarang.
Ryo P.: Ponsel saya baru lho! Hahaha.
Ryo P.: Sekali lagi saya minta maaf, Saras. Saya harap kamu mengerti.
Lama, Ryo menunggu balasan dari Rara dan berharap gadis itu mau mengerti keadaannya. Sejauh ini, Ryo mengenali Rara sebagai sosok wanita yang pengertian dan tidak terlalu rewel dan dramatis dalam hal cinta.
iPod milik Ryo memutar lagu dari diva Ariana Grande yang berjudul One Last Time. Pria tersebut menyalakan mode single loop sehingga lagu yang sama akan terus berputar-putar. Ryo pun sudah mendapatkan kembali novel karya Ben Mezrich. Kali ini dalam versi bahasa inggris. Novel fiksi sains yang bertemakan misteri.
Ryo membuka emailnya dan memberikan balasan kepada klien-kliennya. Sebagai pengusaha dan tiba-tiba kehilangan ponselnya adalah bencana bagi Ryo. Beruntungnya Google telah melakukan back up data dari ponsel lamanya. Memudahkan pria tersebut.
Ryo mencoba mengalihkan perhatiannya dengan membaca novelnya. Namun, selama setengah jam Ryo tidak kunjung membalik halamannya karena sebentar-sebentar mengecek ponselnya dan tidak sabar mendapat balasan dari Rara. Ryo menghitung bahwa saat ini pukul empat sore. Jam yang tepat karena biasanya di saat seperti ini Rara baru pulang dari kantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bridesmaid
ChickLitSudah dua tahun terakhir Hanum, Kesha, Ajeng, Astrid, Rara, Vero, dan Alya yang bersahabat sejak SMA tidak pernah bertemu lagi. Hal ini disebabkan oleh kesibukan di puncak karir mereka. Cita-cita yang mereka idamkan telah berhasil mereka raih. Namun...