Play the media and turn the music on
-
Minggu pagi, Kesha, Hanum, dan Astrid memutuskan untuk pergi jalan-jalan refreshing dari pekerjaan mereka. Mereka berencana untuk mencari salon yang bagus untuk dipakai di acara pernikahan Hanum dan berburu jasa fotografer untuk membuat dokumentasi acara tersebut.
Kota Jakarta hari ini cerah, cuaca yang pas untuk pergi keluar. Hanum menerima pesan dari Rara tadi pagi untuk menyusun rencana agar Vero dan Reza dapat melakukan suatu hal yang harus mereka lakukan bersama. Mengingat toko souvenir tempat dia memesan memiliki cabang di Surabaya, Hanum membuat alasan supaya mereka berdua dapat pergi untuk mengurusnya.
"Kadang ya, momen me time kayak gini dibutuhin banget," ucap Kesha dari kursi penumpang depan saat mobil Astrid melaju di jalanan Kota Jakarta.
"Ya secara elo udah bareng Levi lama banget, pasti kadang ngerasa bosan yang perlu waktu untuk sendiri, beda sama gue," timpal Hanum.
"Tapi, kadang saat lo jauh dari pasangan yang bener-bener lo sayang itu bakal bikin lo ngerasa kalau lo butuh dia," sahut Astrid.
"Ah, Astrid, we didn't mean to hurt your feeling buds," ucap Kesha sembari merangkul Astrid yang sedang menyetir.
"No! Jangan carry feeling gitu deh, lebay lo," jawab Astrid.
"Tapi ya, kadang gue ngerasa kalau gue sama Levi itu semacam kayak satu kesatuan. Lo itu dia, dia itu lo. Paham gak? Nah, kadang lo butuh waktu sendiri itu untuk membuat lo kembali sadar siapa diri lo sendiri tanpa dia, apa yang sebenernya lo mau, apa lo bakal oke tanpa dia," Kesha mencoba menjelaskan kepada kedua sahabatnya mengenai maksud perkataannya.
"Your own satisfaction," ucap Astrid.
"Yes!" Kesha mengiyakan ucapan Astrid sebelum memulai lagi penjelasannya. "Kepuasaan yang cuma gue dapatin waktu gue nonton serial drama favorit gue tanpa diganggu siapapun, saat gue bisa bikin kue kue cantik, you know untuk hal kayak gitu kita butuh waktu sendiri tanpa diganggu oleh siapapun yang mungkin nggak akan ngerti betapa puasnya diri kita hanya dengan melakukan itu. Waktu untuk tenang, waktu untuk ngerasain ini lho diri gue yang happy bukan karena orang lain. Di momen kayak gitu juga kadang kita bisa sadar kalau kita butuh pasangan kita,"
"Thanks for the lecture mam," ucap Hanum dari jok belakang yang disusul tawa yang lainnya.
"Oh ya, btw Fadhlan apa kabar Trid?" kini Hanum bertanya kepada Astrid.
Raut wajah Astrid berubah lalu menjadi datar dan kemudian memaksa sebuah senyuman sembari menggedikkan bahu.
"Tell us!" ucap Kesha menuntut. Ia paham sekali gelagat sahabatnya satu ini ketika menyembunyikan sesuatu.
"I lost him," ucap Astrid pelan.
Hanum dan Kesha terdiam. Mencoba memaknai sendiri kalimat yang barusan diucapkan Astrid.
"Putus?" kali ini Kesha mencoba memastikan hal yang mengganggu pikirannya setelah mendengar ucapan Astrid barusan.
"For two weeks, no messages, no calls, udah dua minggu gue nggak dapat kabar apa-apa dari dia. Bahkan, video call terakhir sebulan yang lalu," ucap Astrid masih mencoba tenang.
"Where is he?" Hanum mencoba bersuara.
"Abu Dhabi, I guess." Jawab Astrid pendek.
"We know exactly there he is!" ucap Kesha dan Hanum bersamaan sekaligus kesal dengan jawaban Astrid yang penuh ketidakpastian. Astrid hanya tertawa kecil sebelum melanjutkan berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bridesmaid
Chick-LitSudah dua tahun terakhir Hanum, Kesha, Ajeng, Astrid, Rara, Vero, dan Alya yang bersahabat sejak SMA tidak pernah bertemu lagi. Hal ini disebabkan oleh kesibukan di puncak karir mereka. Cita-cita yang mereka idamkan telah berhasil mereka raih. Namun...