22 (The Buried Truth)

2.6K 205 2
                                    

Ryo telah kembali ke Indonesia dua hari yang lalu bersama adiknya. Begitu pun Reza. Mereka merencanakan untuk kembali berkumpul, namun kali ini di rumah Rara. Mereka berempat berencana untuk melakukan movie marathon film-film Marvel. Mulai dari The Incredible Hulk sampai The Avengers.

Rara sudah menyiapkan banyak cemilan dan kue-kue ringan untuk menemani acara mereka nanti. Pagi-pagi sekali Reza sudah berada di rumahnya untuk menemani Rara memasak. Kurang kerjaan. Begitulah yang dipikirkan Rara saat mendapati manusia tersebut muncul di depan pintu rumahnya pukul tujuh pagi setelah jogging.

"Gue habis marathon loh, Ra!" ucap Reza dengan bangga saat ia mengambil air es dari dalam kulkas Rara.

"Eh! Kok langsung minum es, sih! Nggak boleh! Minum air biasa dulu," Rara histeris melihat Reza yang habis olahraga berat langsung memilih untuk menenggak air es.

"Nggak boleh ya?"

"Lo mau jantung lo meledak?"

"Nggak meledak juga kali,"

Reza mengikuti perintah Rara dan mengambil air biasa dari teko yang ada di dapur Rara. Reza memperhatikan apa yang tengah dilakukan Rara dan mendekat ke arah wanita yang sedang sibuk dengan sayurannya.

"Mau bikin apa lo?"

"Jangan dekat-dekat! Bau ketek lo!"

"Enak aja! Gue keringetan juga ganteng keles,"

"Bukan masalah ganteng, ndul! Masalah bau ketek lo!"

"Eh cowok ganteng kayak gue mah kaga bau ketek! Sembarangan lo!" ucap Reza sembari mendekap Rara. Rara histeris seketika saat didekap oleh Reza yang saat itu kaosnya basah oleh keringatnya. Rara mendelik galak ke arah Reza yang kini sudah tertawa girang karena berhasil mengerjai sahabatnya. Rara melemparkan tinjuan ke dada bidang Reza yang tidak dihiraukan sama sekali oleh pria tersebut.

"Jadi ikutan bau kan baju gue!"

"Bau bareng deh, romantis banget ya kita,"

"Matak lo romantis!"

Rara menggeram marah kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaiannya yang sudah ikut basah karena terkena keringat Reza.

Pukul sepuluh pagi Ryo dan Rya pun akhirnya datang. Menyudahi pertengkaran abadi antara Reza dan Rara.

-

Reza tengah mengambil minum di dapur Rara saat Ryo pun ikut menuju ke sana. Hendak mengambil kue awalnya. Namun, Reza menahan Ryo agar mengobrol bersama.

"Lo suka apa gimana sih sama Rara, Yo?" Reza yang berdiri di samping Ryo menanyakan hal yang selama ini ia pikirkan. Membiarkan sahabatnya digantung begitu saja oleh laki-laki lain membuat Reza tidak bisa diam saja.

"Eh? Tumben nanya gitu," jawab Ryo. "Suka ya? Suka, Rara cantik, beda dari cewek-cewek lain," lanjut Ryo diplomatis.

"Klise," sahut Reza.

"Eh?"

"Iya, beda dari yang lain, cantik. Emang beda, mukanya Rara aja beda sama muka adek lo kan. Nah, pertanyaan gue, lo udah ke rumah orang tuanya, dia udah lo ajak kenalan sama adek lo, motivasi lo apa?" Reza mencecar Ryo dengan kalimatnya.

"Gue sih serius sama dia, cuman gue takut ngasih janji palsu sama dia, apa ya? Cinta mungkin? Sayang juga iya,"

"Tapi lo nggak ngasih dia kabar kemarin seminggu lebih, gue udah tau alasannya. Tapi kalo lo beneran sayang, lo harusnya buru-buru kasih dia kabar lah, email paling engga,"

"Iya kalo itu gue emang salah sih, tapi gue serius sama Rara. Lagi ngumpulin duit buat memastikan semuanya,"

"Duit?"

The BridesmaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang