When your vision your head gets blurry
You don't have to worry
'Cause I'll be your eyes
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Hanum dan Iki. Mereka sudah tidak berkomunikasi lagi sejak hari rabu pun bertemu. Para bridesmaids dan groomsman melakukan banyak hal yang membuat keduanya tidak bertemu.
Pagi itu, pukul enam subuh Hanum sudah didandani oleh make up artist yang sudah disewanya. Acara sudah dipersiapkan semuanya dengan matang oleh Levi. Gaun cantik dengan perpaduan warna putih dan silver sudah siap ia kenakan. Seorang videographer juga sudah berada di sana untuk membuat video dokumentasi.
Hanum begitu gugup rasanya. Ia paranoid akan apa yang terjadi nanti. Namun, Levi dengan ahli meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Para wanita pun meyakinkan Hanum apapun yang akan terjadi mereka akan menghadapinya bersama. Namun, mereka yakin bahwa yang akan terjadi adalah baik-baik saja.
Rumah orang tua Hanum pagi itu sudah didekor dengan sempurna dibantu oleh Ajeng yang semalaman membuat vendor pengantinnya kesal karena kritiknya tentang interior yang terlalu begini dan begitu. Namun, pagi itu Hanum dengan takjub merasa puas dengan dekorasi yang ada di ruang tengahnya. Dengan dekorasi bertema warna abu-abu muda dan silver ditambah beberapa warna mint kesukaan Hanum, rumah orang tuanya pagi itu siap menjadi saksi bisu penyatuan cinta antara Hanum dan Iki.
Pukul sembilan nanti acara akad nikah akan dilaksanakan dan pukul delapan rombongan Iki dan keluarga akan datang ke kediaman orang tua Hanum.
Keenam sahabat Hanum pun yang pagi itu berada di kamar yang sama dengannya dapat merasakan gugupnya. Bahwa ini bukanlah akhir dari kisah cinta Hanum dan Iki melainkan awal dari segalanya.
Kesha yang juga akan melangsungkan pernikahan dapat merasakan sendiri dan diam-diam membayangkan bagaimana sensasinya jika ia yang pagi itu menjadi sang pengantin wanita dan Levi menjadi sang mempelai pria alih-alih menjadi EO dari acara tersebut. Begitupun Rara yang masih menutup rapat hubungannya dengan Ryo. Pun dengan Astrid yang dapat merasakannya.
Untuk, Ajeng, Vero, dan Alya yang gagal mendapatkan pasangan untuk diri mereka sendiri di hari pernikahan Hanum pun dapat tetap merasakan bahagianya sang sahabat pagi itu. Senyuman tidak kunjung pudar dari wajah Hanum. Semburat merah menghiasi pipinya.
Momen seperti ini membuat mereka bertiga bertanya-tanya apakah menjadi wanita karir sukses cukup memenuhi kebahagiaan mereka? Mereka bisa segalanya. Berpergian kemanapun di dunia ini. Meraih kesuksesan yang menurut orang adalah hal sulit. Menikmati hidup yang didamba wanita manapun di usia yang masih sangat muda. Namun, apakah cukup?
Pada akhirnya tulang rusuk tetap akan mencari bagiannya yang hilang.
Hal ini yang membuat ketiganya akhirnya sadar, bahwa sekuat apapun wanita tetap akan membutuhkan sosok laki-laki di sampingnya. Bukan karena wanita lemah, namun karena wanita butuh dilengkapi. Bahwa ada bagian yang kosong dari diri wanita tersebut apabila mereka terus-terusan menyendiri.
"Mbakyu ku ayu tenan, rek!" ujar Vero sembari menirukan gaya bicara orang Surabaya.
Hanum tertawa.
Tidak sabar menunggu pukul sembilan pagi ini.
-
'Saya terima nikah dan kawinnya Hanum Putri Narendra Binti Narendra Pratama dengan emas kawin tersebut, tunai.
Tepat setelah qabul diucapkan dengan lancar dari mulut Iki, semua orang yang ada di sana kompak menyatakan keabsahan pernikahan Hanum dan Iki.
Semua orang mengucap syukur kepada yang maha kuasa bahwa satu lagi sepasang manusia, keturunan Adam dan Hawa berhasil mempersatukan cinta mereka di dalam sucinya pernikahan. Semua orang berdoa untuk Hanum dan Iki agar dapat menjadi sebuah keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bridesmaid
ChickLitSudah dua tahun terakhir Hanum, Kesha, Ajeng, Astrid, Rara, Vero, dan Alya yang bersahabat sejak SMA tidak pernah bertemu lagi. Hal ini disebabkan oleh kesibukan di puncak karir mereka. Cita-cita yang mereka idamkan telah berhasil mereka raih. Namun...