Part 1 | First Sight

13.7K 632 170
                                    

"TANIAAAAA... BURUAN BANGUNN, NANTI KAMU TELAT." teriak Sania, yang merupakan Mama Tania.

"Lima menit lagi maaa." jawab Tania, ia lalu kembali memeluk bantal gulingnya.

"Nggak ada lima menit lagi, ini sudah jam berapa coba lihat nih," Sania lalu memperlihatkan jam weker yang jarumnya sudah menunjukkan pukul 06.50  

"Ya ampun Ma. Aku telat nih." Tania menepuk dahinya dan langsung berlari ke kamar mandi.

Dengan gesit, Tania membersihkan dirinya hanya dengan ala kadarnya. Ia lalu meraih pakaian putih abu-abunya, memoles wajahnya sedikit dan memberi olesan handbody ke tangan dan kakinya. Ia lalu mengambil tas merahnya serta langsung memakai sepatu kets-nya. Setelah semua siap, dengan tergesa Tania menuruni anak tangga. 

"Ma, Tania berangkat ya. Assalamualaikum." pamit Tania, ia lalu menyalami kedua orang tuanya.

***

Dengan langkah tergesa dan mengerahkan semua tenaganya Tania berlari setelah turun dari mobil pribadinya. Ia lalu melihat gerbang yang tinggal sejengkal lagi akan tertutup. 

"Pak tolong bukain gerbang nya dong, kan telat nya cuman 3 menit pak." mohon Tania pada Pak Edi, satpam paling anti rayuan siswa.

"Walaupun 3 menit kamu tetap dihitung terlambat." ucap Pak Edi ketus.

"Yahh bapak mah gitu, saya kan mau belajar pak." balas Tania, ia lalu tersenyum manis agar sang satpam mau membukakan gerbang untuknya.

"Tetap gak bisa." ucap Pak Edi, ia kemudian berlalu meninggalkan Tania yang masih berdiri di depan gerbang.

***

Disinilah sekarang Adit berada. Di SMA Nusa Harapan Bangsa. Dan ini sudah kali ke berapa dia pindah sekolah. Tapi kalian jangan salah paham dulu, dia pindah sekolah bukan karena perilaku yang di novel-novel, seperti bertengkar, badboy, urakan, atau bahkan biang tawuran. Adit pindah sekolah dikarenakan mengikuti sang Ayah bertugas. Sebenarnya ia sudah capek pindah sekolah melulu dan nggak mau ikut kemana ayahnya pindah. Tapi berhubung Ayahnya tidak tega jika Adit harus hidup sendiri, mau tidak mau Adit harus ikut kemanapun Ayahnya pindah tugas.

Lumayan lama Adit memandangi sekolah baru yang di tuju. Hmm lumayan bagus. Gumam Adit.

Dia pun berjalan masuk ke dalam dan ada guru yang menghampiri.

"Aditya ya? Murid pindahan kan?" tanya guru wanita tersebut.

"Iya bu saya Aditya." Adit pun lalu menyalami guru tersebut.

"Baiklah nak sekarang kamu ikut ibu dulu ke kantor baru saya tunjukkan di mana kelas kamu."

"Ya bu." ucapnya seramah mungkin.

Adit lalu mengikuti langkah guru itu dari belakang. Jarak dari dia bertemu guru tadi ke ruang kantor ternyata cukup jauh. Sesekali ia melihat-lihat kelas dan ruangan yang ia lewati. Siapa tau ada yang menarik, pikir Adit. 

Sampailah Adit di ruang kantor. Baru saja ia masuk ke dalam kantor, matanya tak sengaja menangkap sosok cewek berambut pendek sebahu yang sedang berbicara kepada guru. Adit memandangnya tanpa berkedip. Seperti ada daya tarik terhadap cewek yang baru ia lihat itu.

"Aditya, apa kamu mendengar saya?" tanya guru itu sembari menggerakkan tangannya didepan wajah Adit.

"Haahh. Ibu tadi bilang apa? Maaf bu saya tidak mendengar." Adit lalu menyengir maaf.

"Mangkanya Adit, kamu itu harus bisa fokus ke satu tujuan, jangan bercabang kaya tadi."

"Heheh.. iya maaf ya bu.

When Your Heart Talk [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang