Part 23 | Bisnis

2.1K 109 0
                                    

"Udah dong Tan mainnya, gue mual." ucap Adit mengeluh karena daritadi Tania terus saja menaiki semua wahana.

"Ah lo mah gitu aja mual, kita belum naik semua." cibir Tania.

Adit mengeryit heran, "lo kok ngga ada capeknya si heran gue, istirahat dulu." ucap Adit lalu menarik Tania ke bangku yang tidak jauh dari mereka.

Mereka pun duduk dibangku kayu tersebut. Adit tampak mengurut pelipisnya karena pusing, sedangkan Tania terlihat biasa saja.

"Sudah?" tanya Tania datar.

"Belum, masih mual gue pulang aja yuk kita ke taman aja." jawab Adit lemas.

Tania berdecak, "ayo pulang tapi langsung pulang ke rumah ya, gue lagi malas ke taman." sungut Tania.

Mereka berdua pun menuju parkiran motor. Motor mereka pun mulai melaju meninggalkan area wahana.
Cuaca hari ini sangat terik, matahari berada tepat diatas kepala. Adit lalu membelokkan motornya ke sebuah kedai, hanya untuk sekedar menyegarkannya.

"Ngapain kesini?" tanya Tania heran ketika Adit memberhentikan motornya didepan kedai es krim.

"Ya makan es krim lah, panas banget butuh yang dingin." ucap Adit lalu merangkul Tania masuk ke dalam.

***

Haryo dan istrinya menginjakkan kakinya di kediaman Surya setelah sebelumnya menelepon untuk memastikan ada atau sedang pergi Surya nya walaupun rumah mereka bertetangga.

"Hai Haryo, masuklah." sapa Surya sambil mempersilahkan kedua orang itu masuk.

Haryo dan Resti tersenyum, "baiklah."

Mereka bertiga duduk di sofa yang berada di ruang tamu, "aku ada perlu sama kamu Surya." ucap Haryo.

Surya mengeryit bingung, "ada perlu apa ya Har?"

Haryo menarik nafas panjang, "perusahaan kami mengalami defisit yang cukup banyak, kami membutuhkan bantuan dana dari perusahaan lain untuk mengembalikan keadaan uang perusahaan kami. Jadi dari itu kami meminta bantuan kepada anda." jelas Haryo panjang lebar.

Surya mengangguk, "baiklah saya akan membantu perusahaan kamu."

Haryo dan Resti lalu tersenyum lega, "terima kasih."

"Ca ada tante Resti sama om Haryo disini," teriak Surya pada anaknya ketika ia melihat Caca turun dari tangga.

Caca pun menghampirinya lalu bersalaman, "apa kabar om, tante?" tanya Caca ramah.

"Baik, kamu sendiri?" tanya Resti balik.

Caca mengangguk, "baik juga, oh iya Adit nggak diajak tante?"

"Dia lagi pergi sama pacarnya."

"Oh gitu." kata Caca lalu ia tersenyum getir, "Caca ke dapur dulu ya." ucapnya lalu langsung berjalan ke dapur.

Haryo dan istrinya pun melanjutkan mengobrol ngalor ngidul dengan Surya. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul empat sore.

"Aku pulang dulu ya udah sore," ucap Haryo lalu berdiri diikuti juga oleh istrinya.

"Kenapa buru-buru baru sebentar kita mengobrol masa lalu." ucap Surya lalu terkekeh pelan.

Haryo pun tertawa kecil, "kan nanti bisa main lagi kesini, rumah kita kan juga dekatan." ucap Haryo, "ya sudah kami berdua pulang dulu ya." pamit Haryo lalu berjabat tangan dengan Surya.

***

Adit merebahkan dirinya diatas kasur setelah tadi sebelumnya ia mengantar pulang Tania. Sekujur tubuhnya terasa lemas dan pegal, ditambah kepalanya juga masih nyut-nyutan. Untung saja Caca tidak jadi minta temenin belanja, sehingga ia bisa beristirahat.
Soalnya hari ini merupakan hari terakhir libur sekolah, berarti besok sudah mulai masuk sekolah.

When Your Heart Talk [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang