"WOI ADITTT....BANGUN OI....!!," teriak Dean sambil mengguncang badan Adit. "Nanti gue telat check in nya gara - gara bangunin lo."
Yang dibangunkan pun tak kunjung mendengar dan masih tetap berselimut.
"Adit bangun oi. Kebo banget sih lo." pekik Dean frustasi lalu menarik selimut Adit.
"Ya sabar." jawab Adit dengan suara serak nya dan kembali menarik selimut nya.
Karena tak sabar, Dean beranjak ke kamar mandi dan mengambil air dengan gayung.
Byurr...
"Heh apa apaan sih lo," teriak Adit yang kesal dan langsung berdiri. "Kan jadi basah kasur gue. Lo harus tanggung jawab."
"Ya nggak bisa lah. Gue kan udah mau berangkat." jawab Dean, ia lalu memeletkan lidahnya. "Udah sana lo mandi gih, ntar yang ada gue telat gara-gara kelamaan nunggu lo." sungut Dean.
"Iya. Gue mandi dulu. Keluar deh lo dari kamar gue."
Adit pun segera bersiap siap. Setelah siap ia segera turun ke bawah karena Mama, Papa, dan abangnya sudah menunggu.
"Lama amat lo mandi. Kayak cewek aja." sungut Dean.
"lima menit lo bilang lama? udahlah yuk berangkat ntar telat."
Tiga menit kemudian.
Mereka akhirnya sampai di bandara. Dean langsung melakukan check-in keberangkatannya. Setelah beberapa menit, Dean akhirnya keluar ruangan check-in.
"Lama amat lo di dalam?" tanya Adit.
"Antri bro. Lo kira sepi."
Sambil menunggu keberangkatan Dean, mereka pun duduk dan mengobrol. Tiga puluh menit kemudian ada panggilan untuk keberangkatan tujuan Singapura.
"Ma, Pa, Dean berangkat ya. Doain selamat sampai tujuan." pamitnya pada kedua orangtuanya sambil menyalami dan memeluk nya.
"Iya kamu baik baik ya. Kalau sudah sampai kabarin kita." jawab Papanya.
"Iya hati hati nak. Jaga diri." ujar mamanya.
"Woi Dit gue berangkat ya? Kapan lo liburan main lah kesana." pamit Dean.
"Iya tenang aja."
"Oh ya kalau pas gue pulang nanti lo harus sudah punya pacar, oke?"
"Sipp." jawab Adit mengacungkan jempolnya.
Kedua orang tuanya hanya tertawa melihat tingkah kedua anak laki-lakinya tersebut.
Dean pun segera masuk ke ruang keberangkatannya. Adit pun melambaikan tangan ke abangnya, "hati hati lo bang." teriak Adit.
"Oke." jawab Dean yang mulai menghilang dari pandangan.
***
Sore ini Tania sedang berada di toko buku. Ia sedang mencari referensi untuk tugas laporan nya. Setelah menemukan bukunya, ia pun beranjak ke kasir untuk membayarnya.
Ia pun keluar dari toko buku. Tampaknya cuaca sedang tidak bersahabat dengannya. Langit menampakkan gelapnya, petir mulai menggelegar disertai kilat. Perlahan turun ah hujan yang sangat deras.
Tania lalu berlari ke arah halte untuk berteduh. Disana juga sudah ada beberapa orang yang juga berteduh. Tiba tiba ada motor berhenti tepat di depannya. Lelaki itu lalu berteduh tepat di samping Tania.
"Adit?" panggil Tania saat lelaki itu membuka helmnya.
"Eh kak. Ngapain disini?" jawab Adit sambil merapikan rambutnya yang sedikit basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Your Heart Talk [Completed]
Teen FictionKetika logika tidak mampu lagi mengartikannya, biarkan hati yang mengartikan semuanya. Ketika kita tidak bisa menjawab sesuatu, biarkan waktu yang menjawab semuanya. Disaat Tania ingin melupakan seseorang dari masa lalunya, disaat itu pun ia kedatan...