Part 7 | Gangguan & Gombalan Kecil

4.1K 288 19
                                    

Pagi ini Tania sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Ia memoles wajahnya dengan sedikit bedak dan semprotan parfum ke seragamnya.

Selesaii.. ucap Tania dalam hati.

Tania pun segera turun untuk memakan sarapannya.

"Pagi Mama, Papa, bang Vano." ucap Tania bersemangat.

"Tumben lo semangat." jawab Vano.

"Gue kan kalau pagi selalu semangat." ucap Tania sambil menyendokkan nasi goreng ke mulutnya.

"Tania cepetan makannya, kasian teman kamu udah nunggu tuh di teras dari tadi. Mama suruh masuk dia nggak mau." ucap Sania.

"Temen?" Tania tampak berpikir, "Jeny ya atau Cece?"

"Temen kamu yang waktu itu latihan sama kamu. Itu siapa namanya ah lupa mama."

"Adit maksud Mama?" Tania mengernyit.

"Iya. Buruan deh lo pergi kasian dia dari tadi nunggu." sahut Vano.

"Salahnya nggak ada yang bilang," sungut Tania. "Ya udah Tania berangkat ya? Assalamualaikum."

Setelah menyalami kedua orang tuanya ia pun membuka pintu rumahnya dan tampaklah Adit  yang sudah berdiri di sana. Adit lantas tersenyum saat ia melihat Tania yang sedang berjalan ke arahnya.

"Hai. Maaf ya bikin lo nunggu." kata Tania dengan senyum tipisnya.

"Nggak papa kok. Gue selalu rela nunggu lo kak." jawab Adit yang membuat Tania mengernyit bingung.

"Ya udah berangkat yuk nanti telat loh." Ajak Adit yang langsung menaiki motor ninja merahnya.

Tania pun bingung karena tak biasanya Adit membawa ninja. Dan itu menyulitkan Tania untuk naik karena ia saat ini memakai rok sekolah yang span, dan ia juga tidak pernah naik motor ninja.

Adit yang menyadari itu pun langsung memberikan tangannya untuk membantu Tania naik.

"Hmm makasih Dit." ucap Tania yang canggung menerima uluran tangan itu.

Mereka akhirnya sampai di sekolah sekitar dua puluh menit menempuh perjalanan. Baru saja mereka sampai di parkiran sekolah, mereka sudah jadi pusat perhatian beberapa orang yang melintas. Banyak tatapan tidak suka dari para cewek pengagum Adit, dan tatapan bertanya kalau yang melihat lelaki.

"Kenapa kak?" ucap Adit yang menyadari perubahan mimik wajah Tania.

"Nggak. Gue nggak enak aja diliatin begitu."

"Biarin aja lah. Mereka iri kali." kekeh Adit.

***

"Woii Dit. Senyam-senyum aja lo, kenapa sih?" sapa Beni yang langsung duduk di sebelahnya.

"Nggak ada."

"Nyontek pr dong Dit." ucap Zio yang baru saja datang.

Adit pun  mengambil tugasnya dari dalam tas dan langsung memberikan ke Zio.

"Makasih Adit sayang."

"Najis lo."

drrt..drtt..

Adit sedikit kaget ketika ponsel yang ada di saku celananya bergetar. Ia lalu melihat siapa yang meneleponnya, melihat nama Tania yang tertera disana, dengan cepat ia menjawab panggilan tersebut.

When Your Heart Talk [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang