Setelah sekitar dua puluh lima menit membelah jalanan yang macet, sampailah mereka di jalanan yang cukup lengang yang kiri kanannya terdapat barisan pohon pinus yang menjulang tinggi.
Udara dingin dan sejuk mulai dirasakan oleh Tania, tiba-tiba dia mulai merasakan merinding ketika Adit berbelok ke sebuah lorong sempit di antara pepohonan pinus itu.
"Lo mau bawa gue kemana sih?" tanya Tania kembali karena dari tadi Adit hanya bilang lihat aja nanti.
Adit mengedikkan bahunya acuh tak acuh dan membuat Tania semakin panik.
Tania menepuk-nepuk bahu Adit, "ih lo mau kemana sih? Tempatnya sepi gini nanti kalau ada penjahat atau begal gimana?"
Tak kunjung dijawab Adit, Tania pun semakin gelisah, "lo nggak jawab gue turun nih."
Adit pun memberhentikan motornya di daerah kawasan penduduk. Ia lalu memarkirkan motornya di depan sebuah rumah kayu.
"Mang titip motor ya?" ucap Adit kepada pemilik rumah itu.
"Oke."
Tania mengikuti kemana Adit berjalan, di depan tampak jalan setapak lalu ada sebuah jembatan kecil yang menghubungkan anak sungai. Tak berapa lama, mata Tania disuguhkan pemandangan yang begitu indah. Disana terdapat sebuah danau buatan yang cukup luas dikelilingi oleh pohon-pohon kecil yang cukup rindang. Burung-burung kecil beterbangan saling berkicau. Tak jauh dari danau, terdapat taman bunga yang berwarna-warni.
Mereka pun memilih duduk di pinggiran danau yang terdapat batu-batu buatan.
"Bagus kan tempatnya?" tanya Adit sambil tersenyum menampakkan sederetan giginya yang rapih.
Tania mengangguk-angguk, "bagus banget Dit, lo tau darimana tempat sebagus ini di dalam hutan?"
"Taulah gue, itu kan tadi masih keluarga gue, keluarga jauh sih."
Tania mengernyit, "yang lo titipin motor tadi?"
Adit menganggukkan kepalanya. Ia pun kemudian berdiri meninggalkan Tania yang masih fokus menatap danau didepannya.
Tania baru tersadar kalau Adit sudah tidak ada disampingnya, ia celingak celinguk mencari keberadaan Adit. Ia pun mulai panik karena disini sepi dan fikirannya pun mulai macam-macam.Tak lama kemudian, Adit datang dengan membawa sebuah gitar dan satu bucket bunga mawar putih. Ia pun duduk tepat disamping Tania.
Tania memperhatikan serius apa yang dilakukan Adit. Merasa diperhatikan Adit tersenyum manis kepada Tania. Tanpa Adit sadari, pipi Tania mulai memanas akibat senyuman manis Adit barusan.
Adit mulai memetik gitarnya. Ia mulai memejamkan matanya lalu membuka suara untuk bernyanyi.
Since I've known you babe
You brought a light for me
The taste of your sincerety
Build me a world to believeBut still there's a doubt
In you for lovin' me
Know deep down inside
You see what's in meBe my lady, be the one
And good things will come to our heart
You're my lady, you're my one
Give me chance to show you love
Be my lady - Sandy CanesterAlunan lagu dari suara Adit dan ditambah dengan petikan gitarnya membuat musik itu beradu dengan harmonis. Tania sangat menghayati lagu tersebut hingga selesai.
Lalu Adit menaruh gitar disampingnya, dan memberikan satu bucket bunga mawar putih itu kepada Tania dengan seulas senyumnya.
"Ini buat gue?" tanya Tania bingung ketika Adit memberikan satu bucket bunga mawar putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Your Heart Talk [Completed]
Teen FictionKetika logika tidak mampu lagi mengartikannya, biarkan hati yang mengartikan semuanya. Ketika kita tidak bisa menjawab sesuatu, biarkan waktu yang menjawab semuanya. Disaat Tania ingin melupakan seseorang dari masa lalunya, disaat itu pun ia kedatan...