"Kira kira lagu apa ya Dit?" tanya Tania.
Adit tampak berpikir sejenak."Gimana kalo lagu all of me aja?" usul Adit.
"Oke. Mari kita coba dulu." balas Tania.
Tania mulai menekan tuts-tuts piano dengan lihai. Adit pun sudah mulai bernyanyi. Tania memandang Adit lekat, ia kagum karena suaranya begitu indah. Ternyata sekarang poin Adit sudah bertambah, ganteng, suaranya bagus lagi. Bahkan, bagus banget. Semua yang indah terdapat di diri Adit.
Nyanyian mereka pun selesai. Mereka masih sama sama berdiam karena masih merasakan alunan lagu itu."Yeayy selesai. Gila suara lo bagus banget Dit. Nggak nyangka gue." ucap Tania kagum.
"Nggak ah biasa aja."
"Serah lo dah. Ya udah lagu itu aja nggak kita nanti?" tanya Tania meyakinkan.
"Oke."
Mereka saling tatap ketika tiba - tiba pintu ruangan terbuka dan munculah Gina disana.
"Ekhmm" ucap Gina sambil batuk yang dibuat-buat.
Adit dan Tania yang masih bertatap mata langsung tersadar. Tania pun lalu langsung menghampiri Gina yang berdiri di ambang pintu.
"Ehh Gina ada apa?" tanya Tania ramah.
"Hehehe maaf ya ganggu momen kalian berdua. Tadi di suruh Mama ke bawah buat makan bersama." jawab Gina disertai cengiran lebarnya.
"Baiklah. Kami akan ke bawah." jawab Adit seraya mengangkat tangan memberikan hormat kepada Gina.
Gina dan Tania pun tertawa melihat tingkahnya.***
"Dit makasih ya. Nggak mau mampir dulu nih?" tanya Tania setelah sampai di depan rumahnya.
"Nggak usah deh kak. Besok besok aja gue mampir nya, gue pulang dulu ya?" pamit Adit sambil memakai helm nya. Lalu membunyikan klakson tanda permisi.
Tania hanya mengangguk, Adit pun mulai menyalakan mesin mobilnya kembali. Adit kemudian tersenyum kembali sesaat sebelum ia melajukan mobilnya. Tania lalu kembali masuk ke rumah setelah mobil Adit hilang dari pandangan.
"Assalamualaikum." ucap Tania selepas membuka sepatu lalu langsung membuka pintu rumahnya.
"Walaikum sallam," jawab Vano. "Lo pergi sama siapa tadi?" tanya nya yang mata nya masih tertuju ke televisi.
"Pergi sama Adit."
"Cowok lo ya?"
"Nggak." jawab Tania singkat. Dan langsung beranjak ke atas menuju kamarnya.
Sesampai di kamar, Tania menaruh tas nya di samping tempat tidur. Dan ia pun berganti baju menjadi baju rumahan.
Drttt..drttt...
Tania pun mengambil ponsel nya yang bergetar di atas meja nya.
"Hallo."
"Tania lo ada dimana?"
"Di rumah. Kenapa?"
"Gue sama Cece ke rumah lo ya? Gue otw nih."
"Okey." Sambungan telepon pun terputus. Tania lalu berjalan kembali ke arah tempat tidurnya dan membaringkan diri di sana menunggu sahabatnya datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Your Heart Talk [Completed]
Teen FictionKetika logika tidak mampu lagi mengartikannya, biarkan hati yang mengartikan semuanya. Ketika kita tidak bisa menjawab sesuatu, biarkan waktu yang menjawab semuanya. Disaat Tania ingin melupakan seseorang dari masa lalunya, disaat itu pun ia kedatan...