Part 40 (a)

1.7K 88 0
                                    

Sesampainya dirumah, Tania langsung membersihkan dirinya. Kemudian ia langsung merebahkan dirinya diatas tempat tidur miliknya yang mungkin sebentar lagi akan ia tinggalkan.

Sekujur tubuhnya terasa kaku dan juga pegal. Kepalanya juga terasa pusing. Expo hari ini sungguh melelahkan. Dan expo masih akan berlangsung hingga dua hari kedepan.

Tania memejamkan matanya perlahan. Ia kemudian menghirup nafas dalam sebelum akhirnya ia tertidur. Tetapi Tania masih dapat mendengar panggilan mamanya secara lamat-lamat, namun ia tidak menghiraukan itu karena rasa kantuk yang melanda.

"Tania.." panggil mamanya dari luar pintu. Tak kunjung ada jawaban, Sania lalu membuka pintu kamar anaknya tersebut. Dan Sania melihat bahwa anaknya sudah tertidur pulas.

Sania lalu menutup kembali pintu kamar itu dan berjalan turun menemui tamu itu.

"Tanianya sudah tidur. Apa mau dibangunkan?"

"Nggak usah deh tante. Tania pasti kecapekan jadi panitia tadi siang," ujar Kevin. "saya pamit pulang aja. Assalamualaikum." pamit Kevin sembari menyalami Sania.

"Walaikumsallam."

***

Setelah mengantar Tania pulang, Adit langsung pulang kerumahnya. Ia melihat keadaan rumahnya. Tumben terlihat sepi. Ia pun menanyakan kepada satpam rumahnya tersebut.

"Pak, kok sepi. Papa sama mama kemana?"

"Barusan nyonya sama tuan mendadak pergi ke luar kota. Katanya ada keluarga dari nyonya yang sakit." jelas Pak Jarwo.

Setelah itu, Adit memasukkan mobilnya ke dalam garasi. Tapi di dalam garasi ia melihat sebuah motor yang tidak asing baginya.

Itu kan motor Beni. Ngapain disini? tanya Adit dalam hati.

Adit masuk kerumah dan disana tampaklah Beni dan Zio sedang menonton televisi sambil memakan keripik pisang.

"Hai bos." sapa Zio sambil menyengir.

"Kalian berdua ngapain disini?"

"Gue sama Zio nginap disini. Boleh kan?" tanya Beni.

Adit mengangguk. "Boleh aja. Tumbenan kalian nginap disini?" tanya Adit kembali.

"Biasa Beni diusir emaknye, jadi dia pindah kerumah lo deh." celetuk Zio.

Beni pun menoyor kepala Zio. "Kampret lu." sungut Beni.

Zio pun hanya terkekeh. "Kita lagi malas aja dirumah. Jadinya kami berdua nginap dirumah lo aja. Tadi juga bokap nyokap lo nitip lo sama kita berdua. Ya nggak, Ben?" kata Zio menjelaskan sementara Beni hanya mengangguk dengan mulut yang masih asik mengunyah keripik pisang.

"Serah kalian deh," balas Adit. "Oh iya, ngomong-ngomong jangan dihabisin keripik pisangnya. Gue mau." sambung Adit sembari menarik stoples yang berisi keripik pisang itu dari genggaman Beni.

"Ah lu pelit amat sih." sungut Beni.

"Lo yang rakus Ben. Gue aja nggak ada makan tuh keripik pisang." timpal Zio mencibir.

Beni menoyor kembali kepala Zio. "Apaan nggak makan. Tuh yang satu stoples tadi siapa yang makan?" tanya Beni kesal.

"Gue." jawab Zio sambil menyengir lebar dengan wajah yang tak berdosa.

When Your Heart Talk [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang