Caca daritadi dibuat bingung dengan sikap Adit sore ini. Tak biasanya Adit mendiamkannya seperti ini, Caca juga bingung ketika melihat Adit mondar-mandir lalu duduk dan kemudian berdiri lagi.
"Lo kenapa sih, Dit?" tanya Caca kesal.
Adit tidak menghiraukan pertanyaan Caca. Ia masih sibuk berpikir tentang rencananya. Adit daritadi mondar-mandir untuk menemukan sebuah ide agar rencananya kali ini berhasil.
Caca lantas berdiri menghadang Adit, "gue bingung sama lo, lo sebenernya kenapa? Jangan buat gue kesal deh." sungut Caca.
"Gue gapapa kok Ca, tenang aja. Gue lagi nyari ide jadi butuh konsentrasi yang tinggi." jawab Adit disertai dengan kekehan saat melihat Caca yang kesal.
Saat itu juga sebuah ide terlintas di benaknya. Adit kemudian langsung mengetikkan sesuatu di ponselnya dan mengirimkannya kepada seseorang yang akan membantu rencananya.
***
Tania sedang duduk dengan santai sambil menikmati semilir angin sore di sebuah taman. Ia kali ini bersama dengan Iqbal lagi karena Jeny sedang sibuk menyelesaikan tugas kuliahnya.
Tania menatap sekitarnya yang banyak dipenuhi oleh bunga dan juga pengunjung yang rata-rata orang tua yang membawa anaknya untuk bermain dan bersantai. Tania sesekali tertawa melihat tingkah laku anak kecil yang menurutnya lucu dan mengingatkannya kembali saat masa kecil dulu.
"Nih es krim lo, Tan." ucap Iqbal yang baru saja kembali dari membeli es krim vanila kesukaan Tania.
"Tumben lama, emang jauh ya?"
Iqbal menggeleng. "Nggak jauh kok, tapi banyak yang beli jadi antri deh." jawab Iqbal.
"Oh gitu."
Tania menikmati es krim vanila tersebut sambil menikmati hawa sejuk dan semilir angin di taman di kota Bandung ini.
Diam-diam Iqbal tersenyum melihat Tania. Iqbal lalu memakan es krimnya kembali. Setelah habis, Iqbal berpikir bagaimana kalau sekarang ia bilang pada Tania bahwa ia sudah menyukainya sejak SMP dulu.Iqbal lalu meyakinkan dirinya, ia harus memberitahu Tania sekarang, sudah cukup dia menunggu selama ini.
"Tania." panggil Iqbal. Tania menoleh dengan tatapan bertanya.
"Sebenarnya ada yang mau gue sampein ke lo. Ini udah lama banget, tapi gue belum sempat bilang ke lo." ujar Iqbal dengan perlahan.
Tania mengernyit bingung, "emang lo mau bilang apa sampe grogi gitu." kekeh Tania.
Iqbal lalu menatap Tania lekat lalu dengn perlahan ia menarik nafas dan berkata,
"Gue sebenernya dari SMP dulu suka sama lo, tapi gue terlalu takut untuk bilang ke lo. Berulang kali gue yakinin diri tapi gue tetap nggak bisa sampe akhirnya kita tamat dan gak ketemu lagi." ujar Iqbal.
Iqbal lalu menceritakan semuanya. Mulai dari awal berjumpa sampai Iqbal yang sering memperhatikan dan mengikutinya diam-diam.
"Gue sempat frustasi waktu itu karena belum berani bilang ke lo tentang perasaan gue. Dan akhirnya gue ketemu lo yang lagi pingsan di pinggir jalan, dan dari situlah harapan gue muncul lagi. Dan walaupun gue harus terima kenyataan pahit kalo lo pacaran sama sepupu gue sendiri, Adit." tutur Iqbal yang membuat Tania tertegun akan perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Your Heart Talk [Completed]
Teen FictionKetika logika tidak mampu lagi mengartikannya, biarkan hati yang mengartikan semuanya. Ketika kita tidak bisa menjawab sesuatu, biarkan waktu yang menjawab semuanya. Disaat Tania ingin melupakan seseorang dari masa lalunya, disaat itu pun ia kedatan...