Saat-saat yang menegangkan untuk sebagian siswa pun tiba. Sebagian orang terlihat tegang dan sebagian lainnya terlihat santai saja, walaupun pada hari ini ujian kenaikan kelas pun dimulai. Rata-rata para murid datang lebih pagi saat ujian, entah untuk belajar lagi atau menyalin kunci(?), dan lain sebagainya.
Termasuk Tania, ia hari ini ia berangkat bersama lagi dengan Adit. Jam enam ia sudah sampai di sekolah karena ia ingin membaca buku kembali."Kok masih sepi ya Dit?" tanya Tania ketika koridor kelas masih terlihat sepi.
"Yaiyalah kamu datangnya jam enam, orang pada belum datang," dengus Adit.
Tania terkekeh, "oh iya ya. Hehe."
Karena masih sepi, mereka memilih duduk di salah satu bangku didepan ruang ujian. Tania lalu mengeluarkan buku catatannya untuk kembali membaca.
"Rajin banget sih." ucap Adit saat melihat Tania membaca bukunya.
"Kan mau ujian, jadi harus banyak baca. Kamu nggak baca?"
Adit menggeleng, "nggak, tadi malam udah bacanya."
Tania tersenyum menggoda, "bukannya tadi malam kamu telponan sama aku ya?"
Adit tertawa kecil, "kan sambil baca."
"Emang bisa?"
"Bisa lah." jawab Adit lalu kembali tertawa.
Dari kejauhan tampak Kevin berjalan santai dengan kedua tangannya ia masukkan ke kantong celana. Ia tampak berjalan menuju dimana Tania sedang duduk.
"Hai," sapa Kevin yang langsung duduk ditengah antara Tania dan Adit.
"Lo siapa sih? Ganggu aja." ucap Adit kesal dengan kelakuan Kevin.
Kevin tersenyum miring, "gue mantannya Tania,"
"Mantan bangga," dengus Tania.
"Belum selesai gue ngomong, gue adalah mantan Tania yang akan mengambil hati Tania kembali." ucap Kevin percaya diri sembari menaik-turunkan kerah bajunya.
"Ye ngarep lo," sungut Tania. "Dit pindah aja yuk ada penganggu disini." lanjut Tania yang langsung menarik Adit dari duduknya.
Kevin menatap Tania dan Adit yang mulai menjauh dengan senyuman yang sulit diartikan.
***
Ujian pertama dimulai. Para murid siap tidak siap harus bertempur dengan soal-soal yang sulit dimengerti. Seperti cinta dan hati yang terkadang sulit untuk dimengerti.
Pengawas hari ini diruangan Adit adalah Pak Hendro, guru yang kalau ngajar aja galaknya minta ampun apalagi dia sekarang jadi pengawas ujian, nggak bisa berkutik semua murid yang diawasinya.
Semua mata murid tertuju pada soal dihadapannya. Ada yang memang benar-benar mencari jawabannya sendiri, dan ada juga yang matanya lirik sana-sini."Pstt.." desis Beni yang duduk dibelakang Adit.
Adit dan Beni memang seruangan karena abjad nama mereka berdekatan tapi tidak dengan Zio karena namanya dimulai huruf Z.
Adit menoleh kebelakang lalu menaikkan alisnya berisyarat apa?
"Nomor lima belas sampai dua puluh apaan?" ucap Beni hanya dengan gerakan mulut.
"A,C,B,A,D." jawab Adit dengan gerakan mulut juga.
Dengan sigat Beni langsung menandai jawaban itu ke ljk nya. Lalu Beni mulai matanya mulai melirik kanan kiri kembali untuk mencari jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Your Heart Talk [Completed]
Novela JuvenilKetika logika tidak mampu lagi mengartikannya, biarkan hati yang mengartikan semuanya. Ketika kita tidak bisa menjawab sesuatu, biarkan waktu yang menjawab semuanya. Disaat Tania ingin melupakan seseorang dari masa lalunya, disaat itu pun ia kedatan...