Iqbal merapikan bajunya sebentar sebelumnya. Setelah yakin bajunya rapi dan meyakinkan dirinya, ia lalu mengetuk pintu rumah Tania.
Tok..tok..tok..
Iqbal tersenyum ketika Tania sudah membukakan pintu.
"Ayo, nanti keburu hujan." ajak Tania bersemangat.
Iqbal yang tidak siap ditarik Tania pun agak sedikit terhuyung dan mengikutinya dari belakang.
Tania dan Iqbal akhirnya sampai di SMA Nusa Harapan Bangsa. Hari ini Tania meminta Iqbal untuk menemaninya mengambil ijazah.
Tania berjalan bersama Iqbal menuju ke ruang kantor. Untuk menuju ruang kantor, Tania harus melewati beberapa kelas yang salah satunya merupakan kelas Adit.
Mendekati kelas Adit, Tania melirik sedikit. Tidak ada guru yang mengajar disana, murid pun tampak ribut dan duduk dengan sembarang tempat. Mata Tania lalu menangkap sosok Adit tengah duduk sendiri sembari memainkan ponselnya. Tania mengamati Adit lamat-lamat.
Merasa seperti diperhatikan, Adit tiba-tiba menatap balik ke arah Tania. Adit sedikit terkejut akan kedatangan Tania kesekolah ini, tapi ia buru-buru mengalihkan pandangannya kembali ke ponselnya.
"Lo lama banget sih jalannya? Cepet dikit dong." ucap Iqbal yang langsung menarik tangan Tania untuk segera cepat berjalan.
Sudut mata Adit diam-diam masih melirik Tania. Ia melihat bahwa Tania datang bersama Iqbal.
"Iqbal lagi..Iqbal lagi." gumam Adit sambil berdecak heran.
***
Iqbal hanya menunggu di luar. Sedangkan Tania masuk ke kantor sendirian.
Tania langsung menemui petugas bagian pengambilan ijazah.
"Ini ijazahnya ya. Sekarang kamu kuliah dimana?" tanya petugas itu.
"Saya kuliah di Bandung pak," jawab Tania sembari tersenyum.
"Oh gitu baiklah, sering-sering main kesini ya."
"Insyaallah pak, saya permisi dulu."
"Iya silahkan."
Tania lalu langsung keluar dari ruang kantor tersebut, ia lalu langsung mengajak Iqbal untuk segera keluar dari sekolah ini.
Tania berjalan dengan santai bersama dengan Iqbal. Dan tampaknya para murid sedang istirahat karena semuanya pada berhamburan keluar.
Tania lalu memilih untuk lewat lapangan saja agar tidak kembali melewati kelas Adit.
Namun sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya. Ia kembali berpapasan dengan Adit dan parahnya lagi Caca ada bersama dengan Adit.
Tania lalu ingin memutar arah, tapi Adit sepertinya berjalan menghampiri mereka.
"Hai, Bal. Apa kabar?" tanya Adit berbasa-basi.
"Baik, lo?"
"Sejauh ini kabar gue baik, nggak tau deh kedepannya." jawab Adit sembari melirik ke arah Tania.
Tania yang jengah pun lalu menghampiri Iqbal, "pulang yuk Bal, capek gue disini." ucap Tania dengan mata yang menatap Adit tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Your Heart Talk [Completed]
JugendliteraturKetika logika tidak mampu lagi mengartikannya, biarkan hati yang mengartikan semuanya. Ketika kita tidak bisa menjawab sesuatu, biarkan waktu yang menjawab semuanya. Disaat Tania ingin melupakan seseorang dari masa lalunya, disaat itu pun ia kedatan...