Chapter 26 : Hati yang patah

42.1K 2.5K 7
                                    

"Jadilah suami yang baik. Semoga anakmu nanti tak menyebalkan juga sepertimu," lirih Rafa sembari menahan tawa.

Hikam hendak protes. Namun, suara ketukan pintu membuat kedua pria itu menoleh, Rafa bangkit dari duduknya untuk membuka pintu.

"Salma?"

Hikam menoleh ke arah pintu begitu Rafa membukanya. Gadis berjilbab biru itu mematung di sana dengan senyum manis seperti biasa.

"Ada apa?"

"Abah mencari gus Hikam."

Rafa mengangguk kemudian berbalik ke arah Hikam yang kembali sibuk dengan barang-barangnya. "Kam, Abah manggil!"

"Oke." Hikam menghentikan kesibukannya, kemudian keluar melewati dua orang tersebut tanpa berkata apapun pada Salma.


"Gus Hikam terlihat bersemangat, ya? Ada apa?" tanya Salma yang masih berdiri di sana dengan Rafa. Rafa tertawa pelan sampai bahunya berguncang.

"Begitulah yang sebentar lagi mau punya istri," jawab Rafa.


Jawaban sederhana itu sukses membuat Salma menoleh ke arahnya. Wajah Salma langsung berubah.


Salma harap telinganya sedang salah dengar apa yang Rafa ucapkan barusan. Dia harap itu hanya guyonan biasa seperti yang sering Rafa ucapkan padanya. Tapi kenapa sensasinya berbeda. Ada yang perih di sana.

"Halo Salma, kamu baik-baik saja?" tanya Rafa sembari melambaikan tangannya ke depan wajah Salma yang masih bengong.

Salma tersentak. Ia tersenyum kikuk, berusaha mengatur perasaannya.
"Gus Hikam mau menikah?"

"Iya, kamu tidak tahu? Dua hari yang lalu mereka lamaran."

Pletar!

Dada salma mendadak sesak. Rasanya seperti di tampar keras oleh kenyataan. Dia bahkan tak tahu Hikam sudah melamar orang lain, Salma tidak mengetahuinya karena dia sibuk dengan ativitas dakwah di pesantren. Kenapa secepat itu?

"Jadi gus Hikam mau nikah?"

"Ya, dua bulan lagi."

Dada Salma makin sesak, matanya sudah berkaca-kaca, ia tak kuat membendung rasa kecewa.

"Wah ... alhamdulillah. Gus, Salma mau ke asrama ya, asalamu'alaikum,"

Tanpa menunggu Rafa menjawab salamnya, Salma sudah berlari lebih dulu menghindar dari sana. Air mata yang sejak tadi berusaha di tahannya menetes setitik demi setitik mengaburkan pandangannya.

Orang yang dicintainya sudah melamar wanita lain. Bahkan dia sendiri pun tidak tahu. Beberapa saat Salma berdamai dengan hatinya, kemudian dia mendengar kabar Hikam akan meminang perempuan lain. Hikam pikir Salma sekuat apa?

Manusia tetap manusia dia pun punya hati, dan darimana ada hati yang baik-baik saja ketika ditinggalkan lalu tak lama kemudian mendengar yang disayang akan melangsungkan pernikahan.

Bidadari Bermata BeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang