3■ [Baru Mengenalnya]

23.9K 1.4K 3
                                    

Seperti biasanya pada jam istirahat suasana kantin begitu ramai dengan murid-murid yang mulai mengisi energinya kembali sebelum lanjut belajar. Kini Alana, Malla, dan Riri tak mau kalah untuk mengisi perut mereka yang kosong sambil mengobrol.

"Terus?" tanya Malla heboh saat Alana menceritakan kejadian tadi pagi dengan Melvin.

"Dia narik tangan gue, kayaknya gue nggak mau cuci tangan deh," Alana mengelus lengannya yang tadinya sempat di tarik Melvin.

"Isshh...lebay lo!" desis Malla jengah dengan tingkah Alana.

"Kalian ngomongin apa sih?" tanya Riri yang tidak mengerti apa yang sedari tadi mereka bicarakan.

"Cowok yang di taksir sama Alana," jawab Malla. Alana hanya senyam-senyum sendiri.

"Siapa?"

"Melvin, cowok super judes nan galak!"

"Ssttt..pelanin suara lo, kalo kedengeran yang lain bisa gawat!" ujar Alana tengak-tengok melihat keadaan lingkungannya yang ternyata sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Eh iya lupa. Sorry, Al!"

"Orangnya yang mana?" tanya Riri.

"Orangnya, hmm....nah itu tuh" Malla menunjuk sosok Melvin yang sedang duduk diantara gerombolan anak cowok mengitari meja kantin yang berada di sisi pojok kantin.

"Yang gerombolan cowok itu? Ada banyak, jadi yang mana?"

"Itu yang keliatan paling jutek, jarang banget senyum!" tukas Malla.

"Ohh...dia itu yang sering di samperin sama cewek-cewek, kan?"

"Iya, tapi sayang nggak ada satu pun yang dia lirik, apa dia homo, ya?!" ujar Malla membuat Alana dongkol.

"Isshh... ngaco, lo! Dia itu cuma belum nemu cewek kayak gue aja. Liat aja nanti, pasti dia bakal luluh sama gue!" pekik Alana menampilkan rasa percaya dirinya dengan menaik turunkan kedua alisnya.

"Kita liat secepat apa Alana bakal nyerah!" timpal Malla.

Malla dan Riri hanya tertawa melihat raut wajah Alana yang merasa dongkol.

"Isshhh..."

Drrrtttt.....

Ponsel Alana bergetar tanda panggilan masuk, ia melihat layar ponselnya dan yang tertera adalah panggilan dari papahnya. Alana langsung mengembangkan senyum manisnya. Namun, di sisi lain Alana juga bingung, jarang sekali papahnya itu meneleponnya jadi kemungkinan ini adalah hal penting.

"Gue angkat telpon dulu ya! Di sini berisik" kata Alana beranjak pergi dari kursi kantin untuk mencari tempat yang lebih tenang, dan ia memilih kearah belakang gedung kantin.

Di sisi lain Melvin yang sedang dikerumuni banyak orang melihat Alana sedang berjalan sendirian. Dengan rasa penasaran, Melvin pergi mengikuti Alana melangkah.

"Melvin, lo mau kemana? Gue ikut!" sergah Mega yang memang sedari tadi membuntuti Melvin dan hal itu sontak membuat Melvin risih.

"Apaan sih, lo?! Gue mau ke toilet, lo mau ikut juga?" tanya Melvin dengan nada juteknya.

Mega hanya terdiam dan cemberut sambil melihat Melvin yang beranjak pergi.

🌉



"Halo, pah." ujar Alana membuka pembicaraan di telepon.

CARE [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang