Saatnya semua murid pulang. Seperti rencana mereka. Alana, Malla, dan Riri mereka akan kembali menemui anak-anak jalanan itu lagi. Sebelum itu, mereka mampir di sebuah warung makan pinggir jalan untuk memesan nasi bungkus untuk anak-anak itu.
"Ada berapa anak-anaknya?" tanya Alana kepada Riri.
"Sekitar tiga belas orang," kata Riri.
"Mbak, saya mau pesan enam belas nasi bungkus ya!" kata Alana kepada penjual warteg itu.
"Apa aja lauknya?" tanya penjual itu dari balik etalase.
"Apa aja deh, mbak." Kata Alana.
Sambil menunggu mereka duduk sambil berbincang. Sesaat ponsel Alana bergetar tanda panggilan masuk. Alana melihat layar ponselnya, tak ada nama, yang tertera hanya nomor HP saja.
"Siapa? Kok, nggak di angkat?" tanya Riri.
"Nggak tau, nih. Nggak ada namanya."
"Coba aja angkat, siapa tau penting!" kata Malla.
"Iya, bentar ya." Alana keluar rumah makan itu untuk mengangkat telponnya. "Hallo?" kata Alana menempelkan ponsel itu ke telinganya.
"Halo? Lo dimana sih? Gue udah cari lo ke semua sudut sekolah, tapi nggak ada." Cerocos Melvin.
"Ini Melvin, kan??" tanya Alana.
"Iya. Lo dimana?"
"Terserah gue, gue ada dimana. Apa urusannya sama lo!" bantah Alana.
"Gue sih, nggak peduli sama lo. Tapi, gara-gara lo gue di omelin sama bunda gue! Sekarang lo dimana!?"
Gue pikir lo peduli sama keberadaan gue sekarang, tapi itu semua salah. Lo nggak akan pernah jadi seperti yang gue harapkan. Batin Alana.
"Halo? Lo belum matiin sambungannya, kan?" Tanya Melvin.
"Eh?" Alana tersedar dari lamunannya. "Bilang aja ke tante Anna, kalo gue mau main ke rumah temen gue!" kata Alana langsung menutup sambungan telpon dan kembali masuk ke dalam rumah makan itu.
"Dari siapa?" tanya Malla.
"Nggak tau, salah sambung. Orang gila kali, ngomelin gue nggak jelas." Kata Alana.
"Hahaha...." Riri tertawa kecil melihat ekspresi wajah Alana yang kesal.
"Udah jadi pesanan nya?"
"Belum" kata Riri yang melihat Alana duduk di kursi meja makan.
"BTW, tadi Melvin ngomong apa lagi sama lo?" tanya Malla.
"Udahlah nggak usah di bahas, males gue ngomongnya." Alana memutar bola matanya.
·
·
*******
·
·
"Anak-anak, kita bawain kalian makanan, nih. Makan dulu sebelum belajar, biar semangat." Kata Riri kepada anak-anak jalanan itu.
"Antri ya, semuanya kebagian, kok." Kata Alana menyuruh anak-anak itu mengantri. Semua anak itu mengantri, dan makan dengan senyuman yang terukir di wajahnya. "Nah, ini buat kita makan siang juga."
"Yukkk...gue udah laper lagi nih." Kata Malla.
Ponsel Alana bergetar lagi, "Kalian duluan aja deh makannya, ada yang nelpon lagi nih. Jangan-jangan orang gila yang tadi, bentar ya." Alana memberikan nasi bungkus itu kepada Malla. Malla dan Riri pun makan duluan bersama anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARE [Tahap Revisi]
Teen Fiction#35 - teenfiction 02/08/2018 #7 - Care 08/01/2020 "Atas dasar apa lo peduli sama gue? Keluarga gue aja nggak peduli sama gue. Bahkan sahabat lama gue aja nggak peduli sama gue. Dan lo, lo siapa? Lo itu cuma orang asing yang singgah di hidup gue!"-Al...