Epilog

25.8K 1.1K 34
                                    

Disinilah kami, berhadapan dengan menara eiffel. Duduk di atas tikar beralaskan rumput.

Aku menyiapkan makan siang piknik untuk kami. Melvin asyik memegang kamera dengan gitar di pangkuannya, mencoba memotretku. Lalu ia meletakkan kameranya dan beralih bermain gitar.

"Al! My crush" Panggilnya.

"Nggak usah alay deh!"

"And darling, I will be loving you 'till we're 70. Aku janji akan mencintaimu sampai umur kita 70 tahun." Ujarnya sambil memetik gitar.

"Kalo umur aku lebih dari 70 tahun gimana? Mau cari nenek-nenek yang lebih cantik lagi? Atau mungkin langsung nikahin gadis perawan? Terus aku di tinggal! Gitu, ya?..." ujarku pura-pura marah.

"Bukan gitu!" Melvin menggaruk kepalanya binggung.

"Mamah... Papah... !!" Teriak Alvin berlari menghampiri kami. Dia anak pertama kami yang baru berusia 2 tahun. ALVIN kami ambil dari nama awalku 'Al' dan diambil dari nama belakang Melvin yaitu 'vin', tinggal gabungin deh...

Alvin berlari memeluk Melvin dan duduk di pangkuannya, aku memberikan sepiring sandwich untuk Alvin dan ia melahapnya sampai belepotan.

Melvin kembali mengambil kamera dan mulai memfoto kami semua, "Saat kita tua nanti, semua foto ini akan menjadi kenangan yang akan membuat kita tertawa melihatnya"

"Mulai deh, puitis!" Timpalku.

"Coba deh liat foto SMA kita! Kamu pasti senyum-senyum." Melvin memberikan sebuah Album kecil padaku, "Sadar nggak sih, percintaan kita itu dulu terlalu dramatis?!"

"Maksudnya?"

"Pertama ketemu kita tabrakan, kamu jatuh, itu tuh sinetron FTV banget tau nggak. Terus kita itu kalo ada masalah sama Mega mainnya lari-larian kayak di film India, terus juga yang kita ujan-ujanan, itu drama banget. Kita juga dulu lebih sering kirim surat, padahal udah modern, banyak aplikasi chat di HP, dan di laptop juga bisa lewat email!"

Aku hanya bisa tertawa memutar memori itu kembali, "Itu mah kamu yang kirim setiap pagi sama bunga mawar putih! Hahaha... makasih buat perjuangannya dan udah buat sebagian impian aku jadi nyata. Yang awalnya hanya bisa menatap monas, dan sekarang bisa natap menara eiffel bareng sama kamu!"

Melvin ikut tertawa, "Makasih juga udah kasih aku kesempatan untuk jadi salah satu seseorang yang peduli sama kamu, dan aku janji nggak akan kecewain kamu!"

»Tĥé Eňd«

.


.

°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°
Selesai...
Semoga endingnya nggak mengecewakan ya...

Aku mau ngucapin terimakasih udah ikutin cerita ini dari awal sampai akhir, maaf kalo ada kesalahan dariku, aku hanya penulis abal-abal yang belum punya pengalaman dalam menulis.

Sekali lagi terimakasih atas dukungan kalian, berkat dukungan kalian aku bisa menyelesaikan cerita ini walaupun tadinya ragu bisa sampai akhir.

Salam dari keluarga kecil Alvin^^

Selamat tinggal-_-

CARE [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang