Pagi ini Alana harus mengepakkan barangnya untuk segera kembali ke rumah aslinya. Waktu yang di tunggu-tunggu. Tapi, Alana masih betah tinggal di sini. Kalau pulang, Alana tidak bisa melihat Melvin keluar dari kamar sebelah lagi.Pagi ini Alana di jemput oleh Mang Jaka, sopir papahnya yang sudah kembali dari kampung. Sebenarnya Alana berharap, Melvin yang akan mengantarkannya pulang. Tapi, pintu kamar Melvin masih tertutup, mungkin ia masih tidur.
"Non, nanti sore mas Elskan tiba di bandara. Non mau ikut jemput nggak?" tanya Mang Jaka seraya menyetir mobil ini menuju rumah.
"Hah? Kok bang El nggak nelepon Al sih, mang?" tanya Alana kaget.
"Katanya, dia udah nelepon non Al, tapi nggak di angkat. Jadi dia nelepon mamang!"
"Ohh... Alana ikut jemput ya, mang?!" Pekik Alana.
"Siap, non" ujar Mang Jaka.
°·°·°·°·°·°·°·°·°·°
"Iya, Mal. Tapi, nanti siang lo ke rumah gue, ya?! Kalo perlu ajak Riri. Tapi, gue nggak bisa sampe sore, gue harus jemput abang gue di bandara." Jelas Alana berjalan menuju kamarnya yang sudah satu minggu ini tak ia singgahi.
"Serius? Gue ikut jemput abang lo, ya?! Please!" Pinta Malla.
"Mau ngapain? Lo mau ngembat abang gue? Lo kan udah ada Dito!" Omel Alana yang kini berdiri di balkon kamarnya.
"Hehehe... nggak mau tau, pokoknya gue ikut!" Malla tetap kekeh.
"Ya udah, terserah lo! Asal lo tau aja, abang gue udah punya pacar di paris! Dan gue bakal punya kakak ipar orang prancis!" Ledek Alana.
"Yahh... suruh putusin, gih sana! Lagi pula lebih cocok gue yang jadi kakak ipar lo!"
"Gue sih, ogah. Udah lo sama Dito aja!" Kata Alana terkekeh.
"Dito? Dia nggak pernah peka sama gue!"
"Sabar, udah ahh... cepet ke sini. Banyak yang pengen gue ceritain!"
"Oke!" Sambungan itu terputus.
Alana meletakkan ponselnya di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Ia membongkar barang yang sempat ia bawa untuk menginap, dan meletakkannya kembali ke tempat semula.
Saat Alana membuka kopernya itu, ia baru menemukan sebuah paperbag kecil. Alana lupa soal benda manis ini. Benda pemberian Melvin saat di mall. Kotak musik.
Alana membuka paperbag, dan mengeluarkan kotak musik itu. Alana membuka kotaknya, dan mendapati dua buah miniatur kecil yang menggambarkan seorang lelaki dan perempuan.
Alana mencoba mencari setiap sudut kotak musik itu supaya dapat berputar. Ia menemukan sebuah kunci di balik kotak musik itu, dengan penasaran ia langsung memutarnya berkali-kali agar kotak musik dapat hidup.
Lantunan musik tanpa lirik dengan suara biola menyebar di sekitarnya. Tak hanya lagu, melaikan kedua miniatur tadi ikut bergerak, berdansa.
"Cute banget, sih!" Gumam Alana seraya menatap lekat kedua miniatur itu berdansa.
Imajinasi Alana mulai keluar. Ia mulai membayangkan kedua miniatur itu sebagai dirinya dan Melvin. "Ahh... romantis banget."
Tak lama kotak musik itu berhenti memutar lagu. Namun, Alana kembali memutar kuncinya agar kotak musik itu dapat kembali berputar.
Tokk...tokk...tokk
Pintu kamar ini terketuk oleh bi Siti, "Non, ada temennya. Malla."
KAMU SEDANG MEMBACA
CARE [Tahap Revisi]
Teen Fiction#35 - teenfiction 02/08/2018 #7 - Care 08/01/2020 "Atas dasar apa lo peduli sama gue? Keluarga gue aja nggak peduli sama gue. Bahkan sahabat lama gue aja nggak peduli sama gue. Dan lo, lo siapa? Lo itu cuma orang asing yang singgah di hidup gue!"-Al...