31 •[MERPATI]

17.4K 965 9
                                    

"Darkness cannot drive out darkness : only light can do that. Hate cannot drive out hate : only love can do that."

Martin Luther King Jr.

●○●○●○

Libur kelulusan sudah di mulai, dan Alana mulai mencari kesibukan bersama Malla, dan Riri. Sudah lama ia tak pergi ke taman bacaan untuk mengajar anak-anak jalanan itu, semua itu terhambat karena Alana harus fokus belajar untuk Ujian Nasional.

"Bi, Al mau pergi ke taman bacaan, ya?" Pamit Alana pada Bi Siti.

"Mau di antar mang Jaka?" tanya Bi Siti.

"Nggak usah, Al naik sepeda aja!" Pekik Alana seraya menenteng kardus yang berisi bahan dan alat kerajinan tangan untuk anak-anak.

Alana membuka pintu rumah dan lagi-lagi mendapati setangkai bunga mawar putih dengan secarik kertas. Ia membaca kertas itu yang lagi-lagi sebait kata-kata puitis dari Melvin.

Jika aku di suruh memilih satu hewan,
Maka aku akan memilih MERPATI.
kenapa?
Karena dia adalah hewan yang setia pada pasangannya,
walaupun terbang jauh, dia akan kembali pulang.
Aku harap aku dan kamu bisa sepertinya, sekarang pergi jauh tapi nanti akan kembali bersama.

Alana hanya tersenyum kecil dan segera menuju garasi untuk mengambil sepeda. Ia meletakkan kardus itu di jok belakang sepedanya, kemudian di ikat supaya tidak jatuh. Sedangkan bunganya ia taruh di keranjang depan sepedanya. Segera Alana bergegas karena Malla sudah tiba di sana.

Alana menghentikan sepedanya saat tiba di lapangan yang ramai dengan anak-anak yang main bola. Di sana juga ada Malla dan Riri yang teriak-teriak seperti suporter sepakbola di pinggir lapangan.

Tunggu!!!

Itu Melvin! Dito, dan Aksal, mereka sedang berlari di antara anak-anak, ikut memperebutkan bola. Alana meletakkan sepedanya di pinggir lapangan, dan ia segera menghampiri Malla dan Riri.

"Sejak kapan mereka di sini?!" Tanya Alana membuat Malla dan Riri berhenti berteriak.

"Sejak lo ajak Melvin ke sini, mereka jadi sering ke sini, main sama anak-anak!" Timpal Riri.

"Kapan jujurnya?!" Sindir Malla menyenggol siku lengan Alana.

"Apaan sih?!" Balas Alana memasang wajah jutek.

"Acara prom night lo pergi sama Melvin, kan?!" Ledek Malla lagi dengan senyum jail yang membuat Alana jengkel.

"Nggak tau, sebener gue males ikut! Ri, lo ikut nggak?" tanya Alana pada Riri.

"Kayaknya nggak deh, soalnya gue nggak punya baju bagus apalagi sepatu. Salam aja buat mereka semua nanti yang dateng!" Ujar Riri tak melihatkan rasa sedihnya karena tak bisa ikut karena tuntutan ekonomi.

"Lo harus ikut! Pokoknya kita bertiga harus ikut! Untuk masalah kostum kita cari bareng-bareng!" Sergah Malla ngotot bahwa mereka harus ikut. Alana hanya mengangguk malas, dan Riri tersenyum.

"Ri, Papah gue bilang dia mau bangun taman bacaan yang lebih layak!" Kata Alana.

"Serius?!" Tanya Riri senang. Alana mengangguk.

"Apanya yang serius, nih??!" Ledek Dito yang tiba-tiba datang tanpa mereka sadar permainan sepak bolanya telah berakhir.

"Serius sama Melvin lah!!!" Jawab Aksal ngaco.

Melvin hanya senyum-senyum pada Alana seraya mengelap keringatnya dengan handuk kecil. Alana hanya memasang wajah jengkel.

"Mau sampe kapan jaim terus?!" Tambah Aksal, "Udah buru! Entar keburu kadaluwarsa!"

CARE [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang