1■ M-E-L-V-I-N

37.9K 1.8K 11
                                    

"Kebalikan dari cinta bukanlah kebencian, itu ketidakpedulian. Kebalikan dari seni bukanlah keburukan, itu ketidakpedulian. Kebalikan dari iman bukanlah ibadah, itu ketidakpedulian. Dan kebalikan dari hidup bukanlah kematian, itu ketidakpedulian." ~Elie Wiesel.

°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°

Setelah dua bulan bersekolah Alana hanya mempunyai satu teman yang kini sangat dekat dengannya, yaitu Malla teman sebangkunya. Namun, kemarin kelas mereka kembali kedatangan murid baru, yaitu Riri. Riri masuk ke sekolah itu karena mendapat beasiswa, dan ia kini menambah angka pertemanan bagi Alana. Walaupun Alana baru dua hari mengenalnya, tapi Alana dapat melihat sifat Riri yang sederhana.

Kini mereka bertiga tengah asik berbincang di salah satu sisi ruang kelas yang cukup ramai karena guru yang seharusnya mengajar kini berhalangan hadir.

"Lo itu harus hati-hati sama sih Mega! Dia itu suka nge-bully orang sama geng-gengan nya itu," julid Malla memulai perghibahan dengan menceritakan salah satu siswi yang memiliki sifat buruk disekolah ini kepada Riri.

"Serius?" tanya Riri tak percaya. Riri yang berstatus anak baru, jadi belum tahu sepenuhnya watak siswa-siswi di sekolah ini.

"Iya, Al aja pernah di siram pake minuman. Ya kan, Al?" tanya Malla ke pada Alana. Alana memang lebih suka di panggil Al, terdengar lebih akrab baginya.

"Iya" jawab Alana singkat dan melanjutkan menulis catatannya.

"Lo nulis apaan sih? Nggak ada guru juga,"

"Cuma iseng aja" jawab Alana terus menuangkan tinta hitam di atas lembar kosong dibukunya.

"Istirahat nanti ke kantin yuk!" ajak Malla kepada Alana dan Riri.

"Oke," jawab Alana yang kini menutup binder nya.

"Gue bawa bekal," kata Riri.

"Ya udah kita makan bareng di kantin aja!" Kata Malla.

"Emangnya kalian ngak malu makan bareng gue?" Riri merendah diri.

"Emangnya kenapa?" sahut Malla.

"Iya?" Alana ikut menyaut.

"Gue nggak sama kayak kalian, dan gue masuk ke sekolah ini juga karena beasiswa. Gue nggak mau kalian ikut-ikut di ejek sama Mega atau temen-temen yang lain gara-gara gue,"

"Yah elaahhh...." Malla meremehkan. Walaupun Malla sempat takut menghadapi Mega and the gang.

"Iya, lo tenang aja. Kita di sini buat belajar dan cari temen, bukan cari musuh!" kata Alana yang sebenarnya juga agak ragu dengan apa yang ia ucapkan, namun itu hanya untuk menenangkan Riri.

"Makasih ya, udah mau jadi temen gue," kata Riri mulai membangun kepercayaan dirinya lagi.

"Iya, pokoknya lo tenang aja," kata Malla dan Alana ikut mengangguk.

🌉

*******************

🌉


Teetttttt.....

Bunyi bel istirahat terdengar. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Semua menyebar ke lingkungan sekolah, layaknya semut-semut kecil yang keluar dari sarangnya. Seperti yang di janjikan Alana, Malla, dan Riri istirahat ini mereka akan menyantap makanan di kantin.

"Lo mau pesen apa?" tanya Malla kepada Alana.

"Bakso sama es teh manis aja." timpal Alana menopang dagunya dengan tangan diatas meja.

CARE [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang