"Alana, bagaimana kabarmu?" tanya Varo.
Alana menyuguhkan senyum keterpaksaan, "Sangat baik, om!" Bohong lagi.
"Kamu?" Varo menunjuk Elskan.
"Anakku yang pertama yang kuliah di paris" timpal Andre.
"Andrea Faelskan, panggil aja Elskan atau El." Elskan mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri.
Alana melihat sekelilingnya tak ada tanda-tanda akan keberadaan Melvin. Akhirnya Alana menarik nafas lega.
Alana melihat Om Varo mengecek jam tangannya, "Melvin kok belum datang ya?!" Gerutu Varo. Baru beberapa detik yang lalu Alana merasa lega, namun semua itu mendadak canggung dan sedikit bingung apa yang akan di lakukannya saat mereka bertanya mengenai hubungan mereka.
"Melvin? Dia mau kesini?" tanya Alana spontan dan sedikit panik.
"Iya, dia yang akan jemput, om!" Timpal Varo. "Oh ya, ngomong-ngomong, bagaimana kedekatan kalian belakang ini?"
"Hmm... biasa aja, om!" Pekik Alana yang tak tau lagi mau jawab apa.
Tak lama Melvin datang dan menatap Alana dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Alana bingung kenapa Melvin tersenyum padanya, dan akhirnya Alana memilih membuang muka. Melvin duduk di sebelah Alana dan itu manjur membuat Alana kikuk. Alana memainkan jari-jarinya di atas meja untuk mencari alasan untuk bisa pergi dari sana.
"Kamu kenapa gelisah?" tanya Andre.
"Hmm... Alana lupa, pah. Hari ini ada kerja kelompok sama Malla." Berbohong demi kebaikan.
"Kalau begitu biarkan Melvin yang anter kamu, ya?!" Timpal Varo.
"Nggak usah, om. Alana bisa sendiri, kok. Nanti naik taksi aja." Tolak Alana.
"Yakin?" tanya andre sekali lagi.
"Yakin, kok. Ya udah, pah, om, bang El, Alana pamit dulu!" Pamit Alana.
"Kamu nggak pamit sama Melvin?" tanya Andre membuat Alana menggerutu dalam hati.
"Mel, gue duluan ya?!" Pamit Alana dengan jutek. Alana bersalaman dengan Andre dan Varo sebelum pergi.
"Kamu susul, sana!" Titah Varo pada anaknya itu.
"Tapi kan dia nggak mau."
"Kamu anter dia sekarang, biar ayah sama Om Andre!" Titahnya lagi.
Melvin pun menuruti perkataan Varo. Melvin segera mengejar Alana sebelum semakin jauh dan hilang dari pandangannya. Melvin segera menahan tangan Alana.
"Biar gue anter, ya? Sama ada yang mau gue omongin sama lo!" Kata Melvin.
Alana melepaskan lengan Melvin dari lengannya, "Nggak perlu, gue bisa sendiri kok. Lagi pula apa yang mau di omongin lagi?"
"Lo belum baca chat gue yang terakhir?" tanya Melvin.
Alana menggeleng pelan, "Emang kenapa?" Alana mencari keberadaan ponselnya di tas sekolahnya yang masih bertengger di bahu.
"Eeiitt... nanti aja di rumah buka chat dari gue. Sekarang biar gue anter lo ke rumah Malla sekalian gue mau ngomong sama lo di jalan aja!" Timpal Melvin.
"Sebenernya gue nggak ada kerja kelompok, gue mau pulang aja! Udah lah, gue bisa sendiri!"
"Please" mohon Melvin.
"Ya udah" Alana mengangguk pasrah. Melvin langsung mengajak Alana ke mobilnya.
Benda tersebut bergerak karena roda yang berputar, dan roda yang berputar karena mesin yang menyala, membawa mereka pergi menjauhi bandara Soekarno-Hatta. Alana bersikap canggung dari tadi dan lebih memilih bersandar di pintu mobil melihat suasana di luar mobil yang mendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARE [Tahap Revisi]
Teen Fiction#35 - teenfiction 02/08/2018 #7 - Care 08/01/2020 "Atas dasar apa lo peduli sama gue? Keluarga gue aja nggak peduli sama gue. Bahkan sahabat lama gue aja nggak peduli sama gue. Dan lo, lo siapa? Lo itu cuma orang asing yang singgah di hidup gue!"-Al...