20 •[Pasar Malam]

20.2K 1.1K 7
                                    

Tokk...tokk...

Ketukkan pintu kamar yang Alana singgahi untuk terakhir kali menampakkan Melvin di baliknya.

"Kenapa?" Hanya kepala Alana yang keluar dari sela pintu kamar itu.

"Sekarang lo siap-siap! Gue mau ajak lo ke suatu tempat!" Pekik Melvin dan kembali ke kamarnya.

"Mau kemana?" Tanya Alana namun pintu kamar Melvin sudah tertutup. "Ihh... tuh orang!" Geram Alana.

Alana kembali masuk ke kamar itu. Ia segera mengganti bajunya dan merapihkan ikatan rambutnya.

"Woyy... cepetan!" Teriak Melvin dari lantai bawah.

Alana langsung keluar kamar itu dan menuruni tangga. Melvin sudah siap di luar dengan motornya.

"Lo bisa menghargai waktu nggak?!" Celetuk Melvin sambil menggunakan helm.

"Iya maaf!" Lagi-lagi sifat Melvin yang judes keluar.

"Cepetan naik!"

•-•-•-•

Alana dan Melvin tiba di sebuah pasar malam yang sangat ramai. "Kita ngapain ke sini?" Tanya Alana.

"Relax-in otak!" Ketus Melvin.

Melvin berjalan lebih dulu di depan Alana mengelilingi pasar malam ini. "Lo janji mau jawab pertanyaan gue malem ini, lho!"

"Iya nanti. Sekarang kita ke wahana rumah hantu, yuk!" Ajak Melvin.

"Hah? Ihh nggak mau!" Tolaknya.

"Lo takut?!"

"Bukannya takut. Tapi, kenapa nggak coba wahana yang lain aja?"

"Bilang aja takut!" Gumam Melvin.

"Nggak!!"

"Kalo nggak takut, coba buktiin ke gue!" Tantang Melvin.

Alana menegang. Jika ia tidak masuk rumah hantu itu, harga dirinya akan jatuh di depan Melvin. Tapi, Alana benar-benar takut.

"Muka lo santai donk!" Pekik Melvin.

"Apaan sih! Oke sekarang gue buktiin. Ayo!" Dengan terpaksa Alana menerima tawaran itu.

Mereka berjalan menuju wahana itu, namun langkah Alana berhenti di depan wahana itu. Keringat dingin mulai keluar, "Rumah hantunya jalan kaki, atau kita naik kereta mini?" tanya Alana kikuk.

Alana berharap menggunakan kereta mini, karena jika harus jalan kaki bisa-bisa kakinya lemas nggak bisa jalan dan terjabak di dalam bersama para hantu.

"Jalan kaki" jawab Melvin melipat kedua tangannya di depan dada. "Muka lo pucat banget, kasian gue sama lo. Entar malam pasti lo nggak bisa tidur, gara-gara masuk wahana ini!"

Alana diam,

"Udah nggak usah jaim sama gue! Mendingan nggak usah!" Goda Melvin dengan isengnya.

"Ya udah kalo lo maksa!" Celetuk Alana berjalan ke arah wahana yang lain.

"Siapa yang maksa? Cewek aneh!" Kata Melvin sambil terkekeh. Melvin mengikutinya dari belakang.

Alana berhenti di depan wahana komidi putar. Alana menengok ke arah belakang untuk mencari sosok Melvin yang tertinggal, "Mel, naik itu yuk!" Ajak Alana excited.

CARE [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang