10 •[Evil]

18.1K 1.1K 8
                                    


Baca part ini sambil dengerin lagu Demi Lavato yg judulnya "skyscraper" hahaha...-_-

°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°·.·°

Melvin datang dan langsung merebut binder itu dari tangan Mega. Mega kaget melihat Melvin merebut binder itu, tanpa ia ketahui. Melvin menyuruh Siska dan Loli melepaskan cengkramannya dari Alana. Melvin menarik lengan Alana dan mengajaknya pergi ke belakang sekolah yang sepi.

"Tolong balikin binder gue!" pinta Alana kepada Melvin yang di hadapannya.

Namun, Melvin tak mengembalikkan binder itu. Melvin membuka bagian terakhir di tulis binder itu. Ia merobek satu kertas dari binder itu yang berisikan apa yang tadi Mega baca.

"Apa maksud lo? Kita udah sepekat buat batalin perjohohan, tapi kenapa lo malah suka sama gue? Egghh....." gerutu Melvin kesal dan membuang binder itu ke dekat kakinya lalu menginjak-injaknya. Setelah itu Melvin merobek kertas tadi yang di pegangnya menjadi beberapa bagian, dan membuangnya asal.

Alana yang melihat binder kesayangannya di rusak langsung meneteskan air mata. Alana berjogkok untuk mengambil bindernya. Ia menatap bindernya yang sudah kotor karena sepatu Melvin. Alana juga mengumpulkan kertas potongan yang tadi di robek Melvin. Alana berdiri kembali dengan air mata yang terus menetes melewati pipinya. Alana menatap Melvin.

"Apa?" tanya Melvin kasar yang melihat tatapan dari Alana.

Alana menggeleng kecil, "Lo...lo...itu, LO JAHAT!!!" teriak Alana di depan wajah Melvin.

"Jahat?" Melvin tersenyum miris.

"Lo itu jahat! Asal lo tau, ini barang pemberian terakhir dari nyokap gue sebelum meninggal. Dan yang pasti ini berharga banget bagi gue. Tapi apa yang lo lakuin? Lo udah ngerusakin ini, sekarang udah pupus harapan gue." Kata Alana menunjukan bindernya yang rusak ke depan muka Melvin. Melvin hanya diam untuk mencerna semua kata-kata Alana.

Alana menarik nafas panjang untuk kembali berkata, "Satu lagi, soal isi kertas ini." Alana menunjukkan kertasnya yang sudah robek tadi ke depan wajah Melvin. "Apa yang Mega bilang itu salah. Gue Cuma tulis inisial orang yang gue maksud, Cuma huruf 'M' yang gue tulis di kertas ini. Lo pikir, cowok yang namanya dari 'M' Cuma lo doank!? Masih banyak. Jadi, nggak usah kepedean deh lo!!!" Alana membuang kertas itu ke wajah Melvin yang masih termenung.

Alana pergi mencari tempat untuk menyendiri. Alana terus meneteskan bulir demi bulir air mata. Alana melangkahkan kaki menuju toilet perempuan, dimana ia bisa puas mengeluarkan airmatanya.

Alana memilih bilik toilet paling dekat. Ia menutup pintu itu, dan mencoba menahan deru tangisnya agar tak ada yang mendengar. Hanya airmata yang tak henti-hentinya mengalir deras seperti air terjun. Ia menutup kloset, agar bisa duduk di atasnya.

"Kenapa? Kenapa mesti dapet masalah melulu? Masalah yang satu belum selesai, di tambah lagi masalah baru. Kenapa Tuhan? Hiks...hiks" gerutu Alana dengan suara kecil.

Kenapa gue jadi salahin Tuhan? Gue nggak seharusnya kayak gitu. Ini cobaan hidup gue, cobaan yang bisa buat gue lebih kuat lagi. Maafkan Aku Tuhan. Gue nggak perlu takut sama masalah apapun itu, seberat apapun itu. Gue pasti bisa, karena Tuhan selalu ada, Hati kecil Alana berbicara.

"Maafkan aku Tuhan. maafin Al, mah. Al, nggak bisa jaga binder ini!" kata Alana menyesal. "Orang yang gue maksud itu sebenernya elo Melvin, puisi itu buat elo. Gue takut lo benci sama gue, makanya gue bohong. Gue benci lo MELVIN, benci, benci....gue nggak seharusnya suka sama lo! Karena lo itu cuma bisa buat gue sakit! Gue harus bisa move on dari lo! Harus!" kata Alana berdecik pelan.

CARE [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang