MOS hari pertama tentang perkenalan.
Yeri yang masih sendiri dan terkesan menyendiri itu sedang mendengarkan instruksi dari kakak pembimbing di kelasnya. Nama kakak pembimbing itu Im Nayeon dan Minatozaki Sana, keduanya sangat baik dan ramah pada adik kelasnya ini. Dan Yeri mengakui, Nayeon sangat cantik kalau tersenyum.
"Ayo selanjutnya Kim Yerim!"
Kaget begitu namanya di sebut karena giliran perkenalan dengan teman satu kelas. Dengan kaku, Yeri beranjak ke depan kelas. Tangannya dingin saat Sana menyuruhnya untuk memperkenalkan diri.
"Namaku Kim Yerim, panggil Yeri aja nggak apa apa," ujarnya sambil memperhatikan siswa-siswi di kelasnya. "Aku dari SMP Garuda, cita-citaku jadi–"
"Berdiri semuanya!"
Seluruh orang di dalam kelas terkejut saat June dan kawan-kawan memasuki kelas tanpa permisi. Yeri yang ada di depan kelas itu hampir saja jantungan mendengar seruan June yang tampak emosi.
Mata June menatap seisi kelas dan berakhir pada Yeri yang berdiri kaku di depan. "Nay, bawa dia pergi dulu," titahnya pada Nayeon sambil menunjuk Yeri.
Nayeon maupun beberapa teman June sendiri terkejut dengan ucapan June barusan, anak tetapi Nayeon tetap menuruti perkataan sang ketua dan membawa Yeri keluar kelas, meninggalkan Sana yang kebingungan.
Yeri mengikuti langkah Nayeon yang membawanya menjauh dari kelas. Sebenarnya ia masih tidak paham dengan keadaan tadi, namun Yeri memilih diam sampai akhirnya mereka berhenti di koridor yang sepi.
"Kenapa, Kak?" tanya Yeri.
Nayeon yang tadi melihat kelasnya di ujung koridor itu menoleh, "kamu sakit, Dek?" tanya Nayeon balik.
Yeri menggeleng dua kali.
"Lah? Terus tadi ngapain?" tanya Nayeon lagi.
"Tadi yang mana?" tanya Yeri. "Aku kan tadi maju ke depan buat perkenalan. Masa Kak Nay udah lupa sih?" tutur Yeri kemudian.
"Enggak. Tadi, kok June nyuruh aku bawa kamu keluar?"
"Loh? Ya nggak tau, Kak.", Yeri memandang Nayeon bingung.
"Pasti kamu pacarnya June, ya?" tuduh Nayeon.
Yeri menggeleng cepat. "Aku nggak pacar-pacaran, nggak di bolehin Abang," jawabnya.
"Berarti kalian PDKT? Atau back street? Atau kamu gebetannya June tapi- gimana ya, kalian tuh kayak terjebak friendzone? Atau kalian mantanan?"
"Kak Nay ngomong apa sih?" tanya Yeri kebingungan.
Nayeon juga memandang Yeri dengan bingung. Anak ini bodoh atau polos?
"Nay!"
Nayeon dan Yeri menoleh ke sumber suara, memperlihatkan June yang baru saja keluar dari kelas dan berlari kecil ke arah mereka.
Belum sempat June mengambil napas untuk berbicara, Nayeon sudah menarik tangan lelaki itu menjauh dan menyuruh Yeri kembali ke kelas sendiri karena Nayeon perlu berbicara pada June.
Yeri menurut dan segera kembali ke kelasnya tanpa memikirkan June yang ternyata sedang di marahi oleh Nayeon.
&&&
June menghentikan laju motornya saat melihat Yeri terduduk di trotoar depan sekolah. Dengan segera, ia memutar balik dan menghampiri gadis itu.
Betul, gadis itu memang Kim Yerim. June menemukan Yeri sedang menangis sambil memegangi ponselnya, kemudian ia turun dari motor dan mendekatinya.
"Nangis mulu. Kenapa lagi lo? Gak di jemput?" tanya June langsung sambil melirik jam tangannya. Sekarang pukul 6 kurang 15 menit, padahal MOS berakhir pada jam 4 sore.
Yeri mengangkat kepalanya dan sedikit terkejut melihat kehadiran June di depannya. "Iya, Kak...," jawabnya.
June menghembuskan napas dengan kasar, dan mengacak-acak rambutnya kesal. Ia benar-benar kesal dengan Kim Yerim, karena gadis itu sangat lemah sekaligus membuatnya lemah; karena dia tidak suka melihat seorang wanita menangis.
"Udah udah, jangan nangis," kata June mencoba sabar. "Rumah lo dimana? Gue anter deh." Lanjutnya.
Yeri terdiam sambil memandangi June. Seperti mengetahui tatapan Yeri, June langsung tertawa mengejek.
"Yaelah, Dek, ngapain juga gue culik lo. Nyulik cewek cengeng banyak ruginya," jelas June kemudian.
Mendengar hal itu, sontak Yeri cemberut.
"Eh eh, iya, jangan nangis lagi!", June heboh sendiri saat Yeri akan kembali menangis. Namun ternyata Yeri tidak menangis, melainkan tertawa akan tingkah seniornya itu.
"Gak usah ketawa!" sentak June.
Sontak Yeri terdiam atas perubahan June, dan keduanya terdiam cukup lama. Hingga sebuah mobil mendatangi mereka, saat keluar dari mobil ternyata sang pemilik mobil adalah Jongin.
"ABAAAAANG!" seru Yeri merengek, kemudian June menoleh untuk melihat sosok kakak Yeri.
Jongin menghampiri Yeri cepat. "Maafin Abang ya, tadi Abang kena macet parah," kata Jongin menjelaskan, lalu menoleh pada sosok di samping Yeri yang sedang memandangnya.
Yeri yang melihat sorot curiga dari mata Jongin itu langsung berdiri dan mendekatkan Jongin pada June.
"Bang, kenalin ini seniorku nama kak Goo Junhoe tapi di suruh manggil Kak June," kenal Yeri sambil menarik tangan Jongin untuk berjabatan pada June. "Terus, Kak June, ini abangku, namanya bang Kim Jongin.", Yeri menarik tangan June untuk membalas jabatan Jongin.
"June," ucap June sambil tersenyum tipis.
"Jongin."
"Kak June baik loh Bang! Tadi aku mau di anter pulang–"
"Makasi, June, kita duluan.", Jongin tersenyum sekilas sembari berjalan menuju mobilnya.
Yeri yang melihat tingkah Jongin itu kesal, "Kak maafin abangku ya, dia emang gitu kalo aku deket sama cowok," katanya menjelaskan.
June paham dan mengangguk mengerti.
Yeri tersenyum melihatnya, lalu melepas ransel dan membukanya seperti mencari sesuatu. Saat ketemu, ia menyerahkan sesuatu itu pada June. Sebuah Beng Beng.
"Makasi udah jagain aku. Dadah, Kak!" ujar Yeri sebelum berlari menuju mobil Jongin yang ada di belakang motor June.
June sendiri bingung dengan Beng Beng yang di berikan Yeri padanya. Kemudian ia mengangkat bahunya dan memasukkan Beng Beng tersebut ke saku seragam sebelum akhirnya memakai helm dan menyalakan mesin motor untuk pulang ke rumah.