O15.

1.1K 155 7
                                    

The day!

Kalau hari sabtu biasanya Yeri bangun siang, maka beda dengan hari ini. Pukul 6 pagi, gadis itu sudah mandi dan siap dengan aktifitasnya di pagi hari. Tentu hal itu membuat Mama yang sudah bangun terlebih dahulu itu bingung.

Mama tampak menyiapkan diri untuk berangkat belanja ke pasar tradisional, sementara Yeri sedang menuangkan susu ke mangkuk serealnya. Sebelum akhirnya ia berpindah ke ruang santai untuk menonton kartun di pagi hari.

"Dek, Mama ke pasar dulu ya," kata Mama beranjak keluar.

Yeri berdeham sedikit keras tanpa mengalihkan pandangan dari televisi.

Akan tetapi langkah Mama terhenti dan Mama kini membalikkan tubuhnya memandang Yeri yang tampak murung. "Kamu gak jadi keluar nanti malem?" tanya Mama kepo.

"Enggak."

"Lho kenapa?" tanya Mama, menunda keberangkatannya dan kini beralih duduk di samping Yeri.

Yeri mengendikkan bahu.

"Yaaaah. Gak jadi malmingan deh?" goda Mama sok sedih. "Padahal Mama sama Papa nanti malem mau malmingan. Masa kamu enggak, Dek?" lanjutnya.

"Ya masa aku malmingan di satpamin sama Abang, Mah?" kesal Yeri akhirnya.

Sontak Mama tertawa mendengar pengakuan Yeri yang ternyata tidak jadi kencan demi tidak di temani oleh kakaknya. "Abang tuh sayang sama kamu, Dek. Abang tuh gak mau kamu kenapa-napa, makanya di temenin. Bukan di satpamin," jelas Mama.

"Pokoknya nggak mau berangkat kalo sama Abang!"

"Yang penting malmingannya Mama sama Papa nggak batal,"

"IH MAMAAAA!" Yeri mengguncang-guncangkan tubuhnya, merengek.

Bukannya membuat Yeri tenang, Mama malah terbahak sekali lagi atas tingkah putrinya. Sebelum meninggalkan rumah, Mama mengusap rambut anak gadisnya dan mengucapkan salam.

Mama pun meninggalkan Yeri yang semakin murung di rumah.

Yeri mencoba fokus untuk menonton kartun paginya, tanpa menghiraukan kedatangan Jongin dari kamarnya.

Jongin menuruni tangga sambil mengenggam erat ponselnya, takut-takut kalau jatuh, kemudian ia langsung memberikan ponselnya ke Yeri yang sedang duduk di sofa sembari menikmati sarapan dan kartunnya.

"Apa nih?" tanya Yeri bingung.

"Temenmu nelfon. Ganggu aja," kata Jongin seraya berlalu ke dapur untuk meneguk air.

Yeri melihat layar ponsel kakaknya, menemukan nama Doyeon di layar, seketika ia langsung menyapa. "Halo, Doy?" sapanya.

"Halo- EH INI YERI? YER, ASTAGA, YER! CEPET KESINI LO."

"Hah, kenapa Doy?" tanya Yeri kebingungan.

"Kak June sakit nih! Lo kudu ke tempatnya, cepetan, kasian tau!" seru Doyeon dari sebrang.

Yeri mengerutkan keningnya. "Serius?" tanya Yeri pelan, lalu memandang Jongin yang sudah berjalan menuju arahnya.

"NGAPAIN GUE BOONG! Ayo kita jengukin?" ajak Doyeon.

Jongin sudah duduk di sampingnya, membuat Yeri semakin bingung untuk bertanya.

"Yer?"

"Bang, temenku sakit." Yeri akhirnya menjauhkan ponsel Jongin untuk berbicara pada sang empunya telfon. "Aku mau jenguk Bang, kasian," lanjutnya.

"Siapa?"

Mampus lo bingung mau jawab apaan. Sambil memejamkan mata Yeri menjawab, "Kak June...," jawabnya ragu.

JUNE & YERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang