Dua bulan.
Cuman dua bulan, sebelum ia pergi ke kota orang demi melanjutkan pendidikannya.
"Demi apa sih, lo masuk AR ITB?" lamunan June terpotong setelah mendengar jeritan dari Yejin, seusai melihat lembar bukti terterimanya seorang June di SAPPK ITB. "Astaga. Jun. Lo tuh dari kecil suka nangis kalo gambar!" sambungnya masih tidak percaya.
June menggaruk kepala belakangnya yang merasa geli dengan ucapan sang kakak. "Yaudah, sih," balasnya.
"Mabok lo?"
"Apaan dah." June mendengus kesal.
"Kalo FTSL masih wajar, nah, ini?" Yejin mendumel terus, "Jun. Inget, ya, kita bukan keluarga yang punya harta berlimpah sampe tujuh turunan! Boro-boro tujuh, satu turunan aja gak tau bisa cukup apa enggak. Jadi, plis, jangan sia-siain harta Bokap dengan lo asal pilih jurusan karena jokes lo ini sama sekali gak lucu."
"Siapa bilang gue becandaan sih?"
"Ini bukan passion lo!"
"Eh. Yang kuliah gue, ya, bukan lo."
"BISA GAK, SIH, DENGERIN KATA GUE!!!"
"GUE UDAH DENGERIN BACOT LO DARI AWAL PENGUMUMAN."
Hanbin dan Bobby hanya bisa melongo ketika mengintip perdebatan June bersama Yejin yang tiada henti. Mungkin sudah dua hari semenjak pengumuman SBMPTN kemarin selasa, dan untungnya, Hanbin yang memiliki otak pas-pasan itu juga keterima di Teknik Elektro UGM –yang pada akhirnya membuat kedua orangtua Hanbin melakukan tasyakuran pada malam rabu tersebut. Bobby? Jangan di tanya, dia adalah orang tersantai selama liburan ini.
Sekitar 5 menit kemudian setelah event teriak-teriak di ruang tengah, June tampak memasuki kamarnya dengan wajah masam.
Sebagai teman yang baik, lalu Hanbin menyodorkan air putihnya pada June yang langsung di teguk habis.
"Salah mulu idup gue," keluhnya.
"Sabar, bro. Cewek emang bawel."
Bobby melanjutkan acara main PS sambil memakan cikinya, "semua orang boleh nyalahin lo yang masuk Arsitektur dadakan, tapi ada beberapa yang nyetujuin. Kita contohnya."
"Gue netral."
"Bacot lu jomblo."
"Bangsat. Lu taken sendiri, ya," kata Hanbin tidak terima. "Bros before hoes lu cuman sempak pajangan!" lanjutnya.
June mengacuhkan kedua temannya dan tenggelam dalam kesibukannya sendiri dengan berkutat pada ponsel. Kemudian pikirannya kembali pada lamunannya tadi, sisa waktu ia di kota ini tinggal dua bulan.
"I don't even care about my feelings. But I do care about your future girl."
Seumur hidup, June tidak pernah memikirkan masa depannya, karena selama June hidup, ia berpegang teguh pada satu prinsip; let it flow, termasuk alasannya memilih jurusan Arsitektur. June bukanlah orang yang suka berimajinasi tentang masa depan, karena ia percaya bahwa masa depannya sudah tersusun rapi tanpa harus ia imajinasikan bagaimana bentuknya pada sepuluh tahun mendatang.
Tapi satu hari sebelum ujian SBMPTN, tepatnya pada sore hari di halte dekat sekolahnya dulu, perlahan ia merubah prinsipnya karena ucapan Yeri saat itu.
Gadis yang belum setahun ia kenal, gadis polos yang menangis di hari pertama MOS, gadis dengan senyum tiga jari, gadis yang beberapa bulan lalu masih menjabat menjadi kekasihnya, kini menjadi gadis yang mengubah pola pikirnya hanya karena sebuah kalimat.
"Aku gak mau orang lain ngalamin apa yang pernah aku alami, because it hurts." Tambahnya, membuat June semakin terdiam di tempatnya.
When you try your best, but you don't succeed
Yeri ber-istighfar dalam hati setelah mendengar lagu Fix You terputar dengan tidak sengaja.
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverseDasar Chris Martin. Bikin orang makin merana aja.
Buru buru deh Yeri matiin alunan lagu tersebut dan di susul dengan keadaan yang awkward abis. Dunia juga tau, kalau Chris Martin buat lagu Fix You dengan tema yang gak jauh beda dari kata ngajak balikan. Mengajak memperbaiki hubungan tepatnya.
"Yer," setelah lama hening, akhirnya June membuka suara.
"Apa?"
"I want you back."
Dan Yeri tersenyum tipis mendengar ucapan itu.
June boleh berpikir kalau empat kata tersebut adalah sebuah kalimat ajakan, namun tidak dengan Yeri yang menebak kalau I want you back itu adalah sebuah keinginan. Sekilas mungkin terdengar sama, tapi tidak bagi Yeri.
"Cuman pengen aku balik?"
Itulah perbedaan yang Yeri maksud.
"Aku juga pengen, Kak," kata Yeri sambil menunduk. "Tapi di dunia ini gak ada yang instan. First for all, I will try to fix everything between us, because I still have feelings for you and no matter how many times I tell myself that I'm better off without you, a part of me just won't let go."
Kalau yang berbicara adalah Hanbin atau Bobby, mungkin June sudah memaki-makinya karena ucapannya sangat rumit. Tapi akhirnya June tahu jawabannya setelah menelaah baik-baik setiap kata yang keluar dari bibir perempuan di sampingnya.
Sialnya, lamunan June kembali terganggu karena duo racun di depannya ini. "Apaan lagi, sih, lo pada?" tanya June kesal.
"Gua lagi belajar, malah di gangguin ama Bibin."
"Ya elu belajar kagebunshin!"
"Woi. Kan biar gua bisa berbagi waktu ama kalian pas kuliah,"June mendengus kesal sebelum akhirnya beranjak ke kamar mandi dan tidak lupa untuk membanting pintu keras. Ya, elah. Bener-bener gangguin orang lagi flashback.
***
Mampus pendek banget.
Hai.
Beberapa part menuju akhir dari segalanya. Ceilah. Bahasa gw apa banget dah. Oiya seperti biasa nih kalo udah mau ending, saya suka private ceritanya. Biar apa? Biar pada males baca hehehehehehehe.
Sengaja di private, soalnya hampir semua cerita yang saya tulis itu nyata dan saya takut di baca sama orang yang kenal sama saya. HAHAHAHAHAHAHAHA.
Oke, gak lucu.
Tapi yasudahlah. Setelah J&Y selesai, saya mau melanjutkan Untitled sama S&J. Umm... Alaska dan lain-lainnya menyusul. Hehehehehehehe udah mau bilang ginian aja. Dadah. Selamat berpuasa bagi yang merayakan dan selamat berlibur!
![](https://img.wattpad.com/cover/79150169-288-k161258.jpg)