Commercial Break

649 93 5
                                        

SALAH GAUL RAMADHAN.


Saat itu, June tertidur nyenyak di single bed miliknya, sementara Hanbin tertidur pulas di karpet setelah kelelahan bermain PS dan Bobby tertidur di sofa kecil dengan posisi tidak karuan. Tadinya mereka berniat untuk terjaga sampai jam sahur tiba, namun entah kenapa sekarang mereka sedang asik menikmati mimpi masing-masing.

"SAHOOOOR. SAHOR!"

Bobby yang notabene nya tertidur di sofa kecil yang ada didekat jendela itu langsung melompat terbangun.

"SAHUR PAK, BU! SAHUR SAHUR!"

Suara pemuda masjid kembali terdengar, membuat Bobby tersadar akan waktu sahur sekarang.

Berbekal niat baik untuk membangunkan kedua sobat bangsatnya, Bobby beranjak berdiri dan sialnya, baru dua langkah, ia sudah terkena semburan dari Hanbin.

"WOY KAKI GUA! ANJENG." Teriak Hanbin kalap begitu Bobby tidak sengaja menginjak kakinya.

Bobby tentu tidak mengetahui keberadaan Hanbin, karena ruangan masih gelap dan ia hanya cengengesan mendengar cerocosan maut dari sang teman sehidup sebangsatnya.

"Maap, maap. Nuhun." Bobby kini menyalakan lampu di ponselnya, dan menahan ketawa melihat Hanbin mengusap-usapkan kakinya.

"Baby Junet, bangun gak lu," sambil menepuk pantat June berulang kali.

"Net. Makanin kita, Net."

"Baby bala-bala? Baby Nenet?"

"Woe. Bangun."

"Matek nih anak?" tanya Hanbin setelah berhasil mengumpulkan kembali 9 nyawanya. "Bangun, Net. Udah mau buka nih,"

"Belom, cok. Lo kira gua budeg apa."

"Alhamdhulillah," sebut Hanbin kemudian pergi ke kamar mandi dan di ikuti June yang duduk dari tidurnya.

Bobby mengucek matanya. "Sana. Bikinin kita makanan."

"Whiskas banyak di bawah."

"Setan." Bobby menjawab sebelum akhirnya terjatuh tidur di kasur June.

June memandang Bobby datar sebelum akhirnya bangkit mengambil sarungnya dan duduk di sofa yang sebelumnya Bobby jadikan tempat tidur.

Begitu kembali dari kamar mandi untuk membasuh wajahnya, Hanbin melongo melihat pemandangan kedua temannya kembali tertidur. Mereka hanya bertukar tempat dan membuat Hanbin menghela napas panjang.

"Anjing lo pada. Astagfirullah," kata Hanbin seraya bertolak pinggang melihat kedua temannya, lalu ia duduk di karpet sambil melirik jam.

Jam 3 pagi.

Sahur? Enggak sahur? Sahur? Enggak sahur? Sahur? Enggak sahur? Sahur? Enggak sahur? Sahur? Enggak sahur? Sahur? Enggak sahur? Sahur? Enggak sahur?

Kalo nggak sahur, dosa. Nggak puasa.

Kalo sahur, gak ada temennya.

"Yaudah deh, gak usah sahur." Jawab Hanbin pada dirinya sendiri.

Namun baru Hanbin akan menidurkan kembali tubuhnya, ia teringat perkataan Abi dan Ambu. Bibin nggak boleh bolong puasa, biar Ambu beliin ngeng-ngeng abis lebaran buat kuliah. Begitu ingatannya pada sang Ibu.

Kemudian Hanbin bersedih. "Maaf, ya, Ambu. Bibin mau nemenin Bobi ama Junet nongkrong di neraka," sebelum akhirnya memejamkan mata dan tertidur.

Pada akhirnya, ketiga sahabat itu tidak jadi sahur.

Tolong jangan di tiru di rumah ya, kawan.

JUNE & YERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang