Hari senin, jadwal kelas 12 untuk ujian praktek.
Banyak guru guru yang sibuk dengan ujian praktek kelas 12 dan menelantarkan siswa-siswi kelas 10 maupun 11 di kelasnya. Di lapangan dan koridor sekolah sudah ramai akan murid kelas 12 dengan barang-barang bawaannya, sementara para adik kelasnya hanya bisa mengintip kegiatan tersebut dari jendela kelas.
Salah satunya adalah Yeri yang sibuk memandang luar jendela, ia tidak sedang menunggu kehadiran seseorang tetapi ia sedang—entahlah, mungkin berpikir? Di sampingnya duduk Doyeon yang sedang mengobrol bersama Suhyun dan Yoojung. Tadinya mereka sedang mengobrolkan sesuatu yang sekiranya dapat membuat Yeri sedikit melupakan kesedihannya, akan tetapi Yeri hanya diam dan tidak merespon guyonan teman-temannya.
Yoojung memakan makanan ringan yang ia bawa dari rumah, "Yer, makan spicy wings yuk, ah?" ajaknya.
"Enggak pengen, Daeng," balas Yeri.
"Maunya apa dong?" tanya Suhyun seraya memandangnya penuh harap.
"Enggak laper,"
Ketiga temannya mendesah panjang. Susah juga, ya, membujuk orang yang sedang patah hati. Kemudian mereka kembali mengajak Yeri untuk ikut bersama mereka ke Mall, akan tetapi Yeri menolaknya juga. Teman-teman yang lain juga begitu, menanyakan keadaan Yeri yang tidak biasa—melamun dan tidak banyak bicara—tetapi Yeri menanggapinya dengan senyuman kecil yang tentunya sangat di paksakan.
Seisi kelas mulai ribut ketika melihat beberapa kakak kelas 12 yang sedang ujian praktek olahraga. Salah satu center mereka adalah Seolhyun—memiliki tubuh bagus dan pakaian olahraganya yang tampak pas di lekukan tubuhnya—tengah berkeringat. Para lelaki di kelas bersorak melihatnya, sementara para wanita di kelas meneriaki nama Jaebum.
Ketika semua sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing, muncul lah dari ujung koridor, sosok yang sangat Yeri rindukan sekaligus yang ingin ia hindari. Mata Yeri menangkap sosoknya, begitu juga June yang melihat Yeri sedang menatapnya terkejut.
June memelankan langkah kakinya dan memandang Yeri, sementara Yeri masih termenung di tempatnya enggan bergerak sama sekali.
Lalu terlihat tangan June yang mengepal secara tiba-tiba, karena ia melihat Yeri memutuskan kontak mata dengannya. Ya, tadinya June ingin melambaikan tangan pada Yeri, tetapi gadis itu seperti sedang mengabaikannya...
Oh, iya. Gue udah putus.
Sadarnya kemudian menghembuskan napas berat, sebelum akhirnya ia melanjutkan pergi ke lab kimia.
Sementara Yeri hanya bisa mengacuhkan June dengan membelakangi jendela. Yeri memandang ketiga temannya yang sedang memandangnya bingung, yang kemudian terkejut melihat Yeri menangis. Untuk kesekian kalinya.
-
Entah ini kebetulan atau bagaimana, tetapi jadwal ujian praktek Seolhyun dan Hanbin serta Bobby itu sama, membuat ketiganya langsung berkumpul di kantin begitu selesai dengan ujian mereka. Sekarang masih jam 9 yang artinya belum waktunya istirahat kecuali kelas 12 yang sudah selesai dengan ujiannya.
"Kemarin ortu Rose udah dateng," kata Seolhyun seraya mengaduk baksonya. "Karena ortunya pisah, dia bakal pulang sama Ibunya," imbuhnya.
"Emang selama ini dia tidur dimana?" tanya Bobby.
"Sama neneknya. Kasian, ya?" balas Hanbin yang entah darimana tahu info tersebut.
Bobby hanya menganggukkan kepalanya sambil memakan mie ayamnya.