O18.

1K 150 27
                                    

Sudah dua hari Yeri mogok sekolah. Bukannya mogok sih, tapi Yeri masih sedikit takut kalau harus menunjukkan jati dirinya di sekolah. Ia takut kalau nanti akan ada banyak gadis yang memperlakukannya sama seperti Nadine. Apalagi sekarang Doyeon sudah tidak memberinya kabar.

Doyeon melupakannya. Bahkan membencinya, mungkin?

Kebetulan hari ini pulang cepat karena ada rapat guru. June dengan senang hati mampir ke rumah Yeri dengan membawakan Beng Beng kesukaannya.

Yeri terbahak menonton film Kungfu Panda di ruang tengah bersama June, mengabaikan Jongin yang sedang makan siang di ruang makan. Keduanya sangat akrab tanpa harus mengkhawatirkan Jongin yang tadinya tidak memperbolehkan Yeri berdekatan dengan June.

"IIIIIHHHH LUCU BANGET BABY PANDA-NYA!" seru Yeri melihat anak-anak panda.

June tersenyum, gemas melihat wajah Yeri yang tampak berbinar. Lalu muncul sebuah ide di kepalanya, "Yer?" panggilnya.

"Hmmm?" deham Yeri tanpa memandang June.

"Kita tuh kenal dari kapan ya?"

Sontak Yeri langsung menoleh pada June dan tersenyum mengingat kejadian pertama kali mereka bertemu. Ia ingat sekali, saat ia menangis dan selalu menangis ketika itu, lalu datanglah June sebagai pahlawannya.

"Pra-MOS!" jawab Yeri semangat. "Waktu itu aku nggak punya temen, terus nangis. Eh ada Kak June!" lanjutnya.

"Terus?"

"Ya, terus aku yang pas pulang tuh nangis. Gara-gara kelamaan di jemput Abang!" lanjutnya sambil senyum-senyum.

June tertawa mengingatnya, saat itu Jongin masih menjadi salah satu nominasi makhluk yang paling menyebalkan dalam hidupnya. "Gimana?"

"Kok gimana, sih?" tanya Yeri balik.

"Kalo kita pacaran aja?"

"Yahadam muhadam!" teriak seseorang di belakang keduanya. Siapa lagi kalau bukan Jongin? "Ngomong apa lo, curut betawi?" tanya Jongin.

Mau tidak mau June tertawa kaku. "Hehehehehe, sori, Bang. Gak mau ketikung nih," jawabnya.

Yeri sendiri wajahnya sudah memerah matang, gadis itu menahan senyumnya hingga matanya berair.

"Gak boleh pacar-pacaran, ta'aruf aja," kata Jongin seraya duduk di antara keduanya. "Tapi kalo masih bocah gini gapapa sih, asal jangan touch touch ke adek gua!" lanjut Jongin seraya melototi June.

"Jadi... boleh nih, Bang?" tanya June ragu.

"Peje dulu baru boleh,"




&&&

"ALHAMDHULILLAAAAHHHHHH! CURUT GUA AKHIRNYAAAAAAA!" teriak Bobby kegirangan, membuat beberapa murid di kantin bimbel menoleh kepadanya.

"Bangsyat lo, kencrot! Makanya dari tadi senyam senyum kayak tai bison," komentar Hanbin sewot.

Bobby menggeplak kepala Hanbin dan mengejeknya. "Atatatah, sisa satu jomblo! Kapan laku, Mas?" ejeknya.

Bukannya membalas atau bagaimana, Hanbin malah beranjak menuju kelas bimbel. Ia sedang malas berdebat dengan Bobby yang semakin hari semakin menyebalkan itu.

"Udah, Nggos, jangan di gituin. Baper kan dia!" katanya. "Sekarang lo mau apa dah gua traktir,"

"Ebuset, riya lu! Orang yang demen kasih peje suka gak langgeng bego," kata Bobby.

JUNE & YERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang