Jongin terbangun dari tidurnya, kemudian segera beranjak menuju kamar mandi untuk mencuci muka sebentar sebelum keluar untuk menyahut kunci mobil tanpa mengganti pakaiannya.
Ia turun ke bawah dan melihat sang ibu sedang menonton televisi sambil melipat pakaian di ruang tengah. Jongin sendiri terheran-heran melihatnya.
"Adek udah di bangunin, Ma?" tanyanya seraya meminum air putih dari kulkas.
"Ngaco kamu. Adek udah berangkat dari tadi," jawab Mama dan menunjuk jam dinding di atas televisi. "Lagi istirahat tuh kayaknya," lanjutnya.
Jongin menyemburkan minumannya ketika melihat kalau sekarang sudah pukul 11 siang.
Sementara itu, Yeri sendiri sedang termenung di dalam kelasnya. Tadi pagi, ia berangkat bersama Papanya tanpa mau membangunkan Jongin dan meminta mengantarkan dirinya ke sekolah seperti biasa.
Seperti di komik, sebuah tulisan muncul di antara wajah Jongin dan Yeri bertuliskan Perang Dingin di Mulai.
"Yer, nggak mau ngantin?" teman sebangkunya, Kim Doyeon, mengajaknya untuk ke kantin.
Tetapi Yeri menggeleng pelan. "Gak laper nih Doy," jawabnya seraya memaksakan senyuman.
"Yaaaah, oke deh." Lalu Doyeon tampak melihat seisi kelas barunya dan kembali menatap Yeri.
Yeri yang merasa di tatap itu mendongak dan memandang Doyeon dengan heran tanpa ingin membuka suaranya.
"Temenin dong? Gue kan baru kenal lo doang Yer," katanya seraya memberikan wajah imut.
Karena tidak tega, Yeri pun menyetujui ajakan Doyeon dan keduanya beranjak menuju kantin yang agak sepi (karena sebagian siswa sedang melakukan ibadah).
Doyeon dan Yeri jalan beriringan tanpa memulai pembicaraan baru. Keduanya cukup malu untuk memulai percakapan, tetapi Doyeon yang sedang memikirkan topik pembicaraan itu langsung bersuara.
"Eh eh, lo tuh ceweknya Kak June ya?" tanya Doyeon.
"Hah?" sontak Yeri terkejut dengan pertanyaan Doyeon itu.
Doyeon mengangguk cepat. "Iya. Banyak yang gosipin lo tuh! Katanya kalian tuh backstreet gitu. Bener nggak?" tanyanya, mencoba mengklarifikasi.
"Enggak!" jawab Yeri cepat. "Gu- gue tuh biasa aja sama Kak June," lanjutnya.
"Yakin nih?"
"Iyalah, ngapain boong?" Yeri tersenyum geli melihat Doyeon yang tampak antusias. "Lo suka ya sama Kak June?" tanyanya kemudian.
Doyeon menggeleng. "Gaklaaaah! June tuh bukan type gue," jawabnya.
Keduanya memasuki kantin dan Doyeon langsung menarik Yeri menuju bangku kosong di dekat jendela, lalu mendudukkan teman barunya sebelum meninggalkan Yeri untuk memesan makanan.
Yeri tersenyum geli mengingat pertanyaan Doyeon tadi, bagaimana mungkin ia bersama June...? Ha. Ha. Ha.
Tiba tiba mata Yeri menangkap keberadaan June bersama kedua temannya memasuki kantin dan membuat Yeri menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. Ia mengeluhkan Doyeon yang lama dan terus mencoba menutupi wajahnya untuk menghindari ketiga makhluk Tuhan tersebut.
"Loh," terdengar suara Doyeon, sontak Yeri beranjak dan membuka telapak tangannya yang menutupi matanya.
Tadinya Yeri ingin mengajak Doyeon pergi dari kantin, tetapi ia terkejut begitu melihat June, Hanbin dan Bobby sudah duduk di mejanya. Ketiganya, terutama Bobby sedang memandangnya jahil.
"Di tutupin segala. Emang kita hantu?" goda Bobby.
Doyeon yang masih berdiri di belakang Bobby itu menahan tawanya.