Hari terakhir MOS.
Sebuah surat dan Beng Beng sedang Yeri pegang. Jangan kira itu adalah surat pemberitahuan, tetapi itu adalah surat cinta bikinan Kim Yerim dan Beng Beng hadiah untung sang penerima surat.
Kemarin sebelum pulang, ada tugas terakhir sebelum MOS berakhir, jika seluruh peserta MOS harus membawa surat cinta dan cokelat untuk kakak senior (lawan jenis) yang di sukai. Yeri sendiri sudah menulis surat cinta tersebut namun belum memberi keterangan untuk siapakah surat itu di terima.
Sejujurnya Yeri hanya mengenal June dan Bobby saja. Hanbin? Yeri tau, tetapi kurang kenal dengan Ketua OSIS ganteng itu.
Bobby ... sebenarnya Yeri sedikit merasa kesal dengan Bobby karena suka membuatnya menangis. June? Ah, masa surat ini ia berikan ke June?
"Bodoamat deh," gumam Yeri sembari menuliskan nama Goo Junhoe di amplopnya.
&&&
"Ya, adek-adek. Karena kita akan mengakhiri MOS tahun ini, lebih keren lagi kalo kita bacain Love Message Of The Year. Setuju? Setuju dong!" kata Sana membawa acara.
Sontak peserta MOS lainnya berteriak histeris, semuanya merasa takut kalau-kalau surat merekalah yang akan di bacakan. Sedangkan anak-anak OSIS, MPK, dan tim tatib hanya tertawa, menunggu hiburan yang akan di tampilkan setelah ini.
"Zak, ini dong!", Bobby mengangkat sebuah surat beramplop merah muda, membuat seluruh orang menoleh padanya dan menebak-nebak siapa pemilik amplop tersebut.
"Zak, Zak. Lo kira gue Rozak bapaknya Ayu Tingting?" geram Sana sembari mengambil amplop tersebut.
"Galak euy!" ledek Bobby.
Sana hanya mencibir dan melihat amplop tersebut yang ternyata bertuliskan sesuatu membuat Sana terkikik.
"Ini buat Goo Junhoe," kata Sana sambil memandang June yang tengah bermain ponsel langsung mendongak. "Enaknya di bacain atau di baca June sendiri nih?" tawarnya.
Hanbin menginterupsi dengan mengangkat tangannya. "Ya harus di bacain sama pengirimnya," katanya. Seluruh orang di aula langsung bersorak riuh.
"Mmm... 'Ada Beng Beng-nya Kak.', punya siapa nih? Ngaku hayo?" seru Sana membacakan tulisan pada amplop tersebut.
June langsung menoleh pada seorang gadis yang tak lain adalah Kim Yerim. Ternyata gadis itu sedang melamun di keramaian aula. Dan tentang surat itu, June yakin bahwa pengirimnya adalah Yeri.
"Punya Kim Yerim!" seru Bobby sambil menunjuk Yeri yang langsung mendongak karena namanya di panggil.
Yeri juga kebingungan saat semua orang menoleh padanya, seperti ia habis di tuduh sesuatu. "Aku... kenapa?" tanyanya kebingungan.
"Ayo Dek, maju," ajak Sana.
"Aku?" tunjuk Yeri pada dirinya sendiri. Kemudian Sana mengangguk dan Yeri langsung berdiri dan maju ke depan aula tanpa merasa curiga.
Sesampainya di depan, Sana menyerahkan surat cinta itu pada Yeri, lalu di susul June yang juga beranjak ke depan karena di paksa oleh Bobby dan Hanbin. Sedangkan Yeri hanya bertanya-tanya dalam hati tentang keadaannya saat ini.
"Kak? Ini ngapain, ya?"
"Tuhkan, ceweknya goblok," sahut Bobby dan di ikuti tawa peserta MOS.
Yeri yang mendengar ejekan Bobby itu hanya menunduk dan merasa malu. Harusnya ia tidak kebanyakan tanya pada Sana, tetapi jika tidak bertanya ia akan mati penasaran.
"Baca suratmu Dek. Buat June kan?" Sana menyerahkan mic pada Yeri, lalu gadis itu menyeret June untuk mendekat kepada Yeri dan meninggalkan keduanya.
June menggaruk tengkuknya kikuk ketika melihat Yeri yang hanya memandang surat miliknya sendiri dengan tangan yang bergetar. "Ayo cepet," pintanya.
"Anu...," Yeri mengangkat kepalanya dan memandang seisi aula yang tengah memandangnya juga.
"WOI LAMA AMAT!" Provokator berulah. Siapa lagi kalau bukan Bobby Kim?
"Gua gorok gigi lo." kata June sambil memandang Bobby kesal, dan di balas dengan cengiran oleh Bobby.
Yeri masih terdiam di tempatnya. Ia sudah mendekatkan mic pada bibirnya namun pita suara miliknya seperti putus, membuatnya susah untuk mengeluarkan suara. Lalu ia bisa merasakan tangan yang mengusap bahunya, ia mendongak memandang June yang memberinya kode untuk kembali duduk.
"Apakah tidak apa-apa, kalau aku mempercayai dan merasakan sesuatu yang biasanya di sebut dengan Love at First Sight?" Yeri menelan ludahnya dengan susah payah, "Kak June, setiap aku ngeliat manik mata Kakak, hatiku bergetar. Setiap aku ngeliat lengkungan di bibir Kakak, rasanya jantungku berdetak nggak karuan. Terus setiap aku ada di deket Kakak, aku tuh kayak gak bisa ngapa-ngapain.
Aku suka kalau Kakak ngejagain aku, aku pengen terus-terusan sama Kakak. Tapi kayaknya Kakak cuma anganku, angan yang susah aku dapetin.
I love you, Kak."
Seisi aula bersorak riuh dengan surat cinta buatan Yeri. Sang pemilik surat sendiri hanya bisa menunduk malu atas ketawanya kakak senior lainnya, sedangkan June terdiam sampai sekarang sambil memandangi gadis di depannya.
"Gile sob, si Junedi sampe membatu! Hahahahahaha."
June langsung tersadar dari lamunannya, kemudian memandang peserta MOS serta teman-temannya sebelum akhirnya ia mengambil alih mic Yeri dan menyuruh mereka diam sebelum perayaan hari terakhir MOS ini berakhir.
&&&
Goo June menambahkanmu sebagai teman melalui ID LINE.
Yeri memandang layar ponselnya dengan kebingungan. Dari mana June tahu ID LINE miliknya? Dari siapa?
"Ngapa Dek?" Jongin bertanya ketika melihat tingkah adiknya yang aneh.
Gadis itu menggeleng cepat. "Pulsaku abis Bang," jawabnya, terpaksa berbohong.
Jongin mengangguk, lalu lelaki itu kembali fokus menyetir pulang ke rumah sambil sedikit menggumamkan sebuah lagu. Yeri sendiri hanya bisa memandang aneh dan terus berpikir mengenai June saat dalam perjalanan.
