Finding Good Reason

7.7K 499 3
                                    

Wynstelle tak pernah mengira ia akan sampai di Florida. Ia belum pernah menginjakkan kaki disini sebelumnya. Ia hanya melihat kota indah ini dari serial televisi yang sering ditontonnya. Ia selalu ingin berjemur di pantai Miami yang indah atau berlayar dengan kapal pesiar. Liburan ke Florida selalu masuk daftar teratas hal-hal yang ingin dilakukannya. Tentu saja yang paling pertama adalah mengelilingi Paris bersama Adara. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri agar bekerja keras dan mengumpulkan uang untuk menikmati liburan yang menyenangkan bersama putrinya.

Mr. dan Mrs. Fontana beserta anggota keluarga Fontana yang lain; kedua kakak laki-laki Andrea, Lucca dan Dante bersama istri dan anak-anak mereka, telah menunggu kedatangan Wyns dan Adara. Alfio, anak laki-laki Lucca membantu membawakan tas Wyns sementara Sherry dan Luna, anak-anak perempuan Dante mengajak Adara menjelajahi kapal pesiar pribadi milik keluarga Fontana. Andrea, Wyns dan Adara memang datang terpisah dengan rombongan keluarga Fontana yang lain. Rombongan itu sudah menunggu di resort yang terletak di Pantai Miami ini sejak kemarin, sehingga Andrea dan Wyns yang baru tiba hari ini harus mengambil jalur darat dari pusat kota Miami menuju resort tersebut melewati MacArthur Causeway, sebuah jalan lintas yang menjadi jalur utama untuk menghubungkan Miami dengan Pantai Miami maupun Fisher Island, pulau yang menjadi tujuan utama mereka.

Mrs. Elena Fontana, Ibu Andrea, menarik sebelah tangan Wyns yang masih tertegun takjub lalu mendaratkan kecupan di kedua pipi wanita itu. "Apa kabar, sayang?" tanyanya dengan aksen Italianya yang sudah samar-samar.

"Baik, Ma'am. Bagaimana dengan anda?" Wyns balas bertanya sopan.

Mrs. Fontana berdecak. Ia mengeratkan rangkulannya pada pinggang Wyns lalu berkata, "jangan terlalu formal padaku. Kita ini sudah seperti keluarga. Panggil aku 'Mom' seperti kau memanggil ibumu. Kau mengerti?" ucap Mrs. Fontana seraya mengerling.

"Halo, Wynsi. Lama tak berjumpa denganmu." Wyns belum sempat menjawab ucapan Mrs. Fontana karena suara menggelegar Mr. Matteo Fontana, ayah Andrea, terdengar di belakang punggungnya. Pria itu baru selesai membicarakan beberapa hal dengan Andrea saat ia kemudian teringat bahwa ia belum menyapa Wyns sejak wanita itu tiba disini.

Mr. Fontana memeluk Wynstelle singkat selagi wanita itu membalas sapaannya, kemudian ia sedikit menjauh untuk memperhatikan Wyns dari kepala sampai ujung kaki seperti mengamati guci China. "Kau terlihat lebih kurus. Apa kau makan dengan teratur?" tanyanya.

"Tentu saja, Papa. Dia makan dengan baik. Aku sendiri yang memastikannya." sahut Andrea lalu tertawa.

Obrolan mereka sempat terhenti ketika kapten memperingatkan bahwa mereka akan segera berlayar menuju Fisher Island. Setelah itu, ipar-ipar Andrea sudah memonopoli Wyns, membawa gadis itu ke dalam kapal untuk bercakap-cakap. Adara yang sedikit kelelahan karena perjalanan panjang mereka, mendekat lalu merebahkan kepalanya di pangkuan Wyns. Dalam sejenak ia sudah tertidur.

"Dia anak yang lucu sekali." puji Marini, istri Lucca yang memang baru pertama kali bertemu dengan Adara.

"Dan sangat cantik." Tambah Bella, istri Dante. "Oh, andaikan aku punya anak laki-laki seumurannya. Aku pasti akan menjodohkan anakku dengan Adara." desah Bella, sedikit didramatisir.

"Untunglah kau tidak punya anak laki-laki." Sela Marini. "Kalaupun punya, kau tidak akan bisa menikahkannya dengan Adara. Andrea akan menjadi ayahnya dan ia jelas tidak mungkin mau menikahkan putrinya dengan keponakannya sendiri." Sambung Marini.

Wyns yang sedang menikmati softdrink-nya nyaris tersedak. Ya ampun, apa tadi yang mereka katakan? Wyns bertanya dalam hati seraya melebarkan matanya untuk melihat Marini dan Bella bergantian.

"Tentu saja maksudku kau dan Andrea akan menikah. Bukankah begitu?"

Terlambat! Wyns ternyata baru saja menyuarakan isi kepalanya tanpa ia sadari dan Marini -entah darimana wanita mantan model pakaian dalam ternama itu mendapat keyakinan mengerikan seperti itu- menerka dengan polosnya.

Ange Déchu | Book 01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang