Helena melangkah ke luar pintu lift, disusul oleh Wyns dan Adara. Wanita itu tidak berhenti tersenyum dan terlihat sangat menawan. Ia menyapa beberapa perawat yang lewat dan mengobrol sebentar dengan pasien-pasien yang menunggu giliran. Kebanyakan pasien tersebut adalah ibu-ibu muda yang sedang hamil. Sebagian ditemani oleh suami masing-masing, sebagian lagi bersama anak mereka.
"Aku akan bicarakan dengan Maurice setelah ini, Mrs. Summer. Kuharap semuanya akan baik-baik saja." Kata Helena pada seorang pasien, sebelum kembali mengajak Wyns mengikutinya ke ruang kerjanya.
Mereka melewati sebuah koridor dengan beberapa ruangan yang Wyns duga adalah ruang kerja para dokter. Helena berhenti sebentar di depan sebuah pintu bertuliskan dr. Maurice Colt lalu mengetuk papan itu beberapa kali.
"Aku harus bertemu dengan Maurice sebentar. Tidak apa-apa, kan?"
Wyns mengedikkan bahu. "Tidak masalah." Jawabnya.
Pintu terbuka lebar. Seorang dokter muncul dari sana. Wyns hampir tidak menghiraukannya sampai matanya menangkap sosok yang sangat dikenalnya. Ia tidak sendirian. Ia bersama seseorang. Yang juga sangat dikenalnya.
Wyns terkesiap keras, hampir terjatuh ke lantai karena lututnya yang mendadak lemas. Ia sedikit memekik dan mundur beberapa langkah, berusaha mencari pegangan. Apapun. Apapun itu.
Dan ia bahkan tidak menyadari bahwa ia menangis. Ia terisak seperti anak kecil sebelum punggungnya menabrak tembok di belakangnya.
Adara memanggilnya berkali-kali. Helena menanyakan apa yang terjadi. Namun Wyns... tidak bisa mengatakan apapun. Ia hanya menangis karena bumi terasa sangat asing. Telinganya berdenging dan ia histeris.
Saat itulah kedua orang yang dilihatnya di dalam ruangan itu menyadari apa yang terjadi. Mereka mendengar keributan kecil lalu keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Kemudian semuanya menjadi sehening galaksi.
******
"Wyns, apa yang terjadi?"
"Kau baik-baik saja?"
"Mom! Mom!"
"Wynsi..."
Wyns merasa akal sehatnya kembali mendengar kalimat terakhir. Seakan panggilan itu adalah kode atau tombol yang menghidupkan mesin dalam dirinya. Ia mendadak mendapat kekuatan di sela-sela histeria-nya. Ia menegakkan tubuh, menyeret pandangannya dari wajah Helena ke wajah Maurice lalu ke wajah Andrea... dan pada akhirnya tatapan jatuh ke Yuuki.
Ya! Yuuki Nakajima ada disana! Berdiri di belakang Andrea dengan perut membesar dan wajah yang sangat pucat karena rasa bersalah. Wyns sangat yakin bahwa itu adalah ekspresi bersalah karena hidung Wyns mengendus adanya konspirasi. Pengkhianatan!
"Wynsi, aku bisa menjelaskan semuanya. Aku dan Yuuki--"
Plak!
Wyns melayangkan satu tamparan keras yang ia lakukan dengan amat sadar ke pipi kiri Andrea. Lalu semuanya menjadi hening dalam ingatan Wyns.
Wyns memandang tajam pada Andrea. Rasa ibanya sudah hilang. Rasa hormatnya juga sudah hilang. Dan juga rasa-rasa yang lain. Menguap. Menghilang begitu saja.
Oh, Andrea... Ia tidak perlu menjelaskan apa-apa pada Wyns. Wyns cukup pintar membaca situasi ini.
Yuuki hamil. Dengan Andrea. Itulah mengapa Yuuki menjauh karena ia tidak ingin Wyns tahu soal ini. Wyns mungkin akan menerimanya dengan lapang dada, kalau saja Andrea melakukannya pada orang lain. Menghamili orang lain. Asalkan bukan Yuuki.
Yuuki sahabatnya sendiri. Yuuki adalah orang yang selama ini mendukungnya untuk mencoba membuka hati pada Andrea.
Tapi, coba lihat apa yang mereka lakukan sekarang! Ia merasa benar-benar dikhianati dan rasanya tamparan itu tidak cukup membuatnya puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ange Déchu | Book 01
ChickLitWynstelle Allard baru saja pindah dari Brooklyn ke Savannah untuk melarikan diri setelah menjadi selingkuhan tunangan atasannya. Ia tinggal di sebuah apartemen dan bersahabat dengan 4 penghuni lain; Yuuki si penggila pesta, Miranda dan Elliot; pasan...