Yuuki tidak tahu caranya menangis. Ia benar-benar tidak tahu. Mulutnya terkunci, tubuhnya kaku. Ia membisu. Ia bahkan tidak mengatakan apapun saat Andrea meledak dalam amarahnya.
"Inilah sebabnya kalau kau terus keras kepala, Yuuki!"
"Aku--" Yuuki mencoba untuk membela diri tapi Andrea sama sekali tidak memberinya kesempatan.
"Sudah kubilang berkali-kali, tinggallah di Portland bersama orang tuaku untuk sementara waktu. Setidaknya sampai pernikahan kita dilangsungkan. Tapi kau dan egoismemu itu terus memaksa dan merengek untuk kembali kesini. Lihat! Semuanya berantakan gara-gara dirimu!" Bentak Andrea diluar kesadarannya. Ia benar-benar kalap. Ia bahkan lupa bahwa ia masih berada di ruangan dokter Maurice.
"Aku hanya ingin bertemu dengan kakakku saja, Andrea."
"Tidak! Aku tahu bukan itu tujuanmu. Kau memang sengaja ingin memberitahu Wyns dengan cara-cara kotor seperti ini!" Sela Andrea keras.
Yuuki menatap tak percaya. Air matanya merembes keluar membentuk aliran kecil di pipinya.
"Hentikan semua tuduhanmu itu, Andrea!" Pintanya. "Itulah kenapa aku sangat membenci keadaan ini. Ini adalah alasan mengapa aku depresi dan hampir gila. Semuanya karena kau tak berusaha untuk--"
"Untuk apa? Untuk bertanggungjawab? Untuk membelamu?"
Yuuki mendesah. "Untuk mencintai anak ini, Andrea..." ujar Yuuki seraya mengelus perutnya dengan lembut.
Andrea terdiam. Ia membuka mulutnya berkali-kali, tapi semua kata-kata penuh amarahnya seolah hilang.
"Kau lebih memilih orang lain daripada anakmu sendiri." Imbuh Yuuki lagi.
Andrea merasakan darahnya berdesir. "Hentikan itu! Aku tidak mau mendengarnya. Dan asal kau tahu saja, Wyns adalah segala bagiku. Aku mencintainya. Sampai kapanpun akan tetap mencintainya."
"Lalu kenapa kau mau tidur denganku??!" Yuuki berteriak histeris. Wajah putihnya memerah. Ia tidak pernah semarah itu, tapi kali ini ia merasa emosinya harus tersalurkan dengan tepat. Dan ucapan Andrea barusan memang sangat menyakiti hatinya.
Andrea tertegun mendengar bentakan Yuuki. Ia pernah melihat wanita itu dalam berbagai situasi. Tapi tidak pernah mendapatinya semarah ini. Reaksi keras Yuuki itu memancing sisi buruk Andrea untuk muncul. Sungguh, ia tidak pernah berharap Andrea yang kurang ajar, Andrea yang kasar, Andrea yang berhati dingin, kembali lagi. Tidak sama sekali. Tapi ia terlanjur tersulut amarah dan ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.
"Kau ingat itu semuanya hanya kesalahan kan, Yuuki? Kau mabuk, aku mabuk. Kita terlalu mabuk dan itu semua terjadi begitu saja. Kau sering tidur dengan sembarang pria, jadi kenapa kau harus berkelakuan sok baik seperti sekarang seolah aku adalah lelaki bajingan dan kau adalah perawan yang kuperkosa? Omong kosong!"
Yuuki menatap nanar pada Andrea. "Aku tidak pernah memintamu untuk bertanggungjawab! Kau yang datang padaku, kau yang panik dan menyuruhku untuk diam, menyembunyikanku seolah aku punya penyakit menular. Kau terlalu naif, Andrea. Kalau kau memang ingin bertanggungjawab seperti lelaki sejati pada umumnya, kau tidak perlu membawa-bawa perasaanmu pada Wyns dan mengkambinghitamkan diriku."
"Oh diamlah, Yuuki! Aku benar-benar muak padamu. Juga pada keluargamu yang kolot itu!"
Andrea mengibaskan tangannya dengan keras ke udara. Ia berlalu dari tempat itu, meninggalkan Yuuki yang menangis. Dokter Maurice yang mendengar semuanya tidak tahu harus bersikap bagaimana. Ia membantu Yuuki dan wanita itu hanya menangis keras sampai terisak di bahu dokter Maurice.
Andrea tidak akan berbalik meski tangisan itu sedikit menyayat hatinya. Tidak akan! Ia terlalu marah untuk melakukannya!
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Ange Déchu | Book 01
ChickLitWynstelle Allard baru saja pindah dari Brooklyn ke Savannah untuk melarikan diri setelah menjadi selingkuhan tunangan atasannya. Ia tinggal di sebuah apartemen dan bersahabat dengan 4 penghuni lain; Yuuki si penggila pesta, Miranda dan Elliot; pasan...