"Sudahkah aku katakan padamu?"
Raiden berbalik untuk melihat Helena. Wanita itu tampak sedang tidak senang dengan Raiden. Raiden melakukan hal yang sama, memandang sebal.
"Soal apa?" Tanyanya enggan.
"Soal betapa bodohnya kau itu. Apa kau tahu sudah berapa lama Wyns dan Adara menunggu disini? Oh, tentu saja kau tidak mau tahu karena kau memang kurang peduli pada apapun. Mereka menunggu di luar, kedinginan dan kelaparan. Mereka baru tiba dari Maryland tadi pagi-pagi sekali dan langsung kesini hanya untuk menemuimu. Tapi coba lihat apa yang kau lakukan pada mereka?" Helena berhenti sebentar untuk mendengus keras. "'Aku bukan pamanmu', kau bilang? Sikap macam apa itu?"
Raiden meletakkan kembali gelas berisi air putih yang hendak ia minum. "Oh, bagus! Sekarang kau ikut-ikutan memarahiku." Komentarnya.
Helena memutar mata. "Semua karena ulahmu sendiri."
"Aku tidak menyuruhnya untuk menungguku."
"Memang tidak. Dia melakukannya atas inisiatifnya sendiri, karena dia peduli padamu."
Raiden mendengus sinis. "Ya ampun, Helena. Jangan melucu."
Helena berjengit. "Aku tidak melucu." Sahutnya dengan nada tersinggung.
"Sudahlah. Aku tidak mau mendengar perdebatan apapun lagi, Helena. Yang jelas, aku tidak akan membiarkan diriku terjatuh untuk kedua kalinya." Ucap Raiden seraya mengangkat kedua tangannya ke udara tanda menyerah. Pria itu lalu berjalan menuju kamarnya.
"Ya, tapi kau membiarkan dirimu kehilangan orang yang kau cintai untuk kedua kalinya." Gumam Helena.
Raiden bisa mendengarnya dengan jelas meskipun ia berada di seberang ruangan. Ia tersentak walaupun hanya sepersekian detik. Ia memutuskan untuk tidak menggubris perkataan Helena, karena --well- ia tidak mau terlihat salah.
"Setidaknya pikirkanlah kata-kataku dengan kepala dingin!" Seru Helena lagi sebelum Raiden menutup pintu kamarnya.
*******
Wyns selalu membayangkan bahwa jika saatnya tiba bagi Miranda untuk melahirkan anak pertamanya, maka seluruh dunia akan menjadi seheboh wanita itu; dimana semua orang harus sama paniknya sepertinya.
Dan itu memang terjadi.
Pagi-pagi sekali. Pagi-pagi sekali Dave sudag menggedor pintu apartemen Wyns. Wyns sebenarnya sedang tidak enak badan. Kepalanya terasa sangat berat dan ia sempoyongan. Namun, Wyns tidak pernah melihat Dave sepucat itu. Sesuatu pasti sedang terjadi.
Dave tidak bisa menjelaskan apa-apa. Beruntung Irene berada disana dan menjelaskan semuanya.
Sekitar pukul enam pagi mereka meluncur dengan volvo Dave ke rumah sakit. Mereka berempat menunggu di depan ruang operasi begitu mengetahui dari Elliot bahwa Miranda tidak bisa melahirkan secara normal.
Elliot terlihat sangat tertekan dan panik, tapi ia menolak untuk masuk ke dalam ruang operasi untuk melihat proses kelahiran anak pertamanya.
"Aku hanya terlalu gugup saja, Wyns. Aku tidak bisa melihatnya kesakitan, itu akan membuatku menyesali apa yang sudah aku perbuat padanya." Kata Elliot pada Wyns saat Dave dan Irene sedang pergi ke kafetaria bersama Adara untuk membeli sesuatu.
Wyns bisa melihat keringat sebesar biji jagung di pelipis Elliot dan tangan juga kakinya yang tidak mau berhenti bergerak barang sebentar.
"Aku mengerti situasimu, El. Tapi kurasa, Miranda tidak ingin membuatmu menyesal. Dia sedang berjuang di dalam sana demi buah cinta kalian. Aku tidak melihat kesalahan apapun dari itu." Wyns berusaha untuk menenangkan, dan apa yang dikatakannya bukan basa-basi semata. Ia sungguh-sungguh saat mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ange Déchu | Book 01
ChickLitWynstelle Allard baru saja pindah dari Brooklyn ke Savannah untuk melarikan diri setelah menjadi selingkuhan tunangan atasannya. Ia tinggal di sebuah apartemen dan bersahabat dengan 4 penghuni lain; Yuuki si penggila pesta, Miranda dan Elliot; pasan...