DUA PULUH EMPAT

17.7K 1K 34
                                    

"Patah hati tidak akan berjauhan dengan yang namanya jatuh cinta."

••••

Author Pov

Pagi ini kelas begitu ramai karena waktu menunjukan pukul tujuh kurang sepuluh menit dan pasti semua murid sudah berkumpul meskipun ada beberapa yang masih belum datang contohnya Nerdy.

"Pagi murid-murid semua!"

"Pagi bu!"

Jam menunjukan tepat pukul tujuh waktunya pelajaran di mulai.

"Maaf bu saya terlambat!"

Suara dari arah pintu masuk kelas membuat semua siswa seketika menoleh.

"Iya silahkan masuk, lain kali kalau terlambat lagi tunggu di luar."

"Iya bu." Ucap Nerdy dengan mendudukan tubuhnya di samping seorang cewek yang suka sekali menguncir kuda rambutnya.

Lala seketika menoleh dengan tersenyum kearah Nerdy.

"Tumben lo telat."

"Bangun kesiangan dan lo tau jakarta macetnya kayak apa?"

"Iya-iya."

Pelajaran di mulai semua siswa mulai memperhatikan guru yang sedang menerangkan di depan kelas.

"Kalian sekarang kerjakan soal halaman 50 berkelompok dengan teman bangku kalian."

"Baik bu!"

Semua murid mulai sibuk dengan tugas yang berikan oleh guru tidak terkecuali Nerdy dan Lala yang sedang berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang jumlahnya cukup membuat murid merasa lapar seketika yaitu dua puluh soal.

"Lo tau. Gue punya sahabat yang benci bgt sama pelajaran hitung-hitungan gini, namanya Are."

"Anak sini juga?"

"Iya. Are anak kelas sebelah."

"Gue juga punya suadara yang satu sekolah di sini."

"Siapa?"

"Namanya Grace."

"Oh. Grace, gue juga tau dia temen sekelasnya Are."

"Are itu sahabat atau pacar lo. Jangan-jangan dia pacar lo cuma lo gak mau akuin lagi."

"Sialan. Are itu punya cewek yang di suka namanya Lea."

"Oh!"

Setelah hampir satu jam pelajaran mengerjakan soal akhirnya waktu habis dan semua jawaban harus di kumpulkan.

"Ayo kumpulkan semua jawaban."

Semua siswa berlarian untuk mengumpulkan jawaban mereka ke depan kelas sebelum guru benar-benar keluar dari dalam kelas.

"Lo, mau ke kantin bareng gue?"

"Boleh."

Nerdy dan Lala jalan beriringan menuju kantin untuk sarapan karena setelah mengerjakan soal yang berjumlah dua puluh benar-benar membuat perut mereka berdua lapar.

"Itu Are sama temen-temennya. Kita ke sana biar lo juga kenal sama mereka."

"Oke."

Bangku yang di tempati Are bersama Rangga dan Bima masih tersisa cukup untuk tiga orang.

"Hei!"

"Hei juga Lala!"

"Lo gak usah genit-genit!" ucap Rangga dengan menoyor pelan kepala Bima.

AREZA & QALEA (COMPLETED/RE-POST/NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang