ENAM

29.4K 1.8K 9
                                    

"Untuk pertama kalinya aku merasakan takdir berpihak baik padaku karena bertemu dengannya."

••••

Author Pov

Waktu menunjukan pukul 8 malam, tapi Are juga tidak terbangun dari mimpi indahnya, sekalipun mamanya sudah menggoyangkan tubuh Are begitu keras. "Are bangun!" ucap mama dengan terus menepuk pipi Are. "Hemm!" Are hanya membalas dengan gumanan, seolah Are malas untuk bangun.

"Astaga, kamu tidur sejak pulang sekolah tadi Are!"

"Iya-iya ma." Ucap Are dengan mendudukan tubuhnya di atas kasur dan meregangkan otot-ototnya.

"Cepet cuci muka atau mandi sana kamu tidurnya lama banget." Ucap mama dengan membuka paksa selimut yang menutupi kaki Are. "Are capek ma." Mama mengusap pelan puncak kepala Are dengan tersenyum. "Sekarang ada mama jadi Are gak capek lagi."

"Iya ma." Ucap Are dengan tersenyum kecil karena jujur saja nyawanya masih belum terkumpul sepenuhnya.

Setelah itu Are keluar dari dalam kamar, meninggalkan mamanya yang masih melipat selimutnya menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah itu, Are segera menyusul mamanya yang sudah ada di dapur. "Wih! Mama masak rendang ayam." Ucap Are dengan mendudukan tubuhnya di atas kursi meja makan. "Iya, ini spesial buat Are."

"Makasih ma."

Tanpa banyak bicara Are langsung mengambil piring dan memasukan nasi beserta rendang ayam kesukaannya. Saat sedang menikmati makanan favoritnya ponsel Are tiba-tiba bergetar.

Bima
Sob! Lo di rumah?

Are
Yoi! Kenapa?

Bima
Main yok! Gue jemput ke rumah lo tapi pake mobil Rangga.

Are
Yoi!

Selesei makan, Are langsung menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Karena saat ini Are hanya menggunakan potongan celana pendek dengan kaos polos. Sebenarnya, dengan begini saja Are sudah terlihat tampan. Tidak-tidak hanya bercanda , Are tidak senarsis itu.

"Mau kemana Re?" tanya mama saat Are sudah keluar dari dalam kamar dengan baju yang lebih manusiawi dari pada sebelumnya. "Main ma. Mama mau ikut?"

"Yakali Re! Mama main sama kamu." Ucap mama dengan tertawa kecil.

"Biar awet muda."

"Ada-ada aja kamu Re. Main sama Rangga dan Bima?"

"Iyalah ma siapa lagi?"

"Mama kira main sama pacar kamu."

"Are masih sendiri ma belum laku."

"Ih! Emang anak mama barang pakai laku segala!"

Are hanya tertawa melihat tingkah mamanya dan langsung mendudukan tubuh di atas sofa untuk menunggu Bima dan Rangga. Dan mamanya masuk ke dalam kamar untuk mengerjakan pekerjaan kantor yang belum selesei.

Setelah menunggu hampir 15 menit, Bima dan Rangga saat ini sudah berada bersama Are di ruang tamu.

"Ayo!"

"Gue pamit ke nyokap dulu."

"Nyokap lo pulang?"

"Iya. Nyokap pindah kerja di sini."

Setelah pamit dengan mamanya, Are langsung keluar bersama dua sahabatnya. Mobil Rangga membelah kemacetan kota jakarta di malam hari. Karena waktu menunjukan pukul setengah sembilan lebih.

Setelah hampir satu jam perjalanan sekarang mereka sudah sampai di depan kafe. Setelah memarkirkan mobil. Are bersama Bima dan Rangga masuk ke dalam kafe. Sebelum memilih tempat duduk mereka bertiga memesan menu terlebih dahulu.

"Eh! Itu bukan Lea murid baru di kelas kita." Ucap Bima dengan menunjuk kearah 3 orang cewek yang sedang tertawa. Entah apa yang mereka bicarakan.

Are melihat arah yang di tunjuk Bima, tidak jadi mendudukan tubuhnya dan berdiri lagi, Are berjalan menghampiri meja Lea.

"Woy! Lo mau kemana Re!" teriak Bima, seolah lupa kalau tempat dirinya teriak saat ini kafe bukan hutan. "Nyamperin cewek yang udah nyium pipi gue!" ucap Are dengan tersenyum kecil.

Saat Bima akan membuka suara buru-buru Rangga langsung memotongnya. Sebelum pengunjung kafe yang lain melempari mereka berdua dengan makanan pesanan mereka.

"Udah-udah Bim, lo jangan teriak-teriak kuping gue sakit. Itu mulut lo kayak emak-emak yang biasa manggil tukang sayur keliling!"

"Anjir!"

Di sisi lain Are menghampiri Lea yang sedang berbincang dengan dua sahabatnya yang juga menjadi teman Are.

"Makasih Lea untuk ciumannya!" ucap Are dengan tersenyum miring. Dan suaranya membuat Lea yang tadi tertawa kembali dalam mode juteknya.

"Ngapain lo di sini!"

"Kalau kita jodoh pasti akan selalu di pertemukan apapun caranya." Ucap Are dengan tertawa kecil. Yang mampu membuat Lea semakin sebal. Bukan hanya itu saja pertanyaan Zelia, rasanya ingin membuat Lea melempari Are dengan kentang goreng miliknya.

"Bentar-bentar. Lea habis nyium Are? Kapan?"

"Tadi di lorong sekolah." Ucap Are dengan cepat sebelum Lea menyangkal pertanyaan Zelia.

"Eh! Anying! Gue kapan nyium lo!"

"Jangan pura-pura lupa."

"Wih! Lee, lo udah main sosor aja si Are."

"Ih! ini anak ngarang cerita." Ucap Lea dengan melotot kearah Are.

"Kita satu sama Lea!" ucap Are dengan meninggalkan meja Lea.

Setelah membuat Lea kesal, Are langsung kembali pada mejanya sendiri bersama Bima dan Rangga.

"Wah! Serius lo di cium Lea? Kok gue ragu." Ucap Bima yang mendengar perdebatan antara Lea dan Are barusan.

"Masih sepatunya yang cium pipi gue." Ucap Are dengan tertawa kecil.

"Sepatu? Gue jadi bingung kenapa bisa sepatu Lea nyium pipi lo?"

"Ceritanya panjang." Ucap Are dengan memakan kentang goreng yang di pesannya tadi.

"Lo suka sama Lea?" tanya Rangga dengan menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Mungkin." Ucap Are dengan memakan kentang gorengnya.

"Oh! Lo udah move on ternyata dari si nenek lampir?"

"Udah lama gue move on!"

"Tapi setiap cewek yang deket sama lo, berakhir dengan tangis karena lo tolak cintanya."

"Lala gak pernah nangis setiap deket gue?"

"Dasar congok! Iyalah Lala sahabat lo dari masih orok!"

"Tapikan Lala juga cewek!"

"Masa bodolah!"

Setelah berada di kafe hampir satu jam setengah, mereka bertiga memutuskan untuk pulang karena Rangga harus mengantar mamanya pergi ke bandara.

"Lo nyetirnya kencengan dikit Re!"

"Ini bukan tol kali Ngga, yang bebas hambatan. Liat tuh di depan macet parah."

"Nyokap gue keburu ngomel-ngomel nih!"

"Lewat jalan tikus aja Re." Ucap Bima akhirnya.

"Tapi makin jauh kalau lewat jalan tikus."

"Yang penting gak macet."

Akhirnya mereka bertiga melewati jalan tikus dan berputar arah lumayan jauh, hanya saja tidak terjebak macet.

TBC

AREZA & QALEA (COMPLETED/RE-POST/NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang