DELAPAN BELAS

19.4K 1.2K 17
                                    

"Kadang sebuah harapan itu bagaikan selembar uang ada yang asli dan ada yang palsu."

••••

Author Pov

Setelah mendapat pesan dari Bima saat ini mobil Are membelah kemacetan jakarta.

"Lo tau hari ini membuat kesalahan apa!"

"Lo apaan sih Bim!"

Are sedikit bingung dengan nada bicara Bima yang tidak bisa santai bahkan terkesan dengan nada tinggi.

"Lo yang apaan!"

"Gue gak ngerti."

Bima mulai kesal dengan sahabatnya itu yang seakan tidak memiliki rasa bersalah.

"Lo itu goblok atau bego sih! Lo nyuruh Lea nunggu di sekolah mulai jam dua belas siang sampai jam lima sore!"

"Ngapain itu cewek nungguin gue!"

"Bukannya lo bilang mau jalan sama dia waktu pulang sekolah tadi."

"Gue batalin."

"Terus? Lo gak kasih kabar ke Lea kalau gak jadi ngajak dia jalan."

"Itu cewek bukan anak-anak lagi. Kalau udah tau gue gak dateng berarti emang gak jadi jalan!"

"Oh! Oke. Sekarang gue tau lo lebih pilih Nadia."

"Iya. Lo sendiri yang bilang kalau gue harus nentuin pilihan."

"Tapi gak dengan cara nyakitin Lea. Kalau Rangga tau bisa habis lo!"

Tiba-tiba suara dari arah belakang membuat Are dan Bima seketika berhenti mengobrol.

"Gue harap lo gak nyesel sama pilihan lo!"

"Gue gak akan nyesel karena hati gue masih di Nadia."

"Itu awal kehancuran lo!"

"Bacot!"

"Suatu saat kalau Lea pergi jangan harap minta bantuan orang lain buat nyari dia karena ini semua kesalahan dari diri lo sendiri!"

Bima semakin pusing karena dua sahabatnya ini tidak akan pernah akur lagi seperti dulu mungkin Bima tidak akan menyalahkan siapa-siapa termasuk Lea karena semua ini dari keegoisan mereka berdua, Rangga dan Are.

Di lain tempat

"Lo dimana?" tanya seorang perempuan dari seberang telepon.

"Gue baru turun dari pesawat."

"Oke! Gue tunggu."

"Oke. G!"

Grace duduk di ruang tunggu bandara untuk menunggu sepupunya yang baru saja datang dari London dan akan bersekolah di indonesia.

"Grace!"

"Hei Nerdy!"

"Gimana kabar lo?"

"Baik. Lo sendiri?"

"Gue juga baik."

"Dy. Kita ke cafe bentar gakpapa kan? Gue udah ada janji sama temen-temen gue."

"Terus koper sama barang-barang gue gimana?"

"Biar pak Maman yang bawak pulang kita naik taksi aja."

"Oke."

Setelah memasukan semua barang milik Nerdy ke dalam mobil, mereka berdua langsung memesan taksi untuk menuju kafe.

"Kok lo tiba-tiba pindah ke indonesia?" tanya Grace memecah keheningan di dalam taksi.

"Gue mau cari seseorang dan semoga belum terlambat."

"Cewek?"

"Yaps!"

"Emang dia begitu berharga ya buat lo?"

"Iya. Meskipun gue pernah bodoh karena buat dia kecewa."

"Lo emang bodoh dari dulu. Baru sadar?"

"Saudara sialan!"

Tak terasa mereka sudah sampai. Setelah membayar argo taksi Grace mengajak Nerdy masuk ke dalam kafe.

"Hai sori nunggu lama!"

"Lo-"

Kalimat yang akan keluar dari mulut Lea tertahan saat melihat Nerdy yang berdiri tepat di depannya.

Sedang Nerdy sendiri juga terkejut dengan apa yang di lihatnya sekarang seseorang yang menjadi alasannya pindah ke indonesia ada di hadapannya dengan jarak yang dekat.

Grace yang mulai bingung dengan diamnya Lea langsung berbicara untuk memecah keheningan.

"Kenalin ini sepupu gue yang baru pindah dari London dan akan sekolah di indonesia, namanya Nerdy."

Bagai di sambar petir ketika cuaca cerah setelah Lea mendengar ucapan Grace saat ini doa terakhir Lea adalah semoga Nerdy tidak satu sekolah dengannya.

"Gue Zelia dan ini temen gue namanya Lea."

Karena Lea tidak berbicara sama sekali membuat Zelia terpaksa menyenggol lengan Lea sedikit kencang.

"Aduh!"

"Lo kenapa?"

"Gue?"

"Setan!"

"Sialan!"

Melihat tingkah Lea yang masih tidak berubah membuat Nerdy seketika tersenyum.

Suasana di antara mereka begitu hangat bahkan Lea melupakan bahwa Nerdy adalah lelaki yang pernah menyakiti hatinya.

"Kalian tau gak Nerdy ini kelihatannya aja maco tapi sama binatang kecoa takut!"

"Wah. Mulut lo minta di plester!"

Entah melihat Nerdy yang sekarang seperti bukan Nerdy yang dulu pernah melukainya bahkan di mata Lea banyak perubahan yang terjadi pada Nerdy.

"Mungkin sekarang gue harus berdamai dengan kenyataan seperti yang di lakukan Are yang mampu berdamai dengan masa lalunya." Batin Lea dengan tersenyum.

Senyum yang terukir di bibir Lea tak lepas dari pandangan Nerdy bahkan hati Nerdy menghangat saat melihat senyum itu lagi.

TBC

AREZA & QALEA (COMPLETED/RE-POST/NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang