Part 2

3.3K 117 4
                                    

KAFKA POV
Pagi ini aku terbangun karena suara gedoran cukup keras di pintu kamar ku, aku yakin 100% itu adalah suara Bi Inah, pembantu ku yang sudah menemani ku dari aku yang bahkan belum menyadari aku hidup.

"DEN KAFKA BANGUN ATUH UDAH JAM BERAPA INI" teriaknya terdengar sedikit panik

"IYA BI INI UDAH BANGUN" sahutku tak kalah keras kepada Bi Inah

Aku langsung melihat jam di dekat tempat tidurku, 06.30, ya aku pasti telat tapi aku tidak peduli karena ini adalah hari Senin, hari dimana anak-anak akan dipanggang di bawah sinar matahari di tengah-tengah lapangan, pokoknya melelahkan dan pasti membosankan.

Aku langsung melihat handphone ku yang sedang ku cas semalaman, aku melihat beberapa pesan dari temanku dan juga pesan dari cewe yang paling berharga setelah alm. Ibuku yaitu Kayla. Aku dan Kayla sudah berpacaran selama hampir 2 tahun, termasuk lama untuk ukuran anak SMA yang baru mengerti apa itu cinta. Aku dan dia memang berbeda kepribadian, dia sangat ceria dan super bawel sedangkan aku akan bawel hanya pada orang yang dekat dengan ku saja. Tapi ada sesuatu yang membuatku merasa sangat nyaman dan selalu bisa menjadi diriku sendiri bila sedang bersamanya, Kayla Andari, pacar ku yang sangat ku sayang.

Tentu prioritas ku adalah membaca dan membalas pesan dari Kayla

Aku tau kamu bakal telat, tapi jangan telat-telat banget! Nanti hukumannya lebih sadis daripada sekedar upacara HIYYYYY...
-Kayla

Hanya dengan membaca pesan dari nya, senyum di bibirku langsung merekah. Aku segera mengambil handuk dan langsung ke kamar mandi dan siap-siap untuk sekolah.

--------------------------

Aku sampai di sekolah pukul 07.15, tidak setelat biasanya, tapi tetap saja telat. Dengan langkah santai aku berjalan melewati gerbang sekolah yang selalu dijaga oleh Bapak Wardi.

"Halo bapak, upacara nya udah dimulai?" Sahut ku sambil tersenyum

"Astaga.. Kamu lagi... Kamu lagi... Sekali-sekali gitu loh ga telat waktu upacara, Mbak Kayla aja udah sampe lebih dari satu jam yang lalu" ucapnya sambil geleng-geleng kepala

"Ya mau nya sih dateng pagi pak, tapi perut saya melilit tadi pagi jadi saya gabisa dateng pagi deh" bohongku,
"Eh pak saya boleh nunggu disini ga bareng bapak? Sambil nunggu upacara selesai" tanya ku dengan wajah memelas, kalau sampai ada yang melihat wajah ku seperti ini, pasti cewe-cewe langsung menghapus aku dari deretan cowo paling ganteng satu sekolah. Aku bukannya kepedean ya, tapi fakta tetaplah fakta.

Bapak Wardi sempat ragu sejenak tapi akhirnya ia mengangguk dan memperbolehkan ku duduk bersamanya di pos satpam. Alhasil, aku mengajaknya ngobrol,

"Bapak kenapa demen banget si jadi Satpam gerbang sekolah?" Tanya ku sedikit bingung, karena setahu ku, bapak Wardi pernah ditawarkan untuk menjadi satpam di dalam sekolah agar dia lebih nyaman bekerja, ya secara umurnya yang pasti udah ga terbilang muda lagi dan dia adalah satpam yang paling lama yang bekerja di SMA ku ini, tetapi dia menolaknya dan tetap setia pada pekerjaannya menjadi satpam gerbang sekolah.

"Oalah, bapak juga gatau, tapi menurut bapak, dengan bapak jadi satpam gerbang sekolah, bapak jadi tahu mana anak yang disiplin dan mana yang tidak" ucapnya sambil berpikir

"Sebagai contoh, mbak Kayla selalu datang pagi dan tidak pernah telat berarti dia disiplin, tapi kalau kamu, telat rutin setiap hari Senin, alasannya berbeda terus lagi.." Ucapnya memandangku

Aku terkekeh dan mengangguk mengerti. Lalu bapak Wardi mengatakkan sesuatu yang membuat diriku tersenyum

"Menurut bapak, kamu sangat beruntung mendapakan Mbak Kayla"

"Gaada orang yang bilang saya ga beruntung pak" ucapku sambil tersenyum ke arahnya, ya jujur hubungan ku dengan Kayla ini memang selalu menjadi perhatian sekolah, dan kenapa aku beruntung?

Karena Kayla adalah cewe yang pertama kali membuatku jatuh hati saat mengenalnya di kelas 10. Dia anak yang cantik dan super manis, sikapnya tidak buruk sama sekali, disukai satu sekolah sampai dapat menjabat sebagai ketua OSIS, pintar dalam pelajaran, dan yang utama, tidak berhenti dapat membuatku tersenyum dengan sekedar menatapnya. Dia tergolong anak yang super heboh dan kadang lebay tetapi entah mengapa aku malah menganggapnya lucu dan menggemaskan.

Intinya, AKU BERUNTUNG.

-------------
Aku berbincang-bincang banyak hal dengan bapak Wardi. Dia sangat ramah dan dapat memberikan nasihat yang baik pula, walaupun nasihatnya tidak berbeda jauh dengan nasihat ayahku di rumah ya.

Aku melihat dari pos satpam, anak-anak sudah mulai bubar dari lapangan untuk menuju ke kelasnya masing-masing.

Aku berpamitan pada bapak Wardi dan berterima kasih banyak karena beliau memperbolehkan aku masuk ke sekolah dan juga memarkirkan motorku. Karena jika yang menjaga gerbang sekolah adalah guru, sudah jelas sebelum aku bertanya pasti seribu nasihat mainstream akan memasuki telinga ku.

Aku berjalan dengan langkah santai dengan mata yang menyelidik ke segala arah, aku harus memastikan tidak ada guru yang melihatku. Aku akhirnya berhasil mencapai tangga yang penuh sekali dengan anak murid.

Kalau gini kan pasti ga ketauan, batinku sambil menghela napas

Saat sampai di lantai 3, aku langsung menuju kelas ku yaitu kelas XII IPA 3 untuk melanjutkan pelajaran. Sebelum aku sampai di kelas, aku melewati kelas Kayla terlebih dahulu, aku menengok ke dalamnya, tetapi dia dan juga Nadine, sahabatnya, belum ada di kelas, jadi aku melanjutkan langkahku ke kelas ku yang berada tepat di sampingnya.

Saat aku sampai di kelas, kepalaku ditoyor oleh beberapa teman ku yang mengetahui bahwa aku sengaja telat. Aku hanya terkekeh dan menoyor kepalanya kembali dan masuk ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.

*************
Helooo ini part permulaan lagi tapi versi Kafka, semoga kalian suka ya! Thankyou banget udah mau baca<3 Jangan lupa di vote dan comment yaaa!:)
-Stephanie

About Love and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang