Part 3

2.8K 81 5
                                    

KAYLA POV
"WOI GILA PANAS BANGET! MATI GUE" teriakku saat sudah sampai di kelas bersama Nadine, matahari yang menemani kami saat upacara membuat keringat di tubuhku keluar tanpa henti.

"Kayaknya kita harus ikutin rutinitas Kafka deh setiap Senin" ucapnya sambil berpikir serius.

"Iya trus kita dihukum bertiga ya ha ha ha lucu" kataku menyindir.

Nadine hanya menghela napas dan langsung duduk di tempat duduknya yang berada tepat di depan meja guru, Nadine adalah tipe anak yang suka banget mengobrol saat pelajaran, jadi tidak salah lagi kalau dia ditempatkan di depan agar selalu berada di pengawasan guru.

Sedangkan aku, aku duduk di bagian belakang, hebat bukan? Aku memang suka sekali ngobrol tapi dengan trik dan segala pencitraan yang ku lakukan, aku tidak di cap sebagai anak yang suka ngobrol, jadi ya aku duduk di belakang, jauh dari Nadine.

Aku duduk bersebelahan dengan Thomas, anak yang menurutku cukup cupu dan selalu tiba-tiba tuli saat ulangan. Tetapi yang membuatku kesal adalah dia kepo tingkat dewa, apapun yang bukan urusannya selalu ditanyakan padaku, apapun itu, tetapi lebih sering mengarah pada gosip yang beredar di sekolah. Dia seperti cewe-cewe genit yang suka bergosip pada saat jam istirahat. Pokoknya gak banget deh.

--------------
"Kayyyy ayuk cepet ke kantin ntar udah keburu rame" ucap Nadine setengah berteriak padaku yang sedang memasukkan buku ke tas ransel.

Aku dan Nadine langsung buru-buru turun ke kantin, karena jika telat 1 menit saja, kantin sudah seperti lautan yang penuh dengan manusia lapar.

Setelah aku dan Nadine berhasil membeli semangkuk bakso dengan selamat, kami menuju meja yang kosong di tengah kantin. Saat hendak memakan bakso, tiba-tiba garpu yang kupegang direbut oleh tangan yang langsung memakan satu bakso di mangkok ku.

Aku kaget dan langsung melihat ke arah belakang, dan ternyata dia adalah Kafka.

"Woi panas banget" ucapnya sambil mengipas-ngipas mulutnya akibat kepanasan memakan bakso tanpa ditiup terlebih dahulu.

"HAHAHAHAHAHAHAH mampus makanya bilang kalo mau" balas ku sambil tertawa kencang, Nadine yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.

"Mampus lu" ucap Nadine menahan tawa.

Setelah berhasil menelan bakso panas itu, Kafka menoyor dan mengelus-ngelus kepalaku sebelum dia berjalan ke lautan manusia untuk membeli makanan.

Perlakuan Kafka tadi menarik perhatian beberapa adik kelas dan teman-teman ku di kantin. Kafka adalah salah satu cowo yang sering diam-diam dibicarakan oleh para cewe di sekolahku. Tapi aku tidak merasa cemburu, toh dia milikku.

----------------
KAFKA POV
Bel istirahat berbunyi, aku sangat bersyukur karena wali kelas ku tidak menyadari kalau aku tidak hadir pada upacara pagi ini.

Aku dan segerombolan teman ku langsung menuju kantin, dan aku melihat Kayla sudah tidak ada di kelasnya.

Pasti dia sudah turun, batinku

Saat sampai di kantin, mataku mencari sosok yang ku cari sejak pagi ini, dan aku mendapatkannya, dia baru saja duduk untuk memakan bakso yang baru dibelinya dengan sahabatnya.

Aku memperbesar langkahku agar bisa menjaili nya. Nadine melihatku, tetapi dia diam saja dan melihatku dengan senyum jail. Aku melihat Kayla siap menusukkan garpu ke bakso nya, tetapi sebelum dia melakukannya, aku sudah mengambil garpu tersebut dan memakan salah satu bakso di mangkoknya.

Dan itu adalah sebuah kesalahan karena aku tidak meniupnya terlebih dahulu.

Alhasil aku mengaduh karena bakso panas mengenai lidahku, Kayla dan Nadine meledekku dan tertawa kencang.

Setelah aku berhasil menelan bakso neraka tersebut, aku menoyor pelan kepala Kayla dan mengelus kepalanya lembut.

"Aku beli makanan dulu ya" sahutku meninggalkannya yang disambut dengan senyuman manisnya.

Aku memasuki kantin yang selalu berubah menjadi lautan manusia pada jam istirahat, karena aku dan teman-teman ku adalah kakak kelas, jadi setiap aku berkata "permisi", semuanya langsung memberiku jalan, padahal aku mengatakannya biasa-biasa saja tanpa ancaman apapun. Tetapi tentu saja, hal tersebut sangat kusyukuri.

Setelah mendapatkan soto ayam kesukaan ku, aku duduk di depan kantin, berbeda tempat dengan Kayla. Aku memang jarang makan bersamanya pada saat istirahat, karena aku yakin dia ingin berbincang tentang rahasia perempuan dengan Nadine, dan buat apa aku mendengarkan rahasia perempuan kan?

-----------------
Aku melanjutkan pelajaran di kelas, saat Bu Wati sedang menjelaskan di depan kelas, tiba-tiba Bapak Hari datang dan memotong pelajarannya,

Alah paling gajelas nih dia, batinku

Pak Hari adalah tipe guru yang tingkat ketidakjelasannya mencapai level tertinggi, dia mengajar PKn dan super membosankan, dia suka marah-marah sendiri tanpa alasan yang jelas, dan ketawa-ketawa sendiri atas lawakannya yang super duper jayus.

"Permisi Ibu Wati, saya mau panggil Kafka, ada urusan sebentar" ucapnya sambil melirikku

Aku sempat kaget karena berpikir bahwa aku sudah ketahuan tidak mengikuti upacara pagi ini, tetapi aku berusaha bersikap setenang mungkin dan memasang muka bingung tanda tak tahu apa-apa.

"Oh iya pak sebentar ya, Kafkaa itu kamu dipanggil oleh Bapak Hari" ucapnya sambil menyuruhku keluar mengikuti bapak Hari.

Aku langsung bangkit dari dudukku dan mengabaikan ancaman-ancaman dari temanku yang mengatakan bahwa aku dipanggil untuk dihukum.

Aku berpamitan pada ibu Wati dan keluar mengikuti bapak Hari yang berjalan tepat di depanku. Bapak Hari tidak berkata apapun yang membuat ku semakin penasaran

"Pak ada apa ya? Kenapa saya dipanggil?" Tanya ku sopan seraya berjalan di belakangnya.

"Ikut saya saja, nanti kamu akan tahu"
jawabnya, yang sama sekali tidak menghapus rasa penasaran ku.

Bapak Hari berhenti tepat di depan ruang guru. Aku pun ikut berhenti dan melirik ke kanan kiri apakah ada anak murid yang dipanggil selain aku. Dan nyatanya, hanya ada aku disini, semua anak sedang melanjutkan pelajaran di kelasnya.

Bapak Hari mempersilahkan aku masuk dan duduk di salah satu sofa yang terletak di depan ruang guru.

Mampus, ini mah gue mau dihukum, batinku sambil menghela napas menyiapkan diri atas hukuman yang akan ku terima.

Bapak Hari duduk di sebelahku dan menghadap ke arahku. Matanya menatap ku dengan sendu, yang membuatku semakin bingung.

"Pak Hari, sebenarnya ada apa?" Tanyaku sambil menatapnya bingung.

**************
Haii! Thankyou bgt udah mau baca cerita ini! Kalo kalian punya saran tinggal comment yaa! Maaf kalo ada kata-kata yang salah, ini pertama kali soalnya hehe, jangan lupa di vote dan comment ya:)
-Stephanie

About Love and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang