Part 22

1.4K 43 1
                                        

KAYLA POV
Kaki ku melangkah ke gerbang sekolah dengan perasaan yang tidak bisa ku deskripsikan. Aku sudah berdiri di trotoar depan sekolahku menunggu angkot yang lewat. Aku memang bisa berjalan kaki tetapi aku tak mau tiba-tiba terjatuh pingsan di perjalanan saking pusingnya.

Aku melirik ke kanan kiri sambil mencondongkan kepalaku. Angkot yang dari tadi lewat selalu penuh oleh penumpang sedangkan hari semakin sore. Jam berapa aku akan sampai di rumah?

Aku mengambil keputusan untuk berjalan kaki saja ke rumah, tak mungkin aku terus menunggu angkot sepi yang tak kunjung datang sedari tadi.

TINNNNNNNNNNN

Suara klakson motor di dekatku mengagetkanku. Orang gila mana yang membunyikan klaksonnya sekencang itu saat keadaan jalanan lancar-lancar saja?

Refleks aku langsung membalikan badanku berniat untuk menegur manusia itu. Tetapi yang kudapati adalah seorang laki-laki dengan seragam sekolahku yang menggunakan helm sedang duduk di atas motor yang dinyalakan olehnya yang berjarak hanya sekitar 1 m dari tempat aku berdiri.

Kafka? Aku juga tak yakin siapa dirinya, alhasil aku hanya memandanginya dengan bingung dan penuh selidik. Laki-laki itu mungkin sadar aku tidak mengenal dirinya, sehingga ia langsung melepaskan helm di kepalanya.

"Jeje?" ucapku setelah melihat wajah yang tadi ditutupi oleh helm motornya.

"Hai, pulang sama gue yuk" ucapnya yang membuat diriku ternganga.

"Lu kesambet apaan je" ucapku dengan wajah tak yakin.

"Amit2 dah kesambet, tadi kan lu pingsan gara-gara gue, sekarang gue mau tanggung jawab bikin lu pulang sore banget gini, jadi gue mau anter lu balik" ucapnya panjang.

"Ohhh gak usah gapapa gue bisa sendiri kok, makasih ya" ucapku sambil melanjutkan langkahku pulang.

TINNNNNNNNNNNN

"EH BISA GA SI GAUSAH KLAKSON, BIKIN JANTUNGAN TAU GA SI JE" ucapku kesal sambil menghadap Jeje yang baru saja membunyikan klaksonnya sekali lagi.

"Lagian lu nolak ajakan gue, ini udah sore banget Kayla, kalo lu diapa2in sama orang gimana? Lu juga abis pingsan kan nanti kalo lu pingsan ditengah jalan trus diculik gimana?" ucapnya lebih panjang.

"EWWWWW, lah bisa aja lu ajak gue pulang buat apa2in gue" ucapku setengah bercanda.

Jeje memang bisa disebut playboy di sekolahku. Tetapi dia tidak brengsek-brengsek amat setahuku. Dia selalu menerima tembakan dari perempuan yang menembakknya tetapi aku tahu ia anak laki-laki yang baik dan tidak akan pernah berniat jahat pada perempuan manapun. Aku sudah mengenalnya sejak kelas 10 dulu dan bersahabat dengannya, hampir perempuan satu angkatan pernah suka pada dirinya, tapi tidak termasuk diriku. Aku bohong jika mengatakan bahwa ia tidak ganteng karena ia memang GANTENG ABIS. Tapi menurutku, Kafka menang dibandingkan dirinya.

"Ya Tuhan, Kayla, bersihin tuh pikiran lu, lu kan tau gue orangnya gimana. Udah lah yuk balik sama gue, plissss, sekali aja biar gue ga merasa bersalah" ucapnya sambil memohon.

Aku hanya diam memandanginya sambil berpikir.

"Lu takut Kafka marah ya?" ucap Jeje pelan.

Aku hanya memutar bola mataku.

"Yaudah gue balik sama lu" ucapku yang dibalas senyuman oleh Jeje.

---------------------------
"Makasih ya je" ucapku setelah turun dari motornya dan memberikan helm pinjamannya tadi.

"Lu dimarahin bonyok lu ga balik jam segini?" tanya Jeje sambil melirik ke dalam rumahku.

"Dimarahin sih pasti, tapi tinggal gue jelasin juga pasti mereka ngerti." ucapku dengan wajah sedikit khawatir.

Jeje mengangguk mengerti dan tak kusangka ia ikutan turun dari motornya dan melepaskan helm dari kepalanya.

"Lah lah lah lu ngapain ikutan turun?" ucapku dengan wajah super bingung.

"Ya mau ketemu bonyok lu lah, mau jelasin kenapa anak perempuannya pulang malem" ucap Jeje yang cukup membuatku kaget.

"Eh gausah, gue bisa jelasin sendiri kok, bonyok gue juga pasti ngerti" ucapku dengan wajah setenang mungkin.

Sebelum Jeje berkata lagi, ibuku tiba-tiba membuka pintu rumah, mungkin ibuku mendengar suaraku dari luar rumah sehingga ia ingin mencari tahu.

"KAYLA KAMU KEMANA AJA? KOK GA BILANG-BILANG PULANG MALEM?" ucap Ibuku bernada sedikit marah dan sangat khawatir sambil berjalan ke arahku dan Jeje.

"Eh ini siapa, Kay?" ucap Ibuku setelah menyadari keberadaan Jeje di belakangku.

Saat aku ingin membuka mulut untuk menjelaskan, suara Jeje menghentikan niatku.

"Halo Tante, kenalin nama saya Jeje, temennya Kay" ucap Jeje sambil mengulurkan tangannya pada ibuku.

Ibuku membalas uluran tangannya dan mengangguk mengerti sambil tersenyum.

Setelah itu, Jeje menjelaskan kepada ibuku tentang aku pingsan karena bola yang dilemparkan olehnya dan aku harus beristirahat di UKS, secara detail sehingga ibuku tidak jadi memarahiku.

Satu hal yang baru ku ketahui saat Jeje menceritakan kejadian tadi kepada Ibuku adalah Jeje yang menggendongku ke UKS. Jujur, fakta itu cukup membuat ku kecewa tetapi ya sudahlah.

"Saya pamit pulang dulu ya bu" ucap Jeje sopan ke arah Ibuku.

"Jeje gamau masuk dulu? Minum teh gitu?" ucap Ibuku.

"Gausah bu, udah malem juga, saya pulang aja, lain kali aja bu" ucap Jeje dengan senyuman.

"Yaudah Nak Jeje hati-hati ya, makasih udah mau anterin Kayla" ucap Ibuku yang dibalas anggukan oleh Jeje.

"Gue balik dulu ya Kay, sorry buat lemparan tadi" ucap Jeje ke arahku. Aku hanya mengangguk dan mengucapkan hati-hati kepadanya. Setelah itu Jeje langsung menaiki motornya dan pergi dari hadapanku.

Aku segera berjalan ke dalam rumahku sebelum menyadari Ibuku sedang menatapku dengan senyuman jahilnya.

"Sebelum ibu tanya, enggak, dia bukan pacar Kay" ucapku sambil menarik Ibuku masuk ke dalam rumah. Ibuku hanya terkekeh melihat tingkahku.

Saat sampai di kamar, aku langsung membersihkan tubuhku dan mengganti bajuku, lalu aku merebahkan diriku di kasur. Pikiranku melayang kemana-mana.

Jeje yang tadi menggendongku, bukan Kafka.

Satu kesimpulan yang ku dapat, Kafka sudah melupakanku.

---------------------------------
Hai! Thankyou udh mau baca ceritaku ini! Makasih buat yang udah votee<3 dan kalo ada saran atau kritik silahkan comment aja yaa:) terimakasihhh
-Stephanie

About Love and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang