Part 30

1.6K 56 10
                                    

KAFKA POV
"Nilai tertinggi UN Biologi adalah.... Kafka Alvero!"

Aku langsung menengok mendengar namaku disebut oleh Kepala Sekolah. Berpasang-pasang mata sedang menatapku sekarang.

"Woi kok nama gue disebut?" tanyaku pada Sam yang duduk di sampingku. Wajahnya menunjukkan kilat kaget yang makin membuatku bingung.

"Kaf.. lu nilai UN bio tertinggi...." ucapnya dengan raut wajah kaget sambil menunjuk ke arah Kepala Sekolah yang sedari tadi menatapku.

Aku hanya cengo memandang Kepala Sekolah di depan panggung. Aku melihat ke sekeliling dan semakin cengo karena berpasang-pasang mata itu tidak berhenti menatapku.

Aku kembali sadar saat tepukan Rean di bahuku dari belakang. Rean dan beberapa kawanku menyuruhku maju sambil tertawa melihat ke-cengo-an ku tadi.

Alhasil, aku segera berdiri dan berjalan menuju panggung. Suara tepukan tangan sudah terdengar sejak tadi yang membuatku semakin degdegan. Tidak pernah aku maju di auditorium seperti ini saat banyak mata menatapku karena keberhasilanku.

Aku menerima piala yang diserahkan oleh Kepala Sekolah dan berfoto bersama. Langkahku menuju bagian belakang panggung terhenti saat suara Kepala Sekolah terdengar.

"Tunggu, masih ada satu lagi yang mendapat nilai tertinggi di mata pelajaran Biologi!"

"Murid kedua yang mendapatkan nilai tertinggi di Ujian Nasional mata pelajaran Biologi adalah Ketua Osis kita, Kayla Andari!"

Deg.

Anjir.

Aku langsung menelan ludah dan berusaha se rileks mungkin. Gatau kenapa kok aku jadi gugup begini melihat Kayla sedang ter kaget-kaget dengan pengumuman tadi.

Dari depan sini aku bisa melihat Anika menatap padaku. Entahlah apa arti pandangannya. Ia duduk di sebelah Om Steve yang menemaniku di acara graduation ini. Ia ngotot ingin ikut acara ini padahal semua murid yang datang hanya dari angkatanku saja.

Jantungku memompa lebih cepat dari biasanya sekarang. Kayla sedang berjalan dari tempat duduknya menghampiriku. Badanku sontak menegang tak bisa berbuat apa-apa. Hanya menelan ludah saat mata Kayla mengarah padaku.

Suara sorakan mengejek terdengar sangat kencang di auditorium. Semua perhatian sedang mengarah ke depan, membuat keringat dingin meluncur dari pelipisku.

Ini kenapa gue gugup banget si, batinku.

Langkah Kayla semakin dekat ke arahku. Wajahnya merah akibat mendengar sorakan-sorakan yang muncul dari para murid. Beberapa kali aku melihat ia menengok ke belakang untuk memberikan tatapan horror nya pada murid yang menyorakinya.

Saat ia berhadapan denganku, aku pun mengajaknya untuk tos. Awalnya aku merasa takut ia tidak membalas tos ku. Tetapi dia cukup baik sehingga membalas tos ku.

Aku sempat mengobrol dengannya saat kami sudah berada di bagian belakang panggung. Tidak mengobrol, aku hanya mengucapkan selamat yang dibalas dengan ucapan secukupnya dari Kayla. Tetapi tak apa, setidaknya dia masih menganggapku temannya. Bukan musuhnya.

------------------------------
ANIKA POV

Aku sangat bahagia mendengar pengumuman yang baru saja diumumkan oleh Kepala Sekolah. Kafka meraih nilai UN Biologi tertinggi di angkatannya. Itu mengagumkan menurutku, apalagi untuk manusia seperti Kafka yang terlihat tidak pernah belajar.

Perasaan bahagiaku surut saat mendengar lanjutan pengumuman yang dilontarkan oleh Kepala Sekolah. Aku hanya bisa menyiapkan diri untuk melihat pemandangan yang memang tak terlalu ku sukai. Aku harus melihat Kafka dan Kayla berdampingan lagi. Memang hanya untuk berfoto bersama, tetapi entahlah aku hanya tidak suka.

Aku menatap raut wajah Kafka sedari tadi. Ia sempat melihatku tetapi hanya memberikan senyuman tipis lalu kembali fokus pada pemandangan di depannya.

Pemandangan Kayla berjalan ke arahnya.

Semua sorakan tidak kunjung berhenti sejak nama Kayla diumumkan menjadi murid yang memperoleh nilai UN Biologi tertinggi selain Kafka. Apalagi dengan melihat raut wajah mereka yang cukup kaget dan gugup seperti itu.

Aku cukup cemburu saat mendengar semua sorakan mengejek dari teman-teman mereka. Aku tahu itu bermaksud sekedar bercanda, tetapi apakah mereka tidak tahu kalau aku ada disini sehingga aku harus mendengar segala sorakan itu?

Aku benar-benar memperhatikan gelagat mereka berdua sedari tadi. Sejauh ini, mereka baru saja saling tos yang membuat sorakan semakin terdengar. Aku hanya bisa menelan ludah dan menenangkan diri.

Mereka cuman tos, An. Lu napa cemburuan banget sih, batinku.

"Tenang saja Anika. Mereka cuman berteman."
ucap Om Steve yang mengalihkan perhatianku.

Sepertinya Om Steve mengerti bahwa aku tidak suka dengan pemandangan di depan karena kelakuanku sedari tadi yang menatap tajam ke depan.

Aku mengangguk singkat pada Om Steve dan kembali memperhatikan kedua manusia itu. Kepala Sekolah masih mengumumkan pengumuman perolehan nilai UN mata pelajaran yang lain.

Kafka dan Kayla berdiri berdampingan di bagian belakang panggung sambil membawa piala masing-masing. Mereka berdua sama-sama tersenyum bahagia. Aku harap mereka bahagia karena perolehan nilai mereka, bukan karena yang lain.

Ini gue posesif banget sih.

Aku melihat mereka berdua berhadapan singkat dan berbicara sepatah dua kata. Aku tak bisa menerka apa yang mereka bicaraka. Tetapi aku berusaha untuk berpikiran positif mereka membicarakan hal yang aman-aman saja.

Alhasil, aku hanya bisa menghela napas panjang dan kembali menikmati acara graduation angkatan Kafka.

*****************
Ok ini part pendek ya maaf.
Haiii maaf lama bgt updatenyaa soalnya lg uas jd fokus belajar dulu deh hehe. Sorry yaaa
Tapi nanti abis uas semoga bisa update cepet deh yaa
Kalau ada kritik dan saran silahkan comment aja:)
Thankyou bgt buat yg udh mau baca, comment, dan vote.
See youuu💗

About Love and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang