KAYLA POV
Aku baru saja tiba di rumah dan langsung bergegas menuju kamarku. Aku mandi dan segera bersiap-siap untuk pergi bersama Kafka. Aku menggunakan pakaian yang sudah ku siapkan dari tadi malam agar hari ini aku tidak perlu mengobrak abrik lemari pakaian ku lagi.Aku duduk di meja riasku dan memandangi wajahku sejenak. Jujur saja, aku cantik apa adanya. Aku memiliki alis yang tidak botak, wajah yang jarang berjerawat, dan bulu mata yang lentik yang membuat beberapa temanku iri karenanya.
Aku hanya menggunakan lip tint untuk menutupi warna bibirku yang pucat. Aku menyisir rambutku dan memutuskan untuk menguncir kuda rambutku.
Aku berbaring di kasur sambil menunggu kedatangan Kafka. Saat jam dinding kamarku menunjukkan pukul 16.00, suara klakson motor terdengar oleh telingaku. Itu pasti motor Kafka.
Aku langsung turun dan berpamitan dengan ibuku yang sedang berada di dapur.
Aku membuka pintu dan mendapati Kafka sedang duduk santai di atas motornya. Saat aku membuka gerbang, ia masuk sebentar untuk meminta izin sekalian berpamitan pada ibuku.
Ibuku menyampaikan beberapa pesan padanya yang dijawab anggukan dari Kafka.
Kafka memasangkanku helm yang sudah dibawanya dari rumah. Aku menaiki motornya dan melingkarkan tanganku pada pinggangnya.
Aku belum tahu akan dibawa kemana, alhasil aku bertanya berkali-kali tetapi selalu dijawab dengan jawaban yang sama oleh Kafka.
"Nanti juga tau kok" jawabnya singkat.
Aku kan penasaran. Aku sempat berpikir Kafka akan melakukan sesuatu yang buruk kepadaku. Aku membuang pikiran itu jauh-jauh. Tidak, tidak mungkin Kafka seperti itu.
Aku menghela napas lega setelah tahu tujuan kami adalah Dufan. Hari ini Dufan tidak terlalu ramai, mungkin karena hari ini adalah hari Jumat.
Saat motor terparkir, aku turun dari motor dan melepaskan helmku.
"Kita ngapain ya kesini?" Tanyaku bingung menatap wajah Kafka yang tenang-tenang saja daritadi.
"Ya mau main lah, apaan lagi" jawabnya meledekku.
Aku memberikan helmku padanya agar dapat disimpan di motornya. Lalu, tangan Kafka menggandeng tanganku menuju Dufan.
Setelah masuk ke dalam, kami menaiki beberapa wahana yang ekstrem. Aku bukanlah cewe penakut, alhasil hampir semua wahana yang memacu adrenalin berani ku naiki. Selain, hysteria tentunya.
Jam menunjukkan pukul 18.30, aku dan Kafka sudah lelah walaupun hanya bermain selama kurang lebih satu jam lebih.
Kafka mengajakku untuk pulang karena sudah malam. Aku menyetujuinya dan berjalan menuju lapangan parkir bersamanya.
Tetapi, Kafka tidak mengantarku pulang. Dia menuju suatu tempat yang berbeda arah dengan rumahku. Aku sempat bertanya padanya dan dia tidak menjawabnya. Aku jadi takut melihat Kafka seperti ini.
Motor Kafka terhenti di sebuah taman kecil yang sepi. Suasana di sini sangat hening, tidak ada orang yang berlalu lalang di sekitar sini. Aku semakin takut dan degdegan. Kafka menyuruhku turun, dan aku menurutinya.
Kami berjalan menuju tengah taman tersebut. Taman ini cantik, ditumbuhi banyak jenis bunga yang tumbuh mekar dengan warna-warna yang indah.
Saat melihat sebuah kursi taman, Kafka menyuruhku duduk di sebelahnya. Aku hanya bisa menatap kursi itu dan melihat ke kanan kiri berusaha mencari seseorang yang mungkin bisa membantu ku jika Kafka melakukan sesuatu padaku.
Kafka yang melihatku hanya menghela napas,
"Aku gaakan ngapa-ngapain kamu Kay, tenang aja" jawabnya sambil terkekeh melihat ketakutanku.
Aku yang salah tingkah mendengar jawabannya langsung duduk di sebelahnya.
Kafka hanya menatapku selama 1 menit. Ada apaan si memangnya di wajahku? Kenapa dia melihatku tanpa mengatakan apa-apa?
"Kamu ajak aku kesini cuman buat mandangin muka aku begitu?" Tanyaku sambil membalas menatap matanya.
Dia tersadar dan akhirnya tertawa sendiri. Pacarku ini memang rada-rada ya.
Tawa Kafka berhenti dan diubah dengan wajah seriusnya.
"Aku mau kasih tau kamu sesuatu" ucapnya tanpa memandangku.
"Apaan?" tanyaku bingung.
Kafka menghela napas dan langsung menggenggam kedua tanganku. Selama beberapa detik, ia hanya menatapi wajahku lagi. Dan sesaat, ia mengucapkan kata yang membuat hatiku terluka mendengarnya.
"Aku ditunangkan"
Hanya dua kata itu yang terlontar dari mulutnya. Dua kata yang bisa merobek hatiku. Dua kata yang membuatku akan berpisah dengannya. Dua kata yang mampu menghilangkan semua memori indah bersamanya.
"Maksud kamu?" tanyaku memastikan.
"Aku gangerti"Kafka menghela napas dan memandangku tepat di mataku.
"Aku ditunangkan Kay." ulangnya lagi.
Mataku langsung terbelalak. Ingin rasanya aku kabur dari situasi ini. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku harus mendengar penjelasannya.
"Jelaskan padaku dengan detail" ucapku sambil menahan napas.
Kafka bercerita dengan detail, kadang matanya tidak berani menatapku. Aku berusaha menyimak cerita itu dengan baik yang membuat hatiku langsung terbelah menjadi dua.
Kafka selesai bercerita dan mengeratkan genggamannya pada tanganku. Tanpa kusadari, air mata ku sudah jatuh ke pipiku. Aku menangis. Tangisan karena seorang laki-laki yang selalu bisa membuatku jatuh hati.
Aku berpikir keras sebelum mengatakan sesuatu yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya.
"Tidak ada jalan lain. Kita putus" ucapku seraya menghapus air mataku.
Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Ini jalan satu-satunya. Cepat atau lambat, aku pasti akan putus dengan Kafka bila dia ditunangkan . Tidak mungkin kan dia ditunangkan dan masih berpacaran denganku?
Aku berusaha melepaskan genggaman tangannya dari tanganku. Tapi aku tak bisa, aku lemah, aku tak cukup kuat sekarang. Aku sangat tak berdaya, yang bisa ku lakukan sekarang hanyalah menangis di hadapan Kafka.
Tak bisa kutahan lagi, aku menangis tersedu di depan Kafka. Kafka langsung menarikku ke dalam pelukannya. Aku mendorong dadanya untuk menjauhi ku, tetapi dia malah semakin mengeratkan pelukannya.
Kafka menegelamkan kepalanya di pundakku. Pundakku terasa basah. Kafka sedang menangis. Aku pun memeluk dirinya erat dan menangis di dalam pelukannya.
Sekarang, malam ini, di taman ini, aku dan Kafka menangis bersama karena alasan yang sama.
Kami berpisah.
****************
Haaaii! Thankyou banget udah mau baca karyaku iniii<3 kalau ada saran atau kritik silahkan comment yaa. Jangan jadi silent reader.. Dan jangan lupa di vote dan comment! Terimakasih:)
-Stephanie
KAMU SEDANG MEMBACA
About Love and You
JugendliteraturKayla, seorang gadis yang ceria dan manis menjalin hubungan dengan seorang Kafka, laki-laki yang selalu menjadi bahan omongan para cewe-cewe di sekolah. Tetapi suatu hari, semuanya berubah 180 derajat. It is all about love and you. *Gabisa buat sino...