Part 13

1.6K 50 0
                                    

KAFKA POV
Aku tidak bangun telat pagi ini. Sebelum aku mengendarai motorku ke sekolah, aku menuju ke rumah Kayla.

Saat aku sampai di depan rumahnya, keberadaanku tertangkap oleh ibu Kayla yang sedang menyiram tanaman. Aku menyapa ibunya dengan ramah.

"Kayla udah jalan kaki Kaf" ucap ibunya sambil melihatku dari balik pagar.

Aku hanya diam sejenak dan berpikir. Untuk apa aku kemari?

Aku sudah tidak punya hak untuk menjemput Kayla lagi sekarang.

Aku menganggukkan kepalaku pada ibu Kayla tanda mengerti. Yang dibalas senyuman olehnya.

"Makasih ya Kaf udah mau jagain dan nemenin Kayla selama ini" ucap ibunya yang membuatku kaget. Aku berpikir dahulu sebelum menjawab.

"Sama sama tante, saya berangkat dulu ya tan. Permisi tan" ucapku sopan lalu menyalakan mesin motorku.

Sebelum aku tancap gas, aku membuka helm dan kembali memandang ibu Kayla.

"Jangan kasih tau Kayla saya dateng ya tan" ucapku, yang dibalas anggukan mengerti dari ibu Kay.

Aku segera menggunakan helmku dan berangkat sekolah. Selama perjalananku menuju sekolah, aku memperhatikan trotoar yang biasa dilewati Kayla saat berangkat ke sekolah. Tetapi, aku tidak melihat Kayla.

Aku segera mengembalikan perhatian ku pada jalanan di depan.

----------------
Aku melangkah di koridor lantai 3 menuju kelasku. Saat melewati kelas XII IPA 2, aku melirik ke dalam. Mataku menangkap punggung seorang perempuan yang sangat ku rindu.

Perempuan tersebut sedang dipeluk oleh sahabatnya. Mata Nadine menangkap mataku yang sedang memperhatikan Kayla. Nadine menatapku dengan tajam yang membuatku tersadar.

Kayla sudah memberitahu Nadine.

Mataku masih menatap punggung Kayla. Berharap ia akan membalik badannya dan menatap mataku. Aku ingin ia mengetahui bahwa aku tidak akan pernah rela melepasnya.

Aku masih menatapnya sampai Nadine berkata sesuatu pada Kayla. Aku yakin Nadine memberitahukan keberadaanku sekarang. Tetapi, entah kenapa, Kayla tidak membalikan badannya. Dan itu sangat mengecewakanku.

Aku hanya menghela napas dan langsung menuju kelasku yang tepat berada di sebelahnya.

---------------
KAYLA POV
Aku menahan diriku untuk tidak membalik badanku. Ucapan Nadine membuat sekujur diriku kaku.

"Udah pergi noh anaknya" ucap Nadine melihat tubuhku yang tidak bergerak.

Aku menghela napas lalu menepuk-nepuk dadaku. Nadine yang melihatnya hanya terkekeh. Aku bersyukur dia tidak bertanya macam-macam tentang peristiwa tadi malam.

Bel mulai pelajaran terdengar di sepanjang koridor. Nadine langsung kembali ke tempat duduk asalnya di depan. Guru yang mengajar pelajaran pertama sudah berada di dalam kelas. Sebelum dimulainya pelajaran, seperti biasa kami akan doa pagi bersama.

Ya Tuhan, bantu aku melupakan dia, batinku dalam doa.

-----------------
KAFKA POV
Aku sedang bercerita tentang peristiwa putusnya aku dan Kayla kepada teman-temanku. Dan secara tidak langsung, aku memberitahu mereka kalau aku akan ditunangkan dengan salah satu adik kelas kami. Aku sudah tidak sanggup menyimpan rahasia itu dari mereka.

"Ayah lu emang gatau kalo lu udah punya Kayla?" tanya salah satu temanku memecah keheningan.

"Tau lah, dia bahkan pernah ngobrol sama Kay, dan ayah gue gapernah ngelarang hubungan gue sama Kayla. Malahan, ayah gue selalu suruh gue buat selalu jagain Kay" jawabku sambil menghela napas.

Ayahku mengetahui hubunganku dengan Kayla. Tetapi, mengapa dia menuliskan bahwa aku harus bertunangan dengan anak temannya? Jika teman ayah ingin membantuku, bukan berarti dengan cara aku bertunangan dengan putrinya kan?

Penjelasanku dibalas tatapan bingung dari teman-temanku. Aku tahu, dengan aku bercerita seperti ini, mereka tidak akan bisa menolongku. Tetapi setidaknya, ini bisa membuat perasaanku lebih baik dengan tidak menyimpan rahasia ini sendiri terus menerus.

Suara bel menyadarkan kami, kami segera kembali ke tempat masing-masing untuk berdoa bersama sebelum memulai pelajaran pertama.

Ya Tuhan, bantu aku melupakan dia, batinku dalam doa.

-----------------
Bel istirahat berbunyi, aku dan teman-temanku langsung keluar kelas menuju kantin. Saat aku melewati kelas Kayla, aku bisa melihat dia dan Nadine baru ingin keluar dari kelas.

Alhasil, saat aku melewati pintu kelas Kayla, dia sedang keluar dari pintu itu. Aku menatapnya, dan dia balas menatapku. Dia menyapaku dengan ramah yang kubalas dengan senyuman di bibirku.

"Beruntung lu punya mantan kayak Kay. Mau putus sesadis apapun juga pasti masih dianggep temen" ucap Sam setelah Kayla dan Nadine melewati kami.

Aku mengangguk sambil tersenyum pahit. Aku senang dia masih menyapaku walaupun aku telah membuatnya sakit hati tadi malam. Tetapi, bukan ini yang kuinginkan. Aku ingin dia menyapaku seperti dulu saat kami masih berpacaran.

Intinya, aku ingin menjadi pacarnya, bukan sekedar temannya.

----------------
AUTHOR POV

Dua orang laki-laki sedang berbincang di sebuah cafe yang cukup sepi.

"Siapa nama gadis yang akan ditunangkan dengan Kafka? " tanya Pak Steve.

"Anika Talitha, gadis yang umurnya satu tahun di bawah Kafka dan bersekolah yang sama dengan Kafka" jawab Pak Tora sambil mengecek sebuah berkas.

"Kapan kita akan membahas pertunangan itu bersama mereka?" tanya Om Steve.

"Secepatnya." jawab Pak Tora singkat.

****************
Haaaiii! Thankyou banget udh mau baca karyaku iniii<3 kalau kalian ada saran/kritik silahkan comment yaa:) Jangan lupa di vote dan comment! Terimakasihhh<3
-Stephanie

About Love and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang