Ungkapan Cinta

3.3K 127 30
                                    

Setelah dua jam Batz mengendarai mobilnya, ia memberhentikannya di pasar malam. Ia membeli minuman dan duduk memperhatikan orang-orang yang sedang bermain.

"Kenapa ga main?" ucap Nae
"Kenapa kamu bisa berada dimana aku sedang sendiri?" ucap Batz
"Kebetulan" ucap Nae
"Aku ga percaya kebetulan. Everything happens for a reason" ucap Batz
Nae diam dan meneguk minumannya.
"Mau aku temani bermain?" ucap Nae
Batz terdiam.

Nae menggenggam tanga Batz dan mengajaknya menaiki wahana. Nae tertawa menikmati tiap wahana yang mereka naiki. Batz tersenyum. Batz menggenggam erat tangan Nae. Nae membiarkannya. Setelah agak lelah, mereka duduk di dekat wahana bianglala. Perlahan, Batz menaruh kepalanya di bahu Nae, tangannya masih menggenggam erat tangan Nae.
Nae diam membiarkan. Nae membalas genggaman Batz dan mengusap tangan Batz dengan ibu jarinya. Batz tersenyum.

Cukup lama mereka dalam posisi itu. Mereka menikmati keheningan malam dalam diam.
"Naik bianglala yuk" ucap Batz
"Boleh" ucap Nae
Batz menarik tangan Nae dan mereka antri.

Saat di bianglala, Batz duduk disamping Nae. Ia kembali menaruh kepalanya di bahu Nae. Nae tersenyum. Bianglala mulai berputar.
Batz menegakkan duduknya. Nae melihat ke arah Batz begitu juga dengan Batz. Batz menatap dalam mata Nae. Nae dapat jelas melihat kesedihan di mata Batz.

Batz memberanikan diri memajukan wajahnya. Nae yang melihat wajah Batz semakin mendekat mulai menutup matanya. Melihat Nae menutup mata, Batz menempelkan bibirnya ke bibir Nae. Setelah satu menit hanya saling menempelkan bibir, Batz mulai menghisap bibir bawah Nae. Batz menghisap dengan lembut dan perlahan. Lalu beralih ke bibir atas Nae. Nae yang terbawa suasana mulai membalas ciuman Batz.

Tak terasa, air mata Batz jatuh. Nae yang merasakan pipi Batz basah membuka matanya. Nae sesak namun tetap melanjutkan ciuman mereka. Bahkan sekarang Nae mulai melingkarkan tangannya di leher Batz sedangkan Batz memeluk pinggang Nae untuk lebih mendekatkan badan Nae dengannya. Kepala mereka bergerak ke kanan dan kiri. Mereka sangat menikmati ciuman mereka.

"Maaf, mb. Sudah selesai" ucap Petugas.
BatzNae melepaskan ciuman mereka.
"Dua pintu lagi, pintu kalian akan dibuka" ucap Petugas yang sudah senyum-senyum daritadi.
"Eh..iya, Pak. Makasih" ucap Nae
Petugas tersebut mengangguk
Batz menunduk dan menggaruk tengkuknya.
Nae tahu Batz malu. Ia genggam tangan Batz.
"Mobilmu dimana?" ucap Nae
Batz menunjuk mobil merahnya.
Nae mengangguk.

Sesampainya di mobil.
Batz daritadi hanya diam meski Nae tadi sudah mencairkan suasana dengan tetap menggenggam Batz.
Nae memiringkan tubuhnya menghadap Batz. Ia memegang wajah Batz dan dihadapkan padanya.
"Ada apa?" ucap Nae
Batz menggeleng.
"Maafkan aku" ucap Batz
"Untuk?" ucap Nae
"Ciuman tadi" ucap Batz
"Menggemaskan" batin Nae
"Apa aku membahasnya?" ucap Nae
Batz menggeleng
Nae mengusap bibir Batz.
"Lipstikku menempel.. Kamu tidak perlu minta maaf. Toh aku juga menikmatinya" ucap Nae masih mengusap bibir Batz
Batz melihat ke arah Nae. Ia melihat Nae masih memperhatikan bibirnya.

Batz memegang tangan Nae di bibirnya lalu mencium bibir Nae kembali. Nae hanya bisa pasrah dan membalas ciuman Batz.
Batz menidurkan kursi Nae. Kini ia lebih leluasa menciumi Nae.
Tangan kanan Nae menekan tengkuk Batz dan tangan kirinya memeluk pinggang Batz. Tangan Batz ia jadikan tumpuan agar tidak menindih tubuh Nae.

Kecupan dan desahan terdengar jelas di dalam mobil. Batz yang mulai terbawa nafsu, tangannya mulai bergerilya di dada Nae. Nae juga mulai mengelus punggung Batz di balik kausnya. Batz menyingkap kaus Nae ke atas. Batz meremas kedua dada Nae bergantian.
"Emh... Batz.. Emh.." ucap Nae disela ciuman mereka.
Ciuman Batz beralih ke leher Nae. Tubuh Nae tak bisa diam. Ia terus menjambak rambut Batz.
Lalu ciuman Batz beralih ke dada Nae. Nae makin menekan kepala Batz.
"Batz.. Emh.. Batz" ucap Nae meracau.
Batz memberikan banyak tanda disana.

Tubuh Nae bermandikan keringat. Baju dan bra Nae sudah berada di kursi belakang. Nae membuka celana Batz. Batz menghentikan ciumannya dan menatap Nae. Nae mengangguk.
Batz membuka celananya dan juga celana Nae.
Mereka melanjutkan aksinya. Nae tak henti meracau karena aksi Batz.
Malam itu menjadi saksi ungkapan cinta mereka. Di dalam mobil. Bergoyang.

Don't be too judgemental!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang