Penasaran

2.6K 128 15
                                    

"Baiklah, sampai sini dulu perjumpaan kita. Ingat kelompok masing-masing. Besok kita duduk mulai berkelompok di awal ya" ucap Nae
"Sip, miss" ucap kelas
"Saya akhiri. Sampai jumpa besok" ucap Nae

Nae merapihkan bukunya begitu juga para mahasiswa. Lalu mahasiswa meninggalkan kelas.
"Good job, miss" ucap Nan
Nae mengacungkan ibu jarinya.
"Batz.." panggil Nae saat Batz akan keluar kelas.
Batz berhenti dan menghampiri Nae. Batz menatap mata Nae.
"Emh.. Itu.. Kamu.. Punya.. Buku?" ucap Nae salting mendapat tatapan Batz.
Batz menggeleng.
"Gak punya. Miss punya hp?" tanya Batz
Nae mengangguk.
"Bisa pinjam?" ucap Batz.
Nae mencari hp nya dan memberikannya ke Batz.
Batz mengetik sesuatu di hp Nae. Nae hanya diam.
"Saya ga punya buku tapi kalau nomor whatsapp ada" ucap Batz mengembalikan hp Nae lalu berlalu meninggalkan Nae yang masih bengong.

*ting*
-jangan melamun. Nanti kesambet- B
Keluar dari kelas, Batz mengirim pesan via wa kepada Nae.
Nae masih diam tidak percaya. Ia hanya membaca wa Batz.

Batz ke kantin.
"Lama amat. Abis ngapain?" ucap Aom
"Nyari hantu" ucap Batz asal
Semua menggeleng.
"Kenapa muka lo ditekuk?" ucap Darin
"Gini ya rasanya chat cuma di read doang" ucap Batz
Mereka semua langsung melihat ke arah Batz.
"Siapa??" ucap mereka kompak.
"Chat gw cuma di read miss Nae" ucap Batz
"Miss Nae? Chat?? Lo punya line nya miss Nae?" tanya Hong
"Bukan. WA" ucap Batz
"W-A??" tanya mereka kompak.
Batz mengangguk.
"Itu kan harus punya nomor orangnya. Sejak kapan lo punya nomor miss Nae?" tanya Darin
"Barusan" ucap Batz
Semua menatap Batz tidak percaya.
"Lo naksir?" selidik Aom
"Belum. Cuma gw penasaran aja" ucap Batz
"Seorang Batz penasaran sama orang??" ucap Hong
Batz mengangguk.
"Perlu bantuan?" tanya Darin
"Ga usah. Biar gw usaha sendiri" ucap Batz
Semua mengangguk.

"Kami duluan" ucap Darin.
Batz mengangguk. Batz ingin mengembalikan kotak makan yang tadi pagi diberikan seorang wanita.
"Ini. Sudah ku makan. Dan sudah ku cuci. Terima kasih" ucap Batz
"Waaahhh.. Terima kasih" ucap wanita itu
Batz mengangguk.

Nae sedang duduk di taman.
"Sendirian aja" ucap Batz yang sudah di samping Nae
"Eh.. Batz.. Iya. Lagi nenangin diri aja" ucap Nae
"Mau?" ucap Batz memberikan jelly yang daritadi ia bawa
"Kamu buat?" ucap Nae
Batz menggeleng
"Dari fans" ucap Batz
Nae tersenyum.
"Itu banyak fans, kenapa ga dijadiin?" ucap Nae
"Gatau. Ga ada yang berhatan pas pdkt" ucap Batz
"Hmm.. Soal dikelas tadi. Terima kasih. Kalau kamu tidak memulai, mungkin saya akan terus berbicara sendiri" ucap Nae
"Saya bosen di kelas gitu-gitu aja. Mereka berisik. Makanya saya tadi ngomong" ucap Batz
"Hahahaha kamu asik juga diajak ngobrol" ucap Nae
"Apalagi dijadiin pacar, pasti lebih asik" ucap Batz menatap mata Nae.
Nae yang melihat ke arah Batz langsung salting dan memalingkan wajahnya.
"Jelly nya enak" ucap Nae
Batz mengangguk.
"Soal ajakan saya tadi, gimana? Kamu bisa bantu saya mengajar?" ucap Nae.
Batz mengangguk.
Lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Nae.
"Jangankan mengajar, membuka hati saya juga bisa saya bantu" ucap Batz
Nae terdiam.
"Jangan sering diam bengong gitu" ucap Batz yang sudah duduk di posisi awal.
"Eh... Iya.." ucap Nae kembali salting.
Cukup lama mereka diam.
"Kenapa wa saya ga dibalas?" ucap Batz
"Itu.. Saya tadi bingung, trus buru-buru mau ke toilet, lupa mau balesnya. Hehehe" ucap Nae memainkan jarinya.
Batz mengangguk.
"Menurut miss, saya gimana?" ucap Batz
"Hah?" ucap Nae
Batz hanya diam.
"Oh.. Dari awal saya tau kamu anak yang baik. Semakin kesini, saya yakin kamu orangnya asik. Cuma kamu belum berani membuka dirimu" ucap Nae
"Iya. Benar. Kalau mau tau lebih tentang saya, saya bisa membuka diri saya, bahkan hati saya untuk kamu" ucap Batz menatap dalam mata Nae
Nae hanya diam.
"Aku harus pulang. Terima kasih atas jelly nya" ucap Nae
Batz diam menatap punggung Nae yang semakin menjauh.
"Saat aku ingin membukanya, ia berlari" gumam Batz menghela napas.

Don't be too judgemental!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang