Kelamaan

2.6K 104 4
                                    

"Kelamaan" ucap Nae yang langsung melumat bibir Batz
Batz tersenyum di sela ciuman mereka.
Nae sangat agresif malam ini. Ia bahkan tidak membiarkan Batz mengambil napas.
Batz mendorong tubuh Nae pelan.
"Pelan-pelan sayang. Aku ga napas" ucap Batz mengatur napasnya
"Ga tahan" bisik Nae
Batz tersenyum

Ditariknya tubuh Nae agar tidur diatas tubuhnya. Batz menghisap bibir Nae. Nae membalas dengan menghisapnya sangat lama di tiap sudut. Batz melepas ciumannya.
"Sayaaaang.. Bibirku bisa bengkak" ucap Batz
"Kamu protes mulu" ucap Nae kesal
"Pelan-pelan ya" ucap Batz
"Kelamaan, b. Aku ga tahan" ucap Nae
"Astagaaa...mmmppphh" ucap Batz tertahan karna Nae sudah melumat bibirnya lagi.

Batz mengikuti permainan Nae. Nae semakin hilang kendali. Ia menggigiti bibir Batz.
"Awww..." Ucap Batz
Nae diam
"Sayaaaang.. Sakiiit. Pelan-pelan gigitnya" ucap Batz
Nae menghela napas.
"Maafkan aku. Perih ya?" Ucap Nae mengusap bibir Batz
Batz mengangguk. Nae menunjukkan ekspresi penyesalannya.

Batz langsung melumat bibir Nae. Ia membalikan tubuh Nae. Diciumnya bibir Nae secara lembut tiap incinya.
Dengan perlahan, Batz membuka kaki Nae dengan kakinya. Batz memposisikan tubuhnya dengan tubuh Nae dan mulai melakukan aksinya.
"Emhhh... B..." Ucap Nae menikmati gesekan Batz di tubuhnya.
Kaki Nae melingkar di pinggang Batz.
Ciuman Batz beralih ke dada Nae.
"Ya.. B.. Like a baby..ya.. B..." Ceracau Nae tidak jelas.
Batz meningkatkan kecepatannya
"B...ah..ya.. B... Emh..b.." Desahan Nae makin tidak terkendali. Ia terus meracau di tiap hentakan Batz.

Sesekali, Batz mengalihkan ciumannya ke leher dan bibir Nae. Namun ia lebih menikmati perannya sebagai 'baby'.
"Oh..ah..come on.. B.. Ya" ucap Nae tak beraturan.
"B...." Desah Nae memeluk erat tubuh Batz dan menekan pinggang Batz dengan kakinya.
"Ahhhh...." Ucap Nae kemudian melonggarkan pelukannya.

Sementara itu Batz mencium bibir Nae. Nae membalas ciuman Batz. Batz melepaskan ciuman mereka. Ia menyeka keringat di dahi Nae dan merapikan rambut Nae.
"Selalu 2-1" ucap Nae
"Maafkan aku. Kamu lelah ya?" Ucap Batz
"Tidak sayang. Tapi beri jeda ya" ucap Nae
Batz mengangguk. Batz kembali melumat dada Nae.
"Bayi manis" ucap Nae mengelus rambut Batz
Batz bagaikan bayi yang menemukan mainannya. Sangat fokus.

Nae yang sudah 'kembali', mengangkat wajah Batz dan mencium bibirnya.
Batz yang mengerti langsung mengangkat tubuh Nae. Batz memposisikan tubuh Nae dalam posisi duduk. Nae memajukan tubuhnya lalu menekan kepala Batz ke dadanya.

Perlahan tapi pasti, tubuh Nae bergerak ke depan dan belakang. Ia semakin menekan kepala Batz ke dadanya. Tangannya memeluk kepala Batz. Nae semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Batz. Batz memegang pinggang Nae dan membantu Nae melakukan aksinya.

"B.. Ya.. B.. Itu.. B.. Ya.. Emh.." Desah Nae kembali tidak terkendali
"B..ya...disana.. B..emh.. B..ah.." Ceracau Nae saat Batz mengikuti gerakan Nae.
"B.. Aku..ah..ya.. B..." Ucap Nae dengan napas makin memburu.
Batz memegang pinggang Nae. Ia membantu Nae mempercepat pergerakannya. Namun ia masih sibuk dengan dada Nae. Sedangkan Nae semakin menekan kepala Batz sambil mencengkram badan Batz kuat.
"Ahhhh...." Ucap Nae bersamaan dengan Batz.
Pelukan Nae melonggar. Ia mengusap rambut Batz. Batz mendongak lalu mencium bibir Nae.

Nae membalas ciuman Batz. Ia menidurkan tubuh Batz lalu ia tidur diatasnya. Nae melepaskan ciuman mereka.
"Terima kasih sayang. Kamu yang terbaik" ucap Nae
"Apapun untukmu, cake" ucap Batz mencium kilat bibir Nae.
Nae meposisilan tidur di tubuh Batz lalu menutupi tubuh mereka dengan selimut.

Don't be too judgemental!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang