Sesak

2.8K 126 33
                                    

Saat di tengah jalan.
Batz menarik Nae dalam pelukannya. Ia memeluk erat tubuh kekasihnya. Nae juga tidak kalah erat membalas pelukan Batz.

Nae menangis di pelukan Batz. Ini pertama kalinya setelah 19 tahun ia tidak menangis. Ia menumpahkan segala sesak di hatinya. Ia merasa tubuh Batz begitu nyaman. Ia membuat baju Batz benar-benar basah. Batz terus mengusap punggung Nae dan menciumi pucuk kepala Nae. Tangis Nae semakin menjadi ketika mendapatkan perlakuan manis Batz. Batz ikut menangis. Ia seakan merasakan sedihnya Nae.

Sudah setengah jam Nae menangis tanpa jeda. Saat ini, hanya isaknya saja yang terdengar. Ia masih memeluk erat tubuh Batz.

"Cake..." ucap Batz
Nae tersentak mendengar suara Batz yang serak. Ia tahu Batz juga ikut menangis. Nae kembali menangis. Namun kali ini dalam diam. Ini menggigit bibir bawahnya. Ia sakit mendengar Batz ikut menangis. Ia tidak pernah mendapatkan perlakuan seistimewa ini.

Batz ingin melepaskan pelukan mereka namun Nae makin mengeratkannya.
"Cake, lihat aku" ucap Batz
Nae menggeleng.
"Kenapa?" ucap Batz
Nae hanya menggeleng.
"Cake..." ucap Batz
Nae mendongak dan langsung menghisap bibir bawah Batz.
Ia hisap dengan penuh cinta.
Air matanya kembali mengalir di sela ciuman mereka.

Batz yang ingin melepaskan ciuman mereka, kalah cepat dengan tangan Nae yang sudah menekan tengkuk Batz.

Setelah puas bermain di bibir Batz. Nae melepaskan ciuman mereka.
"Kenapa lagu itu?" ucap Nae
Batz menggeleng
"Itu tadi Teddy?" ucap Batz
Nae mengangguk
"Harus bercumbu?" ucap Batz
"Cumbu?? Kapan aku bercumbu?" ucap Nae
"Tadi. Di cafe" ucap Batz
"Seumur hidupku, hanya kamu yang pernah mencumbuku" ucap Nae
"Tadi. Saat dia memelukmu" ucap Batz masih cemburu
"Dia berbisik. Mungkin kamu salah liat jadi seperti dia mencumbuku" ucap Nae
Batz mengangguk.

"Jangan semesra itu. Aku cemburu. Aku mencintaimu. Aku sangat takut kehilanganmu" ucap Batz
"Jangan menyanyikan lagu itu lagi. Aku juga sangat mencintaimu. Aku lebih takut kehilanganmu" ucap Nae

Batz menghisap bibir Nae. Nae membalas ciuman Batz. Nae menggiring Batz ke gang sepi. Mereka terus berciuman. Tangan Nae melingkar di leher Batz. Saat ini, ciuman Batz sudah beralih ke leher Nae. Batz mengangkat satu kaki Nae. Nae menurunkan celana Batz.
"Lakukanlah, sayang" ucap Nae.
Batz mengangguk.
"Emh...b..ya..ah..b.." ucap Nae terus meracau. Sementara Batz terus melakukan aksinya.
"Cake.. Aku..." ucap Batz
"Ya.. B..." ucap Nae mendesah
"Ahhhh...." ucap mereka bersamaan.

BatzNae menaiki pakaian bawah mereka. Mereka merapihkan baju.
Lalu Batz mencium kilat bibir Nae
"Maafkan aku. Aku hanya takut kehilanganmu" ucap Batz
"Aku mengerti. Aku juvmga takut kehilanganmu makanya aku menarikmu. Percayalah padaku. Ku mohon. Aku mencintaimu" ucap Nae
Batz mengangguk.
"Aku sangat mencintaimu" ucap Batz mencium kilat bibir Nae.

Mereka kembali ke cafe. Para sahabat sudah dikabarkan oleh Aom. Mereka sudah pulang, kecuali Aom.
"Hay, Aom. Sendirian?" ucap Nae
"Yang laen udah pulang. Yok kita juga pulang. Udah mau tutup" ucap Aom.
Semua mengangguk.

Don't be too judgemental!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang